TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Last Supper, Lukisan Leonardo da Vinci yang Paling Terkenal di Dunia

Menggambarkan Yesus makan malam dengan muridnya

Ilustrasi Last Supper atau Perjamuan Terakhir (commons.wikimedia.org/GDJ)

Intinya Sih...

  • Lukisan Last Supper karya Leonardo da Vinci menggambarkan adegan dramatis saat Yesus mengumumkan pengkhianatannya
  • Da Vinci menggunakan perspektif linier untuk menciptakan ilusi kedalaman pada lukisan
  • Para ahli menemukan paradoks visual dan ketidaksesuaian ruang dalam lukisan tersebut

Lukisan Last Supper atau Perjamuan Terakhir karya Leonardo da Vinci, adalah salah satu karya seni yang paling terkenal di dunia. Ini mungkin dibuat antara 1495-1498 untuk biara Santa Maria delle Grazie di Milan.

Ini menggambarkan adegan dramatis, sebuah bagian Alkitab di mana Yesus mengumumkan saat makan malam bahwa salah satu dari 12 murid setianya akan mengkhianatinya sebelum matahari terbit.

Baca Juga: Perbedaan Peringatan Wafat dan Kenaikan Yesus Kristus

Versi yang tersusun rapi

Mengutip laman Britannica, di dalam lukisan, Da Vinci memilih dinding ruang makan dari biara di Italia abad ke-15 di mana para biarawati dan biarawan dapat bersantap di jamuan terakhir Yesus.

Versi ini tampak tersusun rapi, dengan Yesus di tengah meja yang luas dan sahabatnya di sisi kiri dan kanannya. Dia mengenakan jubah tradisional berwarna merah dan biru serta berjanggut, tanpa lingkaran cahaya yang biasanya ada.

Beberapa ahli berpendapat ketiadaan ini karena pedimen di atas jendela menciptakan ilusi lingkaran cahaya. Pengamat lain berpendapat bahwa atribut yang hilang mungkin juga menunjukkan bahwa Yesus masih seorang manusia, yang masih bisa menanggung rasa sakit dan penderitaan.

Yesus umumkan pengkhianatan

ilustrasi Yesus Kristus (pexels.com/Pixabay)

Adegan ini merupakan representasi dari momen-momen yang berurutan. Yesus telah menyatakan pengkhianatannya yang akan datang, dan para muridnya bereaksi.

Filipus, yang berdiri di kelompok sebelah kiri Yesus, menunjuk ke arah dirinya dan sepertinya berkata, “Bukan saya, Tuhan?”. Tampaknya Yesus menjawab, “Dia yang mencelupkan tangannya ke dalam mangkuk bersama-sama dengan Aku, akan mengkhianati Aku” (Matius 26:23).

Pada saat yang sama, Yesus dan Yudas, yang duduk di kelompok sebelah kanan Yesus, meraih piring yang sama di meja di antara mereka, suatu tindakan yang menandai Yudas sebagai pengkhianat. Yesus juga menunjuk ke arah segelas anggur dan sepotong roti, menyarankan penetapan ritus Perjamuan Kudus.

Ragam emosi

Lukisan itu menggambarkan ketenangan Yesus, dengan kepala dan mata tertunduk, kontras dengan kegelisahan para murid yang duduk di sampinnya.

Postur mereka juga beragam, naik, turun, memanjang, dan terjalin sambil tetap terorganisir dalam kelompok yang terdiri dari tiga orang.

Makan malam berlangsung di dalam ruangan yang hampir sederhana. Permadani berwarna gelap melapisi dinding di kedua sisinya, sedangkan dinding belakang didominasi oleh tiga jendela yang menghadap ke lanskap bergelombang seperti pedesaan di Milan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya