TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Itu Fenomena Bediding yang Bikin Suhu Terasa Dingin pada Kemarau?

Apakah kamu merasakannya?

ilustrasi perempuan merasa kedinginan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Untukmu yang tinggal di Pulau Jawa, apakah kamu merasa suhu udara beberapa hari ini terasa lebih dingin daripada biasanya? Terlebih pada pagi dan malam hari. Padahal kalau menurut musimnya seharusnya saat ini sedang kemarau.

Nah, oleh beberapa orang fenomena ini disebut sebagai bediding. Apa itu fenomena bediding dan kaitannya dengan suhu dingin yang sedang sering kita rasakan? Berikut penjelasannya.

Apa itu fenomena bediding?

ilustrasi embun upas (commons.wikimedia.org/Benni Indo)

Bediding atau dalam bahasa Jawa ditulis bedhidhing adalah istilah yang merujuk pada perubahan suhu cukup ekstrem yang biasa terjadi saat musim kemarau. Istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan suhu dingin yang terjadi pada pagi dan malam hari, tetapi siang harinya panas terik, melansir BMKG. 

Fenomena bediding umumnya terjadi secara rutin setiap tahun dan bukan hal aneh yang harus diwaspadai. Kamu pun mungkin mengalaminya sekitar Juli—September saat musim kemarau mencapai puncaknya. Meski demikian, waktu terjadinya bisa berbeda pada tiap wilayah, ya. 

Baca Juga: Mengapa Masih Turun Hujan di Saat Musim Kemarau?

Penyebab suhu dingin saat musim kemarau

Pertanyaannya, kenapa suhu udara saat musim kemarau justru lebih dingin? Hal ini ada kaitannya dengan pancaran sinar matahari pada periode ini. Selain itu, pergerakan angin pun turut memengaruhinya.  

Lebih jelasnya, penyebab suhu dingin saat kemarau bisa disebabkan oleh atmosfer. Pada periode ini, hujan jarang terjadi sehingga awan yang menutupi langit pun berkurang.

Pada siang hari, kamu merasakan panas yang sangat terik, kan? Itu karena panas yang dipancarkan matahari ke permukaan Bumi lebih cepat serta lebih banyak yang dilepaskan kembali ke atmosfer. Di luar itu, berkurangnya curah hujan juga memicu kelembapan udara yang rendah. Artinya, uap air di dekat permukaan Bumi menjadi sedikit.

Nah, seluruh rangkaian fenomena tersebut membuat udara di dekat permukaan terasa lebih dingin. Terutama pada pagi dan malam hari, melansir situs Stasiun Klimatologi Sumatera Selatan.

Selain itu, pergerakan angin muson timur yang menggiring massa udara dingin dari Australia ke kawasan indonesia juga turut berpengaruh. Pasalnya, angin tersebut bertiup dari Australia melewati Samudra Hindia yang memiliki suhu permukaan laut relatif rendah alias dingin. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya