TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Botia Badut, Ikan Hias Cantik Endemik Indonesia

Berasal dari Sumatra dan Kalimantan

ikan botia badut yang memiliki nama latin Chromobotia macracanthus merupakan ikan hias endemik Indonesia (commons.wikimedia.org/Vlad Butsky)

Ikan hias clown loach atau yang lebih dikenal di kalangan pecinta ikan hias tanah air dengan nama ikan botia badut merupakan salah satu ikan hias air tawar tropis yang populer digunakan sebagai penghias akuarium ataupun aquascape oleh para pegiat hobinya. Dikenal pula dengan nama tiger botia, ikan cantik ini adalah anggota family Botiidae dan genus Chromobotia. Mendapatkan nama badut (clown) karena mengacu pada perpaduan warna cerah dan garis tubuhnya yang seperti badut sirkus serta sifatnya yang seolah menghibur di akuarium.

Ikan botia badut adalah spesies ikan hias endemik atau berasal asli dari wilayah Indonesia. Keunikan bentuk dan kecantikan warnanya menjadikannya sebagai salah satu ikan hias air tawar yang sulit untuk tidak dibawa pulang oleh para pecinta ikan hias ketika mereka melihatnya di pasar ikan hias. Termasuk ikan yang mampu mencapai ukuran cukup besar, ukuran rata-rata dewasa berkisar antara 15 hingga 20 cm serta memiliki harapan hidup hingga 20-an tahun.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai ikan botia badut yang juga menjadi ikan hias endemik Indonesia ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk!

1. Berasal dari sungai-sungai di Sumatra dan Kalimantan

Ikan botia badut pertama kali diidentifikasi dengan nama latin Cobitis macracanthus oleh Pieter Bleeker pada tahun 1852, namun saat ini diubah menjadi Chromobotia macracanthus karena adanya temuan baru pada klasifikasinya. Merupakan ikan endemik Indonesia, mereka berasal dari sungai-sungai yang berada di wilayah geografis Sumatra dan Kalimantan. Dalam bahasa lokal Kalimantan, ikan tersebut dikenal dengan nama ulanguli. Memiliki tampilan visual dengan tubuh berwarna oranye keputihan hingga oranye kemerahan dengan tiga garis hitam tebal yang mengelilingi tubuhnya dan sungut di mulutnya. Betinanya sedikit lebih besar dibandingkan jantannya.

Terdapat perbedaan karakteristik warna antara botia badut asal Sumatra dan Kalimantan. Dikutip dari laman Monsterfishkeepers, secara umum, botia badut asal Kalimantan memiliki warna tubuh dan pola warna sirip yang lebih cerah dibandingkan dengan botia badut asal Sumatra. Hal tersebut terjadi karena air di sungai-sungai Kalimantan kaya akan zat tanin dan asam humad (humic acids) terlarut yang akan menonjolkan warna kemerahan atau oranye pada ikan, hal yang sama ditemukan pula pada ikan arwana merah (Scleropages legendarei) di Kalimantan.

2. Ikan hias yang aktif di siang dan malam hari

di habitat alaminya, ikan botia badut mencari makan di sekitar area dasar sungai (commons.wikimedia.org/BACbKA)

Menurut Smartaquarium-guide, tidak seperti kebanyakan spesies ikan loach lainnya  yang nocturnal atau aktif pada malam hari, botia badut juga banyak melakukan aktifitas di siang hari. Meskipun demikian, botia badut akan tampak lebih aktif setelah hari gelap atau pada dini hari, mereka tidak menyukai cahaya terang dan akan bersembunyi di antara tumbuh-tumbuhan atau bebatuan serta akan tidur di gua-gua buatan di akuarium atau aquascape. 

Selain itu, sejumlah informasi menyarankan bila ingin melihat aktivitas botia badut selama siang hari agar memasang lampu bohlam berwarna kebiruan (moonlight bulb) atau membuat cahaya artificial  lainnya yang berwarna kebiruan di akuarium atau aquascape yang akan mendorong ikan untuk keluar beraktifitas selama periode siang hari. Akuarium atau aquascape untuk memelihara ikan botia badut ini harus dilengkapi dengan aerator yang memadai dan sistem filter yang baik agar kondisi air tetap jernih, selain perlu mengganti air akuarium secara rutin.

3. Ikan yang ideal untuk community aquarium

potret dari jarak dekat sekelompok ikan botia badut (commons.wikimedia.org/Andrej Jakubík)

Dengan sifatnya yang non agresif botia badut merupakan salah satu ikan yang ideal untuk dipelihara bersama dengan ikan lainnya di dalam satu komunitas akuarium. Aquariumcoop melansir botia badut dapat hidup berdampingan dengan sejumlah spesies ikan yang non agresif seperti ikan kongo tetra, tiger barbs, dan ikan pelangi. Memeliharanya dalam kelompok 4 hingga 6 ekor ikan bersama sejumlah spesies ikan lainnya di akuarium panjang yang setidaknya memiliki kapasitas 120 galon (450-an liter) dengan suhu air di kisaran 24 hingga 28 derajat C.

Dalam hal makanan mereka menyukai pelet, cacing darah, cacing tubifex, hingga keong yang kerap menjadi hama di ekosistem akuarium atau aquascape. Mereka akan mencari remah-remah makanan yang tersisa di dasar akuarium sehingga akuarium terjaga kebersihannya dengan kehadiran ikan ini.

4. Rentan terkena serangan parasit

potret ikan botia badut remaja dengan parasit di tubuhnya (commons.wikimedia.org/ML5)

Dilansir oleh Vet reviewed and Pet approved , botia badut merupakan ikan hias yang rentan terkena serangan parasit (white spot disease) sehingga perlu dilakukan pengawasan yang cermat atau karantina sementara terhadap ikan baru ataupun tanaman baru yang akan ditambahkan ke akuarium ataupun aquascape agar tidak membawa penyakit. Ketika tubuh mereka terkena parasit, agak sulit untuk mengobatinya karena ikan ini memiliki pola sisik kecil yang tertanam di kulitnya.

Seperti ikan lele, botia badut sangat sensitif terhadap jenis obat-obatan tertentu. Untuk mengobatinya jika telah terkena infeksi parasit seringkali dosis obatnya harus dikurangi hingga setengahnya. 

Verified Writer

Dodi Wijoseno

Penyuka sejarah dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya