Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Rata-rata burung di dunia ini adalah pemakan biji-bijian dan serangga, meskipun ada yang memakan daging seperti elang atau burung bangkai. Namun, berbeda dengan bee-eater. Lebah dan tawon merupakan makanan utama burung dari famili Meropidae ini.
Famili Meropidae terbagi atas tiga genus, yaitu Nyctyornis, Meropogon, dan Merops. Kali ini, kita akan memperdalam wawasan mengenai burung-burung dari genus Merops yang hidup di Kongo —baik Republik Demokratik Kongo yang beribukota di Kinshasa maupun Republik Kongo yang beribukota di Brazzaville. Geser layarmu ke bawah, yuk!
1. Merops breweri
ilustrasi Merops breweri (commons.wikimedia.org/muir) Mari kita mulai dari Merops breweri alias black-headed bee-eater, yang hidup di hutan Republik Demokratik Kongo dan Republik Kongo. Selain itu, juga ditemukan di Angola, Ghana, Sudan Selatan, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Gabon, dan Ivory Coast (Pantai Gading). Sebagian besar bulunya berwarna hijau, kecuali kepalanya yang hitam serta dada dan perutnya yang berwarna oranye.
Merops breweri dewasa panjangnya 25–28 cm. Makanan utamanya ialah lebah madu dan lebah tukang kayu (serangga dari genus Xylocopa), apabila tidak ada, mereka akan mengonsumsi kumbang, kupu-kupu, jangkrik, capung, atau ngengat. Belakangan ini populasinya menurun, tetapi masih dikategorikan sebagai spesies berisiko rendah (least concern).
Baca Juga: 5 Spesies Burung Camar dari Genus Ichthyaetus dan Negara Asalnya
2. Merops muelleri
ilustrasi Merops muelleri (commons.wikimedia.org/francesco veronesi) Selanjutnya ialah Merops muelleri, yang juga dikenal sebagai blue-headed bee-eater. Hampir seluruh bulunya berwarna biru tua, kecuali punggung dan sayapnya yang berwarna cokelat dengan dagu oranye. Ukurannya lebih kecil dari spesies sebelumnya, yaitu hanya 19 cm.
Mereka hidup di beberapa negara, mulai dari Kamerun, Gabon, Republik Kongo, Republik Demokratik Kongo, Kenya, dan masih banyak lagi. Merops muelleri biasanya bertengger di cabang pohon yang tinggi dan hanya turun ke bawah untuk mencari mangsa. Status konservasinya sama seperti Merops breweri, namun kini mulai terancam oleh penggundulan hutan (deforestasi).
3. Merops variegatus
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi Merops variegatus (commons.wikimedia.org/Ron Knight) Namanya adalah Merops variegatus atau blue-breasted bee-eater, tetapi yang berwarna biru bukan dadanya, melainkan lehernya. Terdapat tiga subspesies yang tersebar di Republik Demokratik Kongo, Angola, Gabon, Uganda, Nigeria, Kamerun, Kenya, Tanzania, dan Zambia. Panjangnya hanya 18–21 cm dengan berat 20–26 gram.
Selain lebah, makanan favoritnya ialah belalang, lalat, kupu-kupu, dan kumbang. Saat serangga tersebut terbang di udara, Merops variegatus akan secepat kilat menangkapnya menggunakan paruhnya yang panjang. Bahkan, mereka bisa menyelam ke perairan dangkal untuk mencari ikan kecil!
4. Merops oreobates
ilustrasi Merops oreobates (commons.wikimedia.org/Dick Daniels) Sekilas, Merops oreobates alias cinnamon-chested bee-eater sulit dibedakan dengan Merops variegatus. Jika diperhatikan dengan saksama, garis pada leher spesies ini berwarna hitam, bukan biru. Temukan mereka di Burundi, Kenya, Uganda, Republik Demokratik Kongo, Rwanda, Tanzania, Sudan Selatan, dan Ethiopia.
Seberapa besar burung ini? Panjangnya kurang lebih 22 cm dengan berat 17–38 gram. Mereka kerap dijumpai di hutan, perkebunan, dan lereng bukit pada ketinggian 1.800–2.300 meter di atas permukaan laut. As always, serangga terbang adalah kesukaannya, termasuk capung dan ngengat.