TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Whooping Crane, Populasinya Hanya Tersisa Ratusan Ekor!

Mereka mudah diidentifikasi di alam liar

Whooping crane (commons.wikimedia.org/gary_leavens)

Intinya Sih...

  • Whooping crane adalah burung endemik Amerika Utara dengan populasi terbatas di AS dan Kanada
  • Mereka suka berkeliaran di lahan basah, omnivora, dan melakukan migrasi musiman
  • Spesies ini memiliki ukuran besar, sistem perkawinan monogami, dan populasinya terancam punah

Whooping crane termasuk dalam keluarga burung gruidae yang memiliki leher dan kaki panjang. Selain itu, mereka dikenal akan ukuran sayapnya yang sangat lebar sehingga burung ini dapat terlihat dengan jelas ketika terbang di udara. Whooping crane mampu bertahan hidup lama hingga usia puluhan tahun.

Mereka memiliki daya tahan tubuh prima untuk hidup di segala kondisi cuaca. Dengan populasi yang hanya tersisa ratusan ekor, inilah beberapa fakta unik seputar whooping crane. Simak nih ulasannya!

1. Habitat asli whooping crane

Whooping crane (commons.wikimedia.org/Andrew)

Whooping crane merupakan hewan endemik asal benua Amerika bagian utara di mana populasinya hanya dapat ditemukan di Amerika Serikat dan Kanada. Dilansir dari laman Animalia, di Kanada spesies burung ini banyak membuat sarang di area Taman Nasional Wood Buffalo. Sedangkan di Amerika Serikat, mereka terdapat di wilayah Wisconsin dan Florida.

Spesies bangau ini suka berkeliaran di area lahan basah seperti tepi danau, sungai, dan rawa-rawa. Whooping crane termasuk hewan omnivora. Mereka bertahan hidup dengan mengonsumsi ikan berukuran kecil, katak, biji-bjian, buah beri, dan masih banyak lagi.

2. Kebiasaan hidup di alam liar

Whooping crane (commons.wikimedia.org/Don Faulkner)

Whooping crane aktif beraktivitas di siang hari seperti mencari makanan dan bersosialisasi. Pada malam hari, bangau ini akan beristirahat di atas pohon. Mereka termasuk jenis burung yang melakukan migrasi ketika memasuki musim dingin.

Whooping crane akan menempuh perjalanan yang sangat jauh untuk menemukan wilayah bersuhu hangat. Mereka berkomunikasi dengan sesamanya melalui panggilan suara. Saat ada bahaya yang mendekat biasanya whooping crane akan mengeluarkan suara yang keras untuk memperingatkan yang lainnya.

Baca Juga: 5 Fakta Elang Laut Madagaskar, Burung Pemangsa yang Terancam Punah

3. Ciri khas fisik

Whooping crane (commons.wikimedia.org/gary_leavens)

Whooping crane termasuk burung berukuran besar. Dilansir dari laman Animaldiversity, seekor burung dewasa rata-rata memiliki tinggi 130 sentimeter serta berat maksimal 8,5 kilogram. Sedangkan panjang sayapnya ketika direntangkan mencapai 230 sentimeter.

Seperti spesies bangau pada umumnya, whooping crane mempunyai leher dan kaki yang panjang. Tubuh mereka didominasi oleh bulu berwarna putih bersih. Selain itu, whooping crane mempunyai kaki hitam, mata kuning, dan paruh merah muda.

4. Sistem reproduksi

Whooping crane (commons.wikimedia.org/Mike's Birds)

Whooping crane menerapkan sistem perkawinan monogami. Mereka hanya bertahan dengan satu pasangan untuk berkembang biak. Sedangkan musim kawin burung ini berlangsung singkat yakni mulai dari bulan April hingga Mei.

Ketika telah menemukan pasangannya, whooping crane akan sama-sama membangun sarangnya di tanah yang dekat dengan sumber air. Proses inkubasi telur whooping crane memakan waktu sekitar satu bulan. Anak burung akan menjadi dewasa ketika menginjak usia 3 bulan.

Verified Writer

IDTM

Hidup itu mudah jangan dipersulit

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya