TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bisakah Panda Makan Daging?

Struktur anatomi panda lebih cocok sebagai karnivora

Bisakah Panda Makan Daging? (pixabay.com/995645)

Panda adalah mamalia asal China yang terkenal dengan bulu hitam putih yang menutupi tubuhnya. Panda menghabiskan hari-hari mereka dengan bermalas-malasan sambil makan.

Sekitar 99 persen makanan panda berasal dari bambu. Namun, banyak orang bertanya-tanya apakah panda bisa memakan daging? Pasalnya, panda adalah anggota keluarga beruang, yang mana mamalia ini adalah omnivora atau pemakan daging dan tumbuhan. Sedangkan, makanan panda hampir seluruhnya berasal dari bambu.

Yuk, kita bahas apakah panda bisa makan daging?

1. Bisakah panda makan daging

ilustrasi panda (pexels.com/Ddou Dou)

Jawabannya, ya, panda bisa makan daging. Bahkan, di alam liar, terkadang panda memakan pika, pengerat kecil, dan burung. Hanya saja, hal tersebut sangat jarang terjadi.

Seperti yang kita tahu, makanan utama panda adalah bambu, tetapi bambu mengandung sangat sedikit nilai gizi sehingga panda harus makan 12-38 kg setiap hari untuk bertahan hidup, dikutip World Wide Fund for Nature. Untuk memenuhi kebutuhan gizinya, terkadang panda memakan daging. Namun, persentasenya adalah kurang dari 1 persen dari seluruh dietnya.

Sebagai anggota keluarga beruang, panda memiliki sistem pencernaan seperti karnivora. Jadi, mereka dapat mencerna daging dengan baik.

2. Kenapa panda makan bambu

ilustrasi panda sedang memakan bambu (pexels.com/Kirandeep Singh Walia)

Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Current Biology tahun 2019 menemukan bahwa profil nutrisi dari pola makan panda yang seluruhnya terdiri dari bambu ternyata sangat tinggi protein dan rendah karbohidrat. Ini lebih mirip dengan profil nutrisi karnivora pada umumnya dibandingkan herbivora. 

Bisa dibilang, panda melakukan apa yang dilakukan manusia vegetarian. Vegetarian kesulitan memenuhi kebutuhan protein jika hanya mengandalkan sayuran dan buah-buahan. Oleh sebab itu, mereka juga memakan tempe, tahu, dan kacang-kacangan untuk mengimbangi kebutuhan protein yang tidak didapatkan dari produk hewani. Pada akhirnya, vegetarian dan nonvegetarian memiliki kebutuhan nutrisi yang sama. Demikian pula dengan panda, yang memerlukan nutrisi serupa dengan beruang lainnya.

Baca Juga: 5 Fakta Misterius Panda, Hewan yang Menggemaskan!

3. Nenek moyang panda adalah pemakan daging

ilustrasi panda (pexels.com/Suki Lee)

Dahulu kala, nenek moyang panda adalah omnivora. Mereka memakan hewan maupun tumbuhan, dan memiliki sistem pencernaan serta bakteri usus untuk memetabolismenya. Mereka juga memiliki reseptor rasa umami, untuk mengapresiasi rasa gurih dari daging.

Namun, dijelaskan Los Angeles Times, antara 2,4 juta hingga 2 juta tahun yang lalu, banyak hal mulai berubah. Gen reseptor rasa umami mereka menjadi tidak aktif. Rahang dan gigi mereka berevolusi untuk membantu mereka menghancurkan bambu, dan tulang pergelangan tangan mereka menjadi semacam jari tambahan untuk membantu mereka menggenggam batang bambu.

Para ilmuwan berpendapat bahwa panda beralih memakan bambu karena jumlahnya yang sangat melimpah dan mereka tidak perlu bertarung dengan hewan lain untuk mendapatkannya. Bambu kaya akan serat, tetapi memiliki konsentrasi nutrisi yang rendah, sehingga panda harus memakan sekitar 20 kg bambu setiap hari untuk mendapatkan energi.

Kendati demikian, mereka masih memiliki sistem pencernaan seperti pemakan daging. Mamalia pemakan tumbuhan biasanya memiliki usus yang membesar dan memanjang untuk memperlambat aliran makanan. Namun, panda memiliki perut yang pendek dan mirip seperti karnivora. Bahkan, mikroba ususnya lebih mirip dengan mikroba beruang dibandingkan sapi atau rusa. 

4. Kenapa panda berhenti makan daging

ilustrasi panda (pexels.com/Kayla S)

Studi dalam jurnal Molecular Biology and Evolution tahun 2010 menyebut bahwa peralihan panda ke pola makan vegetarian bertepatan dengan inaktivasi gen tertentu, yaitu Tas1r1. Gen ini mengkode reseptor rasa umami. Reseptor berpasangan protein G ini terdapat pada hewan karnivora dan omnivora, sehingga memberi kemampuan untuk merasakan asam amino tertentu yang berlimpah dalam daging, seperti asam glutamat. Bambu memiliki kandungan asam amino yang sangat sedikit sehingga inaktivasi Tas1r1 pada panda terjadi bersamaan dengan perubahan pola makan mereka.

Terdapat hipotesis bahwa peralihan makan panda ke bambu terjadi pada saat daging sedang langka, sedangkan jumlah bambu melimpah. Karena sering memakan bambu, reseptor rasa umami panda menjadi kurang penting. Setelah gen Tas1r1 dinonaktifkan, panda menjadi tidak tertarik untuk kembali ke pola makan berbasis daging.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya