TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Zona Wilayah Berpotensi Gempa Megathrust di Indonesia

Ada seismic gap ratusan tahun

ilustrasi gempa bumi (pexels.com/ Emre Can Acer)

Intinya Sih...

  • BMKG peringatkan potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
  • Seismic gap di kedua zona telah berusia ratusan tahun, dapat melepaskan energi gempa signifikan sewaktu-waktu.
  • Ilmuwan Jepang juga khawatir akan potensi gempa dahsyat di Megathrust Nankai dengan usia seismic gap 78 tahun.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali memberi peringatan akan adanya potensi gempa di zona gempa Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Lembaga itu menyebut bahwa keberadaan Zona gempa Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, menjadi sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap).

Gempa besar terakhir di Selat Sunda terjadi pada 1757 (usia seismic gap 267 tahun) dan gempa besar terakhir di Mentawai-Siberut pada 1797 (usia seismic gap 227 tahun). 

Baca Juga: Gempa Megathrust Jadi Kekhawatiran Ilmuwan Indonesia

Zona gempa Megathrust

Seismic gap di Indonesia (X/@DaryonoBMKG)

Dalam rilis resmi, BMKG mengatakan bahwa seismic gap ini memang harus diwaspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Megathrust Selat Sunda adalah patahan aktif besar yang memiliki luas sekitar 5.500 km dari Myanmar di utara, menuju ke barat daya wilayah Sumatra, berlanjut ke selatan Jawa dan Bali sebelum berakhir dekat Australia.

Sementara Megathrust Mentawai-Siberut merupakan zona tumbukan lempeng yang terletak di sepanjang batas barat Pulau Sumatera, tepatnya di Kepulauan Mentawai.

Zona yang memiliki kedalaman dangkal ini merupakan hasil dari aktivitas subduksi atau pergerakan Lempeng Indo-Australia ke arah utara yang menyusup di bawah Lempeng Eurasia.

Punya kasus yang sama dengan Jepang

Peringatan ini kembali muncul setelah ilmuwan Jepang khawatir akan potensi gempa dahsyat di Megathrust Nankai, di mana gempa besar terakhir di Tunjaman Nankai terjadi pada 1946 (usia seismic gap 78 tahun).

Meski dipastikan tidak berdampak terhadap sistem lempeng tektonik Indonesia karena jarak yang jauh, dan dinamika tektonik hanya berskala lokal hingga regional di Tunjaman Nankai, namun keduanya punya kasus yang sama, yakni seismic gap.

"Karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah rilis gempa besar semua, sementara Selat Sunda dan Mentawai-Siberut hingga saat ini belum terjadi," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya