TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Genosida Rwanda, Pembantaian Terbesar dalam Sejarah Afrika

Menewaskan 800 ribu orang

ilustrasi tengkorak korban genosida Rwanda (unsplash.com/Trollinho)

Genosida Rwanda mengacu pada pembunuhan massal kelompok etnis Tutsi, Twa, dan beberapa Hutu moderat pada tahun 1994, selama Perang Saudara Rwanda. Genosida dilakukan oleh nasionalis Hutu dengan dukungan dari anggota pemerintah mayoritas Hutu, yang membantai ratusan ribu orang Rwanda dalam kurun waktu 100 hari, yaitu dari 7 April hingga pertengahan Juli 1994.

Genosida dimulai oleh nasionalis Hutu di ibu kota Kigali yang kemudian dengan cepat menyebar ke seluruh negeri. Selama konflik, pemerintah kekuasaan Hutu dan pemerintah lokal memprovokasi penduduk sipil untuk ikut mengangkat senjata, yang membuat kekerasan segera menyebar ke seluruh negeri.

Ketahui lebih banyak tentang fakta Genosida Rwanda dalam pembahasan berikut.

1. Kelompok etnis

ilustrasi penduduk Rwanda (unsplash.com/Stuart Isaac Harrier)

Rwanda adalah salah satu negara terkecil di benua Afrika, yang secara geografis terletak di wilayah danau-danau besar (Great Lakes). Menurut laman Learnodo Newtonic, hanya terdapat satu kelompok budaya yang lazim di negara ini, Banyarwanda yang terdiri dari tiga sub kelompok, Tutsi, Twa, dan Hutu. 

Tutsi, yang juga dikenal sebagai Watutsi, Wahinda, atau Wahuma merupakan kelompok etnis terbesar kedua di negara ini. The Great Lakes Twa, juga dikenal sebagai Abatwa atau Ge-Sera, sebagian besar adalah sekelompok orang kerdil asli dan dianggap sebagai populasi tertua yang masih hidup di wilayah itu. Sementara itu, Hutu atau Abahutu terdiri dari populasi terbesar di negara ini.

2. Kolonisasi

ilustrasi anak-anak Rwanda (Unsplash.com/Stuart Isaac Harrier)

Etnis Hutu, yang merupakan kelompok mayoritas di Rwanda dan umumnya berprofesi sebagai petani, menjadi didominasi oleh etnis Tutsi yang jumlahnya lebih sedikit, tetapi lebih berprestasi.

Dalam perebutan sebelum Perang Dunia I, Rwanda dianeksasi oleh Jerman dan kemudian berada di bawah kekuasaan Belgia. Penguasa kolonial mengidentifikasi Tutsi sebagai pemegang kekuasaan dan petani Hutu sebagai subjek mereka, sehingga memperdalam kesenjangan sosial dan etnis yang ada. 

Pada tahun 1935, Belgia memperkenalkan pembagian penduduk secara permanen dengan membagi penduduk secara ketat menjadi tiga kelompok etnis sebagai Hutu, Tutsi, atau Twa. Kemudian, penjajah mengidentifikasi Tutsi sebagai pemukim Ethiopia.

Sikap kolonial dan kebijakan memecah belah melebarkan keretakan yang ada antara Hutu dan Tutsi. Hal ini menyebabkan Revolusi Rwanda pertama tahun 1959 dan eksodus lebih dari 150.000 orang Tutsi ke negara-negara tetangga, seperti Burundi, Uganda, Tanzania, dan Zaire.

Baca Juga: 7 Tragedi Genosida Dunia yang Paling Mengerikan

3. Genosida dimulai pada tanggal 6 April 1994

ilustrasi genosida (pixabay.com/Studiolarsen)

Mengutip Borgen Magazine, konflik dimulai pada tanggal 6 April 1994, saat sebuah pesawat yang membawa Presiden Habyarimana, seorang Hutu, ditembak jatuh. Segera setelah itu, di bawah perlindungan perang, ekstremis Hutu meluncurkan rencana mereka untuk menghancurkan seluruh penduduk sipil Tutsi. Setiap Hutu moderat dan Tutsi dibunuh secara sistematis. 

