TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Menarik Ziggurat Ur, Megahnya Peninggalan Peradaban Mesopotamia

Piramida unik di tengah gurun pasir 

Ziggurat Ur (Tla2006 at English Wikipedia, Public domain, via Wikimedia Commons)

Bangunan dalam sebuah peninggalan bersejarah memiliki fungsi yang amat penting untuk menujukkan seberapa hebat peradabannya. Berbagai bangunan dan monumen pun dibuat besar dan megah untuk mendukung upaya tersebut. Tidak terkecuali bagi bangsa Mesopotamia yang terkenal dengan peradaban yang cukup maju pada masanya.

Ibarat peradaban Mesir yang memiliki Piramida, Mesopotamia memiliki Ziggurat. Meskipun, sekilas terlihat seperti piramida, terdapat perbedaan mencolok dan hal unik dari Ziggurat. Salah satu ziggurat yang masih kokoh berdiri berada di daerah Ur, yang lebih dikenal dengan sebutan Ziggurat Ur. Lalu, seperti apa fakta dari bangunan bersejarah Mesopotamia yang megah ini? Simak di sini, yuk!

1. Dibangun oleh dua raja yang berbeda

Raja Babilonia Nabonidus (Dosseman, CC BY-SA 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0>, via Wikimedia Commons)

Kota Ur merupakah salah satu kota di Sumeria yang paling penting di peradaban Mesopotamia kuno selama millennium abad ke-3 SM. Salah satu peninggalan terbaik dan spektakuler di kota kuno ini ialah Ziggurat Ur yang berukuran panjang 64 m, lebar 46 m, dan tinggi 30 m.

Dilansir BBC, pembangunan Ziggurat Ur dimulai di bawah Raja Ur-Nammu dari Dinasti Ketiga Ur (sekitar abad ke-21 SM), dan diselesaikan oleh putranya, Raja Shulgi. Letak Ziggurat Ur persis berada di tengah kota, dan menjadikannya sebagai jantung Kota Sumeria.

Bangunan ini telah mengalami perombakan besar abad ke-6 SM, ketika Raja Babilonia Nabonidus memperbaiki fondasinya yang lapuk dan mengganti teras atasnya. Piramida dengan anak tangga yang luas ini menjadi monumen keagamaan yang berpusat di kota paling penting dalam peradaban Mesopotamia.

Baca Juga: 12 Peristiwa dan Tragedi yang Pernah Terjadi di Mesopotamia Kuno

2. Berbeda dengan Piramida, struktur Ziggurat padat tanpa ruang internal di dalamnya

Ziggurat Ur (user:wikiwikiyarou, Public domain, via Wikimedia Commonss)

Setiap bangunan tentunya menyesuaikan dengan bentuk lingkungan sekitarnya, tidak terkecuali Ziggurat. Dalam beberapa catatan disebutkan bahwa Kota Ur seringkali dilanda banjir. Mengutip ThoughtCo, permukaan air yang terus naik di Kota Ur menjadikan struktur Ziggurat tanpa bangunan internal, sehingga kegiatan berpusat pada struktur bangunan puncak.

Saluran irigasi pun dibuat di Kota Ur dan menjadi salah satu irigasi buatan pertama di dunia. Orang-orang Ur memotong kanal dan parit untuk mengatur aliran air dan mengairi tanah lebih jauh dari tepian Sungai Eufrat. Selain menyesuaikan kondisi lingkungan di daerah Ur, terdapat maksud lain dari bentuk bangunan Ziggurat.

3. Berfungsi sebagai tempat ibadah untuk Dewa Bulan Mesopotamia 

ilustrasi Dewa Bulan Nanna (Steve Harris, CC BY-SA 2.0 <https://creativecommons.org/licenses/by-sa/2.0>, via Wikimedia Commons)

Menurut beberapa ahli, ziggurat merupakan struktur bangunan keagamaan kuno tertua di dunia. Pembangunan pertama dilakukan sekitar 2100 SM oleh Raja Ur-Nammu dan konstruksi terakhir sekitar 500 SM oleh Raja Babilonia Nabonidus. Kata Ziggurat berasal dari bahasa Semit yang sudah punah, zaqārū, yakni sebuah kata kerja yang berarti "membangun di atas ruang datar yang ditinggikan.”

Mengutip World History, layaknya bangunan kegamaan, Ziggurat Ur didedikasikan untuk dewa bulan Nanna, yang merupakan dewa pelindung kota. Dewa Mesopotamia umumnya dikaitkan dengan Pegunungan Timur, dimana Ziggurat berfungsi sebagai representasi rumah mereka. Sehingga masyarakat Ur percaya bahwa Ziggurat mereka adalah tempat di bumi di mana Nanna memilih untuk tinggal.

4. Pusat kegiatan berada di puncak Ziggurat

Ziggurat Ur (Hardnfast, CC BY 3.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/3.0>, via Wikimedia Commonss)

Tidak ditemukannya struktur bangunan internal seperti piramida, menjadikan puncak Ziggurat sebagai pusat kegiatan. Untuk mencapai puncak, perlu menaiki tangga eksternal berbentuk lurus maupun jalan spiral. Merujuk Penn Museum, orang-orang Mesopotamia kuno percaya bahwa dewa-dewa mereka memiliki kebutuhan seperti halnya manusia fana. Oleh karena itu, kamar tidur disediakan untuk Nanna di kuil puncak Ziggurat.

Kamar tersebut juga ditempati oleh seorang gadis yang dipilih untuk menjadi pendamping dewa. Di tangga samping bagian barat laut Ziggurat adalah dapur, yang kemungkinan digunakan untuk menyiapkan makanan untuk dewa ini. Pelayan fana dewa harus disediakan juga, dan penutup luar Ziggurat berisi gudang kuil, rumah para imam dan istana upacara kerajaan.

Baca Juga: 7 Penemuan Bangsa Mesopotamia yang Mengubah Dunia, Sangat Berguna!

Verified Writer

Dina Stevany

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya