TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Di Mana Ujung Tata Surya? Ini Teori Menurut NASA

Ada 3 potensi wilayahnya

ilustrasi tata surya (pixabay.com/LionFive)

Intinya Sih...

  • Sabuk Kuiper membentang 30-50 AU dari Matahari, dipenuhi asteroid dan planet kerdil.
  • Heliopause adalah tepi luar pengaruh magnet matahari, dengan plasma antarbintang yang membombardir Tata Surya.
  • Awan Oort membentang sekitar 100.000 AU dari Matahari, menjadi batas tata surya potensial terjauh dan terluas.

Tata Surya adalah tempat yang sangat besar. Lingkungan kosmik ini mencakup delapan planet, sekitar setengah lusin planet kerdil, beberapa ratus bulan, dan jutaan asteroid serta komet, yang semuanya berputar mengelilingi Matahari dengan kecepatan ribuan mil per jam.

Tapi di mana itu berakhir? Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA), tidak hanya ada satu, tapi terdapat tiga batas potensial Tata Surya yakni Sabuk Kuiper, Heliopause dan Awan Oort, mengutip situs Live Science. Berikut ulasannya.

Baca Juga: 7 Cuaca Ekstrem yang Ada di Tata Surya, Super Ngeri

1. Sabuk Kuiper

ilustrasi Sabuk Kuiper (unsplash.com/NASA Hubble Space Telescope)

Sabuk Kuiper membentang antara 30 hingga 50 unit astronomi (AU) dari Matahari, menurut NASA. Satu unit astronomi sama dengan jarak antara Bumi dan matahari.

Wilayah ini dipenuhi dengan asteroid dan planet kerdil, seperti Pluto yang terlempar dari tata surya bagian dalam akibat tarik-menarik gravitasi dengan planet lain.

Beberapa astronom berpendapat bahwa Sabuk Kuiper harus dianggap sebagai tepi tata surya karena mewakili tepi tempat piringan protoplanet Matahari–cincin gas dan debu yang berputar-putar, kemudian menjadi planet, bulan, dan asteroid–berada.

Pada Oktober 2023, penemuan selusin objek baru di luar Sabuk Kuiper juga mengisyaratkan bahwa mungkin ada “Sabuk Kuiper kedua” yang mengintai lebih jauh lagi.

Oleh karena itu, ketidakpastian di sekitar tepi luar wilayah ini menjadikannya sebagai batas yang tidak dapat diandalkan untuk Tata Surya secara keseluruhan, menurut beberapa peneliti.

2. Heliopause

Heliopause (dok. NASA)

Heliopause adalah tepi luar pengaruh magnet matahari, yang dikenal sebagai Heliosfer. Pada titik ini, aliran partikel bermuatan yang dipancarkan Matahari, yang dikenal sebagai angin matahari, menjadi terlalu lemah untuk menolak aliran radiasi yang datang dari bintang-bintang dan entitas kosmik lainnya di Bima Sakti.

Karena plasma di dalam heliopause berasal dari Matahari, dan plasma di luar heliopause berasal dari antarbintang, beberapa orang menganggap heliopause sebagai batas tata surya. Oleh karena itu, ruang di luar heliopause juga sering disebut sebagai “ruang antarbintang”.

Dua pesawat ruang angkasa telah melakukan perjalanan melampaui heliopause, Voyager 1 yang melakukan penyeberangan pada 2012, dan Voyager 2, yang melintas pada tahun 2018. Saat wahana Voyager melintasi heliopause, mereka dengan cepat mendeteksi perubahan jenis dan tingkat magnetisme dan radiasi yang menghantam, menandakan bahwa mereka telah melintasi semacam perbatasan.

Namun, terlepas dari namanya, heliosfer bukanlah bola yang sempurna. Sebaliknya, ia lebih berbentuk gumpalan lonjong karena sebagian besar plasma antarbintang yang membombardir Tata Surya menghantam kita dari satu arah, menciptakan guncangan busur (bow shock)–gelombang kejut berbentuk bulat, membelokkan radiasi yang masuk ke seluruh tata surya.

Guncangan busur terletak sekitar 120 AU dari Matahari, menciptakan ekor panjang yang membentang setidaknya 350 AU dari Matahari ke arah yang berlawanan.

Oleh karena itu, penggunaan heliopause untuk menggambarkan tata surya membuat kita berada dalam lingkungan yang timpang, yang bertentangan dengan persepsi beberapa peneliti tentang sistem planet.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya