TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hewan yang Tumbuh Tanpa Orangtua, Tetap Tangguh dan Berhasil!

Mulai dari burung sampai reptil!

burung megapoda jenis maleo australia atau Australian brushturkey (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Sama halnya manusia, peran induk atau orangtua hewan sangat penting dalam kehidupan dan keberlangsungan anak-anaknya. Induk mengajarkan banyak hal penting, mulai dari keterampilan berburu, membangun sarang, sampai menghindari predator. Semua keterampilan ini perlu dipelajari anak hewan supaya kelak mereka bisa bertahan hidup saat meninggalkan sarang atau induknya.

Namun, gak semua hewan tumbuh tanpa sosok orangtua. Bahkan, ada yang gak pernah melihat atau bertemu orangtuanya sama sekali. Hewan mana saja? Yuk, kenalan dengan lima hewan yang tumbuh tanpa sosok orangtua berikut ini!

1. Megapoda atau burung gosong

anak burung maleo senkawor di Tanjung Binarean, Bolsel, Sulawesi Utara (commons.wikimedia.org/Syaiful Mooduto)

Megapoda atau burung gosong merupakan kelompok burung yang sangat unik. Alih-alih mengerami telur sendiri, burung ini justru memanfaatkan panas bumi, sinar matahari, dan panas hasil fermentasi untuk proses pengeraman telur. Burung ini membangun gundukan besar yang terbuat dari tumbuhan membusuk atau pasir, lalu meletakkan telurnya di dalam.

Induk burung gosong rutin memeriksa suhu gundukan supaya tetap stabil untuk mengerami telurnya. Namun, peran induk burung gosong berhenti sampai di situ saja. Saat waktunya menetas, anak burung gosong harus menggali keluar sendiri dari gundukan tanpa bantuan dari induknya. Menurut penuturan Daniel Roby, seorang ahli ornitologi dari Universitas Oregon, pada laman National Geographic, anak burung gosong gak pernah bertemu atau melihat induknya sama sekali sepanjang hidupnya. Mereka mempelajari keterampilan bertahan hidup sendirian.

2. Kupu-kupu

Kupu-kupu biru besar menghinggapi bunga. (commons.wikimedia.org/Zeynel Cebeci)

Kupu-kupu merupakan hewan selanjutnya yang membiarkan keturunannya bertahan hidup sendirian. Beberapa spesies kupu-kupu bahkan diketahui sengaja bertelur di dekat sarang semut. Hal ini dilakukan supaya semut bisa merawat anak-anaknya.

Kupu-kupu biru besar atau large blue butterfly diketahui melakukan hal ini. Mengutip laman Britannica, larva kupu-kupu dari subfamili Polyommatinae ini menghasilkan cairan manis bernama madu serangga atau honeydew dari sistem pencernaannya. Cairan ini menarik perhatian semut merah, dan juga membuat ulat kupu-kupu ini punya bau seperti larva semut merah.

Oleh karena itu, para semut merah membawa ulat tersebut ke dalam sarangnya. Larva kupu-kupu biru besar kemudian digabungkan bersama larva dari semut merah. Ulat tersebut memakan larva-larva semut untuk tumbuh besar. 

3. Ngengat

tampak dekat ulat kucing, larva dari flannel moth (commons.wikimedia.org/Judy Gallagher)

Sama halnya kupu-kupu, ngengat juga membiarkan anak-anaknya bertahan hidup sendirian sejak kecil. Namun, bukan berarti larva ngengat gak punya pertahanan diri. Ulat kucing atau puss caterpilar merupakan larva dari ngengat flannel moth (Megalopyge opercularis). Ulat satu ini dikenal punya rambut fluffy yang terlihat sangat lembut. Meski terlihat cantik, ulat kucing sangat beracun.

Ya, induk dari ulat kucing sengaja menutupi telur-telurnya dengan rambut fluffy dari bagian perutnya. Menurut Don Hall, seorang ahli entimologi dari Universitas Florida, rambut itu sebenarnya gak berbisa. Namun, rambut fluffy itu menutupi duri-duri kecil pada tubuh ulat kucing, terangnya. Duri-duri itu sangat beracun dan menyaktikan bila menusuk kulit. Perlindungan ini bikin ulat kucing tetap aman dari serangan predator sekalipun tanpa pengawasan dari orangtuanya. 

Baca Juga: 7 Hewan yang Sering Digunakan untuk Membawa Muatan

4. Kadal pagar barat

tampak sekujur tubuh kadal pagar barat dewasa (commons.wikimedia.org/Connor Long)

Tahukah kamu kalau buaya adalah satu-satunya jenis reptil yang merawat anak-anaknya? Ya, ternyata sangat umum bagi kadal untuk gak membesarkan anaknya. Kebanyakan dari mereka cuma meletakkan telur, menutupinya, lalu ditinggal begitu saja. Bahkan mereka lupa kalau sudah bertelur.

Kadal pagar barat atau western fence lizard (Sceloporus occidentalis), misalnya. Kadal asli Amerika Serikat dan Meksiko ini bisa menghasilkan 3—17 telur dalam sekali waktu. Dalam setahun, mereka bisa bertelur 1—3 kali, ungkap laman Animalia

Kadal punya kloaka, yakni satu lubang yang digunakan untuk sistem reproduksi, pencernaan, dan saluran kencing sekaligus. Kadal, seperti halnya kadal pagar barat, kemungkinan menganggap telurnya sebagai kotoran. Nassima Bouzid, seorang kandidat doktor di Universitas Washington, menjelaskan fenomena ini pada laman National Geographic. Kurangnya pengasuhan induk pada kadal kemungkinan bagian dari strateginya untuk punya keturunan sebanyak mungkin dengan harapan beberapa di antaranya bisa bertahan hidup.

Verified Writer

Ina Suraga

Business inquiries: suraga.ina@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya