TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Kematian Park Chung Hee, 'Tak Sengaja' Ditembak Sahabatnya

Akhir hidup tragis sang Bapak Pembangunan Korea Selatan 

Park Chung Hee (commons.wikimedia.org/Unknown Author) | Kim Jae Kyu yang menghadiri sidang perdananya pada 4 Desember 1979 dengan dikawal oleh polisi militer dan penjaga penjara. (archives.kdemo.or.kr/Kyunghyang Shinmun)

Apakah kalian pernah menonton film Korea berjudul The President's Last Bang? Film satir yang dirilis tahun 2005 itu disutradarai oleh Im Sang Soo, dimana plot ceritanya diambil dari sebuah kisah nyata yang tragis.

Film yang mendapuk Song Jae Ho, Han Su Kyu, dan Baek Yoon Sik tersebut menceritakan tentang insiden berdarah pembunuhan presiden Korea Selatan, Park Chung Hee, oleh sahabatnya sendiri, Kim Jae Kyu.

Sosok Kim Jae Kyu bukanlah orang asing untuk Park Chung Hee. Bahkan, sang presiden sendiri yang mengangkat Kim sebagai Direktur Korean Central Intelligence Agency (KCIA), yakni badan yang menjadi cikal bakal National Intelligence Service (NIS).

Peristiwa yang terjadi pada tahun 1979 itu mengakhiri era kekuasaan Park Chung Hee yang dikenal sebagai diktator pada masanya. Kematian Park yang mengejutkan pun meninggalkan sederet kisah yang membekas di ingatan masyarakat Korea Selatan dan dunia.

1. Mereka yang hadir dan terlibat dalam insiden pembunuhan sang presiden 

Kim Jae Kyu (namu.wiki/Arsip Nasional Korea Selatan) | Shim Soo Bong (dok. Lightwave Entertainment via movietok.kr)

Dilansir koreatimes.co.kr , Park menghadiri sebuah upacara pemotongan pita sebelum akhirnya melakukan makan malam di salah satu safe house yang terletak di Gungjeong-dong, Distrik Jongno, Seoul.

Ada sejumlah orang yang hadir dalam makan malam tersebut. Mereka adalah Kim Jae Kyu, Cha Ji Cheol selaku kepala pengamanan presiden, serta kepala sekretaris Blue House dan mantan direktur KCIA, Kim Gae Won.

Selain ketiga orang tadi, ada juga penyanyi bernama Shim Soo Bong dan mahasiswi jurusan teater Universitas Hanyang, Shin Jae Soon. Shim dan Shin adalah dua perempuan yang menghibur mereka pada malam itu.

Laman koreantimes.co.kr  menyebutkan, jika Shim Soo Bong sempat disuruh bernyanyi oleh Park Chung Hee. Saat itu, Shim diketahui menyanyikan lagu berjudul "That Person Back Then".

2. 1026: Makan malam berdarah 

Kim Jae Kyu memeragakan adegan ketika ia membunuh Park Chung Hee dalam gelaran rekonstruksi Insiden 1026. | Pistol kaliber .32 dan .38 yang digunakan Kim Jae Kyu dalam Insiden 1026. (archives.kdemo.or.kr/Kyunghyang Shinmun)

Menurut Naver 지식백과 , Park Chung Hee dan beberapa orang tersebut mulai makan sekitar pukul 18.05 waktu setempat. Lalu, sekitar pukul 19.40, Kim Jae Kyu keluar menemui pengawal pribadinya. Ia menyuruh pengawalnya untuk menembak para petugas keamanan presiden yang ada di sana, jika mendegar suara tembakan dari dalam ruangan tempat makan malam berlangsung.

Kim kembali ke dalam ruangan dengan membawa pistol kaliber .32. Ia tiba-tiba berdiri dan mengarahkan pistol tersebut ke arah Cha Ji Cheol. Tak lama setelahnya, Kim pun langsung menembak dada Park Chung Hee.

Di luar, pengawal pribadi Kim juga menembak empat orang petugas keamanan kepresidenan, di mana tiga diantaranya meninggal dunia.

Kim Jae Kyu kembali dengan pistol kaliber .38, di mana sebelumnya senjata yang ia gunakan sempat macet, lalu menembak Cha Ji Cheol di bagian perut. Setelahnya, ia pun kembali menembak Park Chung Hee tepat di belakang telinga kanannya.

Makan malam berdarah ini pun akhirnya dikenal dengan Insiden 1026. Rezim Yushin pun berakhir dengan tewasnya sang Bapak Pembangunan Korea Selatan di tempat, setelah diberi dua tembakan oleh Kim Jae Kyu. Lewat On This Day yang dimuat oleh news.bbc.co.uk, dilaporkan jika Park Chung Hee "tidak sengaja" tertembak oleh Kim Jae Kyu. Sebab, saat itu Park disinyalir berusaha "ikut campur" urusan Kim Jae Kyu dengan Cha Ji Cheol.

Baca Juga: 5 Film Korea Bertema Pembunuhan Ini Penuh Teka-teki, Dijamin Tegang!

3. Kim Jae Kyu dan sejumlah orang yang terlibat diadili dengan hukuman yang bervariasi 

Kim Jae Kyu (dua dari kiri) Park Heung Joo (tengah) dan mantan penjaga keamanan Bada Intelijen Pusat Kim Tae Won (dua dari kanan) saat menunggu vonis di persidangan keenam pada tanggal 14 Desember 1979. (archives.kdemo.or.kr/Kyunghyang Shinmun)

Dalam insiden tersebut, Kim Gae Won, Shim Soo Bong, dan Shin Jae Soon berhasil melarikan diri dan selamat. Kim Gae Won pun memberitahu Panglima Angkatan Darat, jika Kim Jae Kyu adalah orang yang membunuh Park Chung Hee.

Chun Doo Hwan, Kepala Komando Keamanan Pertahanan diperintahkan untuk menangkap Kim Jae Kyu dan menyelediki insiden tersebut. Dilansir koreantimes.co.kr , selain Kim Jae Kyu, Chun Doo Hwan juga menangkap Kepala Staf Angkatan Darat, Jeong Seung Hwa, dan Kim Gae Won. Keduanya dianggap ikut berperan dalam penembakan yang dilakukan Kim Jae Kyu dan upaya kudeta setelah kematian Park Chung Hee.

Pada 24 Mei 1980, Kim Jae Kyu akhirnya dihukum gantung bersama seorang kepala keamanan fasilitas KCIA, dua orang agen, dan seorang supir. Selain mereka, pengawal pribadi Kim Jae Kyu yang sedang melakukan dinas militer pun turut dieksekusi oleh regu tembak. Sementara itu, Seo Young Jun dipenjara dan dibebaskan pada tahun 1982.

4. Serangan ke Blue House oleh Unit 124 milik Korea Utara 

Bus nomor 1813 yang terbakar akibat lemparan granat dari Unit 124 yang mengira bahwa kendaraan tersebut adalah satuan militer Korea Selatan yang datang untuk menghentikan aksi mereka. (youtube.com/ NOW / SBS 공식 채널)

Sebelum akhirnya tewas di tangan sahabatnya, Park Chung Hee sudah lebih dulu mendapatkan serangan teror pembunuhan dari Korea Utara. Bahkan, negara tetangga Korsel tersebut sampai menurunkan Unit 124 yang dikenal sebagai pasukan elit khusus Korea Utara.

Pada 17 Januari 1968, sekitar 31 orang dari Unit 124 memasuki kawasan demilitarisasi atau demilitarized zone (DMZ). Dilansir bbc.com, Unit 124 tersebut melintasi DMZ dengan memotong pagar berduri yang ada di sana.

Di episode "I'm Here To Pick Up The Neck" dalam program Kkokkomu milik SBS, 31 orang tersebut diketahui menggunakan pakaian musim dingin dan sepatu kanvas hitam. Mereka berjalan dengan berbaris turun dari Gunung Inwangsan.

Tanggal 21 Januari 1968, Unit 124 tadi tiba di Blue House atau istana kepresidenan Korea Selatan. Dilansir bbc.com, pasukan elit tersebut sempat dihadang oleh polisi yang berjaga hingga akhirnya terjadi baku tembak.

Alhasil, 90 orang warga Korsel pun tewas, termasuk belasan warga sipil tak berdosa yang berada dalam bus nomor 1813 yang saat itu kebetulan melintas. Dari 31 orang pasukan elit yang mendatangi Blue House, hanya dua orang yang selamat. Salah satu dari mereka melarikan diri ke Korea Utara, sedangkan satu lainnya berhasil ditangkap.

Baca Juga: 10 Tayangan Dokumeter Pembunuhan Terbaik di Netflix, Bikin Merinding

Verified Writer

Ines Melia

Dengan menulis saya 'bersuara'. Dengan menulis saya merasa bebas.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya