TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Spesies Burung Endemik Pulau Sulawesi, Cantik dan Menawan 

Banyak yang sudah terancam punah

Julang sulawesi (commons.wikimedia.org/Dennis Irrgang)

Sulawesi merupakan salah satu pulau di Indonesia yang menjadi rumah dari berbagai spesies makhluk hidup. Pulau terbesar nomor 11 di dunia ini memiliki banyak flora dan fauna endemik yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Salah satu spesies hewan yang banyak ditemukan di pulau berbentuk huruf K ini merupakan burung.

Terdapat sekitar 1500 spesies burung yang dapat ditemukan di Pulau Sulawesi, dan 34 persennya merupakan burung endemik. Sangat banyak dan beragam. Yuk mari berkenalan dengan 7 spesies burung endemik asli Pulau Sulawesi!

1. Julang sulawesi

Julang sulawesi (commons.wikimedia.org/Olaf Oliviero Riemer)

Julang sulawesi merupakan burung rangkong hitam berukuran besar yang memiliki warna paruh kuning, bulu ekor putih, kaki kehitaman, dan kulit di sekitar mata yang berwarna biru tua. Burung dengan nama latin Aceros cassidix ini tersebar di Sulawesi, Buton, Lembeh, Togian, dan Pulau Muna. Habitat julang sulawesi berada di hutan dengan ketinggian hingga 1.800 meter.

Julang sulawesi memiliki makanan utama berupa buah-buahan, tetapi terkadang juga memakan serangga dan beberapa vertebrata kecil. Saat ini, julang sulawesi masuk ke dalam kategori vulnerable atau rentan terhadap kepunahan berdasarkan IUCN Red List akibat rusaknya habitat serta perburuan liar.

2. Cabak sulawesi

Cabak sulawesi (ebird.org/Lisa and Li Li)

Cabak sulawesi atau Caprimulgus celebensis merupakan burung nokturnal yang dapat ditemukan di Sulawesi dan Kepulauan Sula. Burung ini menyukai habitat berupa hutan dataran rendah serta hutan bakau. Hewan ini memiliki ekor yang berukuran panjang. Bulunya memiliki warna abu-abu dengan bercak berwarna hitam, putih, serta kuning tua. Bulu pada bagian tenggorokan cabak sulawesi memiliki warna putih. 

3. Tiong-lampu sulawesi

Tiong-lampu sulawesi (commons.wikimedia.org/ Christoph Moning)

Tiong-lampu sulawesi merupakan burung dari famili Coraciidae yang memiliki nama latin Coracias temminckii. Burung ini memiliki panjang tubuh sekitar 30–34 cm. Bulu bagian kepala dan ekor bagian atas berwarna biru terang, punggungnya berwarna olive, sedangkan bagian bulu lainnya sebagian besar berwarna biru tua. Paruh burung ini besar dan berwarna hitam.

Tidak terdapat perbedaan warna bulu baik pada jantan maupun betina. Burung tiong-lampu sulawesi umumnya dapat ditemukan sendirian maupun berpasangan. Hewan ini menyukai habitat berupa kawasan terbuka dekat hutan di wilayah dataran rendah dan di kaki perbukitan. 

Baca Juga: 5 Fakta Burung Maleo, Hewan Endemik Indonesia yang Terancam Punah

4. Maleo

Maleo (commons.wikimedia.org/Ariefrahman)

Maleo merupakan hewan endemik Sulawesi serta Pulau Buton. Hewan dengan nama ilmiah Macrocephalon maleo ini dapat ditemukan di hutan dataran rendah dan perbukitan tropis. Namun, burung ini membuat sarang di wilayah berpasir terbuka, tanah vulkanik, atau pantai yang panas untuk tempat pengeraman telurnya.

Maleo memiliki panjang tubuh sekitar 55–60 cm dengan bulu kehitaman dan paruh oranye kemerahan. Telur maleo memiliki ukuran yang besar. Anak yang baru ditetaskan sudah langsung dapat hidup mandiri bahkan bisa terbang. 

5. Mandar talaud

Mandar talaud (dok. Macaulay Library)

Mandar talaud merupakan spesies burung kecil tidak terbang yang memiliki panjang tubuh sekitar 20–25 cm. Burung dengan nama lain Gymnocrex talaudensis ini memiliki ekor yang cukup pendek dan akan tegak ketika mereka bergerak. Sayapnya relatif pendek dan agak membulat, sehingga dapat membuat burung ini bergerak cepat dan lincah di antara pepohonan yang lebat. Mandar talaud memiliki leher yang pendek dengan tubuh yang membulat. Hal ini dapat memungkinkan mandar talaud dapat bermanuver secara efektif ketika terbang.

6. Nuri talaud

Nuri talaud (commons.wikimedia.org/Dragus)

Nuri talaud atau Eos histrio merupakan burung yang dapat ditemukan di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Burung ini memiliki panjang tubuh sekitar 30 cm termasuk ekornya. Nuri talaud merupakan hewan arboreal, yaitu banyak menghabiskan waktu mereka di atas pohon.

Makanan utama dari burung ini merupakan serbuk sari. Terkadang mereka juga memakan serangga dan buah untuk melengkapi nutrisinya. Berdasarkan IUCN, nuri talaud masuk ke dalam kategori endangered atau terancam punah akibat banyaknya perburuan dan jual beli secara ilegal. 

Verified Writer

Fiti Aigaka

Mari mencari tahu lebih banyak lagi!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya