TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Itu Magnitudo yang Selalu Disebut saat Gempa Bumi?

Teknik pengukuran besar kecilnya peristiwa

ilustrasi gempa bumi (pexels.com/Franklin Peña Gutierrez)

Intinya Sih...

  • Indonesia rawan gempa karena lempeng tektonik
  • Magnitudo mengukur besar kecilnya gempa bumi
  • Besaran magnitudo dan dampak energi gempa

Indonesia masuk dalam kategori daerah yang rawan akan gempa bumi karena dilalui tiga lempeng teknonik, yakni lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya Bumi akibat pelepasan energi di dalam Bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Saat peristiwa ini terjadi, pengukuran kekuatan biasanya menggunakan satuan magnitudo. Apa sebenarnya magnitudo? Temukan jawabannya di bawah ini.

Baca Juga: 4 Langkah Jepang Menghadapi Gempa Bumi, Jadi Referensi untuk Indonesia

Teknik pengukuran

Magnitudo gempa merupakan salah satu teknik pengukuran terkait besar kecilnya gempa. Guncangan yang ditimbulkan memiliki banyak nilai yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lain berdasarkan jarak, jenis material permukaan dan faktor lainnya, menurut laman Science for a Changing World.

Untuk menghitung magnitudo, amplitudo gelombang pada seismogram diukur dengan mengoreksi jarak antara alat perekam dan pusat gempa. Karena magnitudo mewakili gempa itu sendiri, maka hanya ada satu magnitudo untuk setiap gempa.

Besarannya dinyatakan dalam bilangan bulat dan pecahan desimal. Misalnya, gempa berkekuatan 5,3 SR masuk dalam golongan gempa sedang. Sedangkan 6,3 SR, disebut sebagai gempa yang kuat.

Karena skalanya berbasis logaritmik, setiap peningkatan besaran bilangan bulat mewakili peningkatan 10 kali lipat amplitudo yang diukur pada seismogram.

Saat ini ilmuwan menggunakan pengukuran yang menggambarkan efek fisik gempa bumi daripada pengukuran yang hanya didasarkan pada amplitudo rekaman bentuk gelombang.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya