Hujan Buatmu Teringat Kenangan? Ternyata Itu Bentuk Gangguan Jiwa Lho!
Bukan sekedar bercandaan anak muda di usia kasmaran
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
"Yang, hujan turun lagi, di bawah payung hitam ku berlindung…"
Apakah kemunculan ingatan akan kenangan kala hujan turun bermula sejak lagu “Antara Benci dan Rindu” yang dibawakan Ratih Purwasih itu naik daun? Ya, memang itu sudah lama sekali.
Namun hubungan antara hujan dan kenangan tetap dirasakan mulai anak muda sampai dewasa, terutama yang sudah pernah merasakan cinta. Sebenarnya sejak kapan hujan dan kenangan saling bertaut-tautan? Mengapa perasaan itu bisa muncul? Berikut ini penjelasan ilmiahnya!
1. Hujan dan kenangan terdiri atas satu persen air, serta 99 persen kenangan, wajarkah maknanya seperti itu meskipun implisit?
Belakangan, kita sering mendengar turunnya hujan menyebabkan orang bimbang dan teringat masa lalu. Bahkan sudah menjadi trademark kalau hujan turun pasti anak-anak muda terjangkit penyakit galau. Sampai-sampai ada lelucon yang menyebut kalau hujan itu terdiri atas satu persen air dan 99 persen kenangan.
Belum lagi makin banyak anak muda yang mengunggah foto bulir-bulir hujan di kaca dan menyertakan caption sendu. Hal itu membuat hujan dan kenangan makin erat kaitannya. Lantas, apa faktor utama yang menyebabkan hujan menjadi waktu yang kerap dimanfaatkan untuk mengingat kenangan?
Baca Juga: 7 Tanda Bahwa Kamu Adalah Seorang Pluviophile, Si Pemuja Hujan
Semula, winter blues diklasifikasikan sebagai gangguan kejiwaan yang menyangkut perubahan suasana hati. Bisa juga disebut dengan depresi. Namun, belakangan, gangguan yang muncul mengikuti pola musiman itu bukan lagi dianggap sesuatu yang 'menakutkan'. Para ilmuwan memang awalnya skeptis dengan hal itu, tapi akhirnya hal ini diakui sebagai gangguan yang umum dialami orang.
Baca Juga: 9 Filosofi yang Diajarkan Hujan Soal Hidup dan Menjadi Manusia