Sejarah Malam Tirakatan untuk Rayakan Kemerdekaan Indonesia
Penuh makna dan doa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejumlah perayaan kerap dilakukan secara rutin dalam rangka menyambut hari ulang tahun Republik Indonesia, mulai dari berbagai perlombaan tingkat desa, parade tradisi, hingga gotong-royong membersihkan lingkungan tinggal. Saat malam hari menjelang tanggal 17 Agustus, tidak sedikit pula yang melaksanakan malam tirakatan.
Sejarah malam tirakatan pun sudah berlangsung sejak hari kemerdekaan negara kita tercinta, lho. Tradisi tersebut pun dikatakan memiliki makna dan penuh doa yang terus relevan bahkan setelah bertahun-tahun merdeka.
Sejarah malam tirakatan
Malam tirakatan menjadi satu tradisi yang selalu ada tiap tahun untuk menyambut HUT RI. Tradisi ini bisa kamu jumpai dengan mudah, khususnya oleh masyarakat Jawa dan sekitarnya. Meski demikian, awal mula dilaksanakannya malam tirakatan sebenarnya tidak hanya untuk merayakan hari ulang tahun negara, lho.
Secara umum, masyakarat Jawa kerap melaksanakan malam tirakatan untuk menyambut acara penting. Misalnya, sehari sebelum pernikahan, sebelum pemilihan kepala desa, dan sejumlah perhelatan lainnya. Tujuan dari malam tirakatan ini lebih untuk menyiapkan acara penting keesokan harinya.
Sama seperti kebiasaan tersebut, malam tirakatan pun dilakukan sebelum hari kemerdekaan. Tujuan pelaksanaannya adalah mempersiapkan dan berdoa agar diberi kelancaran.
Di Yogyakarta, malam tirakatan sudah ada sejak kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono IX. Tradisi tersebut memiliki konteks awal sebagai langkah perenungan untuk menjadi yang lebih baik di kemudian hari, melansir situs Desa Sitirejo Kabupaten Pati.
Baca Juga: Kenapa 17 Agustus Identik dengan Lomba? Ini Maknanya