Kejahatan dilakukan secara brutal di mana perempuan diperkosa secara sistematis dan orang-orang dibunuh saat sedang berada di dalam rumah. Para ekstremis juga membuat penghalang jalan di seluruh negeri selama genosida, yang membuat orang-orang Tutsi tidak dapat melarikan diri untuk menyelamatkan diri mereka.

4. Kejahatan melibatkan 200 ribu orang dan menewaskan 800 ribu orang

Potret tengkorak korban genosida Tutsi yang ada di Johannesburg Holocaust and Genocide Centre. (un.org/Emmanuel Santos))

Genosida benar-benar melibatkan seluruh lapisan masyarakat karena tentara dan polisi mendorong warga biasa untuk ambil bagian dalam pembunuhan itu. Dilansir Borgen Magazine, warga sipil Hutu dipaksa oleh personel militer untuk membunuh tetangga, teman, dan bahkan kerabat mereka. 

Dalam pembunuhan ini, orang-orang Hutu yang terlibat diberi insentif dalam bentuk uang, makanan, atau tanah. Para peserta bisa mengambil alih tanah dan harta orang Tutsi yang mereka bunuh.

Diperkirakan sekitar 200 ribu orang berpartisipasi dalam kejahatan ini dengan korban tewas sebanyak 800 ribu orang. Kejahatan ini sangat menyayat hati mengingat kedua kelompok etnis tersebut sebenarnya sangat mirip; mereka berbicara dalam bahasa yang sama, mendiami wilayah yang sama, dan mengikuti tradisi yang sama.

5. Propaganda dilakukan secara terbuka di radio

ilustrasi radio (pexels.com/Nicholas Githiri)

Ironisnya, propaganda genosida terhadap orang Tutsi dilakukan secara besar-besaran dan terang-terangan. Kala itu, hinaan terhadap orang Tutsi dan ajakan untuk membunuhnya banyak terdengar di radio.

Mereka menyebut orang Tutsi seperti kecoak yang harus dimusnahkan dari seluruh negeri dan tidak boleh dilindungi. Masyarakat sipil yang fanatik dan memiliki tujuan politik kemudian terprovokasi dan mulai memburu orang-orang Tutsi.

6. Tanggapan dunia internasional

ilustrasi logo PBB (pixabay.com/Chickenonline)

Menurut laman History, ketika laporan tentang genosida Rwanda menyebar ke seluruh dunia, Dewan Keamanan PBB memberikan suara pada pertengahan Mei untuk memasok kekuatan yang lebih kuat, termasuk lebih dari 5.000 tentara. Namun, saat bantuan tersebut tiba, genosida telah berakhir.

Dalam intervensi Prancis terpisah yang disetujui oleh PBB, pasukan Prancis turut memasuki Rwanda dari Zaire pada akhir Juni. Prancis mendirikan "zona kemanusiaan" di barat daya Rwanda, menyelamatkan puluhan ribu nyawa orang Tutsi, tetapi juga membantu beberapa komplotan genosida untuk melarikan diri.

Akibat genosida Rwanda, banyak tokoh terkemuka di komunitas internasional menyesalkan ketidakpedulian dunia luar terhadap kekejaman yang sedang berlangsung. Upaya kemudian dilakukan untuk memperbaiki kepasifan ini, salah satunya membentuk United Nations Assistance Mission for Rwanda (UNAMIR) di Rwanda sampai Maret 1996, sebagai salah satu upaya bantuan kemanusiaan terbesar dalam sejarah.

Baca Juga: 6 Fakta Tentang Holodomor, Genosida yang Dilakukan oleh Uni Soviet

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya