TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ibis Jambul Jepang, Burung Nasional Jepang yang Hampir Punah Selamanya

Pernah berada di ambang kepunahan!

burung ibis (flickr.com/Brendan Ryan)

Ibis jambul Jepang (Nipponia nippon) adalah salah satu spesies ibis yang paling terancam punah di dunia. Burung ini memiliki bulu putih bersih, kulit merah di wajahnya, dan jambul putih di lehernya. Burung ini juga memiliki paruh yang kuat, gelap, dan melengkung dengan ujung merah. Burung ini hidup di hutan pinus dan mencari makan di lahan basah, tepi sungai, waduk, atau lahan pertanian. Berikut adalah fakta unik tentang ibis jambul Jepang yang mungkin belum kamu ketahui.

1. Ibis jambul Jepang adalah burung nasional Jepang

Melalui ilustrasi ini, kita tahu bahwa burung Ibis jambul Jepang sangat diistimewakan disana (flickr.com/Kyle Pounds)

Ibis jambul Jepang memiliki nama lain yaitu Toki, yang berarti "waktu" dalam bahasa Jepang. Nama ini mengacu pada kepercayaan bahwa burung ini membawa kemakmuran dan keberuntungan bagi orang yang melihatnya. Burung ini juga dianggap sebagai simbol keindahan, kesucian, dan kesetiaan. Pada tahun 1952, ibis jambul Jepang ditetapkan sebagai burung nasional Jepang oleh pemerintah.

2. Ibis jambul Jepang pernah punah di alam liar Jepang

Ibis jambul Jepang (flickr.com/@miya_1102)

Ibis jambul Jepang pernah tersebar luas di Asia Timur, termasuk Rusia