TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sering Dikira Sama, Ini 8 Perbedaan Beaver dan Otter

Beaver itu bukan berang-berang lho

ilustrasi berang-berang dan biwara (pexels.com/Pixabay | pexels.com/Azim Khan Ronnie)

Dalam bahasa Indonesia, beaver dan otter sama-sama diterjemahkan sebagai berang-berang. Tak heran, banyak orang mengira bahwa beaver adalah nama lain dari otter dan merujuk pada satu jenis hewan yang sama. Sebenarnya, biwara adalah terjemahan yang tepat untuk beaver, sedangkan arti dari otter adalah berang-berang.

Biwara dan berang-berang adalah dua jenis hewan yang berbeda, tapi mereka memiliki beberapa kesamaan. Keduanya adalah mamalia semi-akuatik dan memiliki ekor serta bulu berwarna cokelat. Persamaan ini sering membuat orang keliru mengira mereka adalah hewan yang sama. Padahal, terdapat perbedaan mencolok dari segi klasifikasi ilmiah hingga kehidupan sosial mereka. Yuk, kita lihat bagaimana perbedaan antara biwara (beaver) dan berang-berang (otter).

1. Klasifikasi ilmiah

ilustrasi berang-berang (pexels.com/Esteban Arango)

Secara taksonomi, kedua hewan ini sudah berada dalam klasifikasi yang berbeda pada tingkat ordo. Berang-berang adalah bagian dari ordo Carnivora, yaitu ordo yang berisi kumpulan hewan pemakan daging. Di ordo tersebut, berang-berang menjadi bagian dari famili Mustelidae, sebuah famili yang mencakup hewan-hewan seperti musang, cerpelai, dan luak.

Di sisi lain, biwara tergabung dalam ordo Rodentia atau hewan pengerat. Dalam ordo tersebut, biwara masuk ke dalam famili Castoridae. Dari perbedaan ordo ini, dapat disimpulkan bahwa berang-berang dan biwara tidak memiliki hubungan kekerabatan yang dekat.

2. Bentuk tubuh

ilustrasi biwara menebang pohon dengan giginya (commons.m.wikimedia.org/Daderot)

Biwara memiliki tubuh yang gemuk dengan kepala bulat dan gigi seri yang panjang. Enamel giginya berwarna oranye dan kaya zat besi. Gigi ini mampu tumbuh terus-menerus.

Di sisi lain, berang-berang memiliki tubuh yang panjang dan langsing dengan kepala yang lebih runcing. Mereka dilengkapi rahang kuat, gigi taring panjang dan tajam, serta gigi geraham runcing. Gigi-gigi ini memungkinkan mereka menangkap ikan dengan efektif.

3. Ekor

ilustrasi berang-berang sedang mencari mangsa (pixabay.com/TheOtherKev)

Perbedaan bentuk ekor adalah perbedaan yang paling terlihat untuk membedakan kedua hewan ini. Berang-berang memiliki ekor yang panjang, ramping, bulat, dan runcing. Ekor ini membantu mereka bergerak dan bermanuver dengan lincah di dalam air.

Biwara memiliki ekor yang panjang juga, tapi bentuknya lebar dan pipih seperti dayung. Menurut Treehugger, ekor biwara memiliki banyak peran penting. Selain berfungsi sebagai kemudi saat berenang, ekor ini juga digunakan untuk mengirimkan sinyal bahaya kepada biwara lain dengan cara memukulkan ekornya ke air. Selain itu, ekor ini membantu biwara menyeimbangkan diri saat berdiri.

4. Preferensi tempat tinggal

Biwara dan berang-berang dapat menghabiskan waktunya baik di darat maupun di air. Meskipun demikian, mereka memiliki preferensi tempat tinggal yang berbeda.

Biwara menyukai tinggal di lingkungan air tawar seperti sungai, danau, kolam, dan lahan basah. Lingkungan yang mereka tinggali juga harus dilengkapi dengan pepohonan dan vegetasi di sekelilingnya. Hal tersebut karena biwara suka membangun bendungan dan pondok. Mereka membangun bendungan dan pondok menggunakan bahan yang mereka dapatkan dengan cara menebang pohon-pohon di sekitar.

Sementara itu, berang-berang menyukai tinggal di lingkungan yang dekat dengan mangsa. Mereka juga suka berada di lingkungan air tawar, terutama di sungai yang kaya akan ikan. Berbeda dengan biwara, berang-berang tidak membangun pondok, sehingga mereka juga dapat ditemukan di daerah pesisir pantai yang minim pohon.

5. Jenis makanan

Berang-berang, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tergolong sebagai hewan pemakan daging. Makanan utama mereka adalah ikan, tapi mereka juga memakan berbagai hewan air lainnya seperti lobster air tawar, hewan amfibi, mamalia kecil, dan burung.

Sebaliknya, biwara merupakan hewan herbivora atau vegetarian. Pada musim panas, mereka mengonsumsi daun pohon, tanaman air, dan tanaman herba. Ketika musim dingin tiba dan tanaman hijau sulit ditemukan, mereka beralih memakan ranting dan kulit kayu.

6. Kehidupan sosial

ilustrasi biwara yang baru keluar dari dalam air (commons.m.wikimedia.org/Minette Layne)

Kehidupan sosial biwara dan berang-berang juga berbeda. Biwara hidup dalam ikatan koloni yang kuat. Koloni ini terdiri dari sepasang jantan dan betina serta anak-anak mereka. Mereka bekerja sama membangun bendungan dan membesarkan anak-anak.

Sebaliknya, berang-berang lebih suka hidup menyendiri. Mereka hanya berkumpul dengan pasangannya saat musim kawin tiba. Setelah melahirkan, berang-berang betina akan merawat anak-anak mereka secara intensif selama beberapa bulan tanpa bantuan berang-berang jantan.

7. Praktik perkawinan

ilustrasi berang-berang (pexels.com/Scot Mulligan)

Biwara merupakan hewan monogami, yang berarti mereka hanya punya satu pasangan seumur hidup. Mereka berkembang biak setahun sekali, antara Desember dan April. Anak biwara yang biasanya terdiri dari dua hingga tiga ekor lahir pada bulan Mei atau Juni setelah masa kehamilan sekitar 105 hingga 107 hari.

Sementara itu, berang-berang dapat berkembang biak kapan saja sepanjang tahun. Ketika betina siap kawin, mereka akan mengeluarkan aroma sebagai sinyal kesiapan. Mereka biasanya melahirkan dua hingga tiga anak. Berang-berang membentuk pasangan kawin sementara alias mereka tidak terlalu monogami. 

Verified Writer

Lia Pramisti

Growing a field of flowers

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya