TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta de Havilland DH106 Comet, Pesawat Jet Komersial Pertama Dunia

Mengawali era baru perjalanan udara

potret pesawat British Overseas Airways Corporation (BOAC) de Havilland DH106 Comet yang merupakan pesawat jet penumpang pertama di dunia (commons.wikimedia.org/unknown photographer)

Pada bulan Juli 1944, saat Perang Dunia (PD) II mencapai kulminasinya di daratan Eropa, angkatan udara Sekutu terperangah ketika melihat sebuah pesawat milik Luftwaffe (AU Jerman) dengan desain dan bentuk mesin yang berbeda dengan pesawat-pesawat tempur di masa itu, melesat dengan kecepatan yang tak tertandingi oleh kecepatan pesawat-pesawat pemburu milik Sekutu kala itu. Ialah Messerschmitt Me-262, senjata rahasia Nazi Jerman dan pesawat jet pertama di dunia yang operasional, hari itu menjadi sebuah tengara penting dalam sejarah aviasi: dimulainya era penerbangan dengan mesin jet.

Setelah perang berakhir dengan kemenangan Sekutu, teknogi jet terus diteliti dan dikembangkan tidak hanya untuk kebutuhan militer saja namun juga untuk kebutuhan sipil atau penerbangan komersial. Mesin jet yang digunakan oleh pesawat komersial akan mampu membawa pesawat terbang lebih cepat, lebih tinggi dan lebih jauh bila dibandingkan dengan pesawat yang ditenagai oleh mesin piston dengan bilah baling-baling. Tahun 1949 menjadi sebuah tengara penting bagi sejarah penerbangan komersial dengan mesin jet, prototipe pertama dari pesawat penumpang bermesin jet pertama di dunia memulai penerbangan perdananya. Setelahnya, pada tahun 1952 pesawat yang dikenal dengan nama de Havilland DH106 Comet mulai memasuki layanan komersial dan mengangkut penumpang.

Seperti apa rupa dan kisah dari pesawat jet komersial pertama di dunia ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini yuk!

1. Pesawat jet komersial pertama di dunia

de Havilland DH106 Comet atau yang lebih dikenal dengan DH106 Comet merupakan pesawat penumpang bermesin jet pertama di dunia yang dikembangkan dan dibuat oleh pabrikan de Havilland asal Inggris yang terkenal dengan salah satu pesawat tempur produksinya di PD II bernama de Havilland Mosquito. Menurut Bae Systems, DH106 Comet adalah pesawat jet komersial bertekanan kabin pertama di dunia yang menjadi kebanggaan nasional Inggris pada saat itu. Peluncuran perdananya ke layananan komersial Maskapai British Overseas Airways Corporation (BOAC) pada bulan Mei 1952, disambut sebagai awal era baru perjalanan udara penumpang. DH106 Comet didesain oleh R.E. 'Ron' Bishop yang juga merancang pesawat tempur DH98 Mosquito yang digunakan AU Inggris di PD II.

Sebagai pesawat dengan teknologi terbaru pada masanya, DH106 Comet telah melalui sejumlah pengujian yang sangat ketat termasuk uji tekanan struktur tubuh pesawat dalam tangki air. DH106 Comet ditenagai oleh 4 buah mesin turbo jet de Havilland Ghost yang tertanam di pangkal sayapnya yang bisa melesatkannya hingga kecepatan jelajah 720-an km/jam. Saat peluncurannya, maskapai yang mengoperasikan pesawat ini menawarkan suasana kabin yang lebih senyap, nyaman dan bebas guncangan bila dibandingkan dengan pesawat bermesin piston baling-baling. DH106 Comet hanya membutuhkan waktu 36 jam dari London ke Tokyo dibandingkan dengan 86,5 jam yang dicatat oleh pesawat bermesin piston baling-baling sebelumnya.

Baca Juga: 5 Fakta Stephen Hawking, Ilmuwan yang Menaklukkan Tantangan Hidupnya

2. Membawa 28.000 penumpang di tahun pertamanya

potret pesawat British Overseas Airways Corporation (BOAC) de Havilland DH106 Comet di Bandara Udara Entebbe, Uganda pada tahun 1952 (commons.wikimedia.org/Altair78)

Smithsonian Magazine melansir, pada hari Sabtu tanggal 2 Mei 1952, dengan jumlah penumpang on board 36 orang penumpang, 6 kru pesawat termasuk pilot dan 30 kantong surat, untuk pertama kalinya dalam sejarah penerbangan komersial sipil, pesawat penumpang bermesin jet pertama di dunia DH106 Comet milik Maskapai British Overseas Airways Corporation (BOAC) memulai penerbangan komersial perdananya dengan rute London menuju Johannesburg, Afrika Selatan dengan 5 pemberhentian di Roma, Beirut, Khartoum, Entebbe dan Livingstone (Afrika). Pesawat tersebut hanya membutuhkan waktu sekitar 23 jam untuk sampai ke tujuan akhirnya, yang artinya dua kali lebih cepat bila dibandingkan dengan pesawat yang menggunakan mesin piston dengan baling-baling.

Hanya dalam tahun pertamanya, DH106 Comet terbang sejauh 104,6 juta mil (sekitar 168 juta km) dengan membawa sekitar 28.000 penumpang sebelum sejumlah insiden kecelakaan fatal mengganggu popularitasnya. Selain penumpang umum, sejumlah orang penting (VIP) dari Kerajaan Inggris pernah merasakan pengalaman terbang dengan pesawat penumpang bermesin jet milik Maskapai British Overseas Airways Corporation (BOAC), seperti: Pangeran Philip, Ratu Elizabeth II dan ibunya serta Putri Margaret. Pesawat DH106 Comet sendiri dioperasikan oleh sejumlah maskapai besar seperti: British Overseas Airways Corporation (BOAC),British European Airways (BEA), Dan-Air dan Royal Air Force (AU Inggris) untuk varian modifikasi versi militernya.

3. Mencatatkan 3 kecelakaan fatal di tahun pertama operasionalnya

potret prototipe pertama de Havilland DH106 Comet dengan bentuk jendela persegi di landasan udara Hatfield, Inggris pada tahun 1949 (commons.wikimedia.org/Government of the United Kingdom)

Reputasi moncer DH106 Comet sebagai era baru dalam penerbangan sipil ternyata tidak berlangsung lama karena sejumlah insiden kecelakaan yang merenggut korban jiwa di tahun pertama operasionalnya. Menurut laman SPS-Aviation, terdapat 3 kecelakaan fatal di tahun awal operasional DH106 Comet yang terpublikasikan secara luas. Yang pertama tanggal 2 Mei 1953, penerbangan Maskapai BOAC flight 783 hancur di udara tak lama setelah lepas landas dari Kolkata, India dan menewaskan seluruh 43 penumpang dan awak pesawat. Dalam peristiwa tersebut diduga cuaca buruk adalah penyebabnya. Kemudian, kecelakaan fatal kedua pada tanggal 10 Januari 1954, penerbangan Maskapai BOAC flight 781 jatuh ke laut lepas di pantai Italia dan menewaskan seluruh 35 penumpang dan awaknya.

Kecelakaan fatal ketiga terjadi pada penerbangan Maskapai South African Airways flight 201 pada tanggal 8 April 1954 yang juga menewaskan seluruh  21 penumpang dan awaknya. Rentetan peristiwa kecelakaan fatal tersebut menyebabkan seluruh DH106 Comet digrounded (tidak diterbangkan) hingga investigasi selesai. Sejumlah informasi menuliskan bahwa investigasi yang dilakukan menemukan fakta bahwa airframe DH106 Comet mengalami kelelahan metal (metal fatigue) yang sangat parah setelah sejumlah waktu pengoperasian. Untuk mengatasi hal tersebut pihak pabrikan melakukan penelitian dan perbaikan di varian-varian selanjutnya, seperti perbaikan cacat desain pada instalasi jendela dengan mengubah desain jendela menjadi bentuk oval, penguatan struktur airframe pesawat dan perubahan-perubahan lainnya. Perbaikan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama.

4. Terdiri atas 4 varian pesawat

potret Comet 4B di Bandara Udara Berlin Tempelhof pada bulan Oktober 1968 (commons.wikimedia.org/Ralf Manteufel)

Dilansir Military Factory, pesawat DH106 Comet diproduksi sejumlah 114 buah pesawat termasuk prototipenya. Dari 114 pesawat DH106 Comet tersebut terbagi atas 4 varian utama yang terdiri atas: Comet 1, Comet 2, Comet 3 dan Comet 4. Setiap varian pesawat merupakan versi pengembangan dan perbaikan teknis dari versi sebelumnya. Comet 1 adalah model pertama yang diproduksi dengan total 12 pesawat yang operasional dan untuk pengujian. Tiga kecelakaan fatal melibatkan pesawat dari varian Comet 1 ini. Comet 2 merupakan varian yang memiliki sayap yang lebih besar, kapasitas bahan bakar yang lebih tinggi serta mesin Rolls-Royce Avon yang lebih bertenaga untuk meningkatkan jangkauan pesawat.

Comet 3 adalah varian yang berbasis Comet 2 yang diperpanjang, terbang perdana pada tahun 1954 dan hanya 2 pesawat yang diproduksi dengan hanya 1 pesawat yang layak terbang. Varian terakhir adalah Comet 4 yang terbang perdana pada tahun 1958 serta diproduksi sebanyak 74 pesawat.

Merupakan varian DH106 Comet yang paling canggih dan memiliki perubahan tampilan desain yang signifikan. Comet 4 lebih panjang 5,64 m dari Comet 1 dan mampu mengangkut 74 hingga 81 penumpang dibandingkan dengan varian awal Comet 1 yang hanya mampu mengangkut maksimal 44 penumpang. Comet 4 memiliki jangkauan yang paling jauh di antara semua varian, kecepatan jelajah yang lebih tinggi dan beban maksimum take off  yang lebih besar dibandingkan varian sebelumnya.

Verified Writer

Dodi Wijoseno

Penyuka sejarah dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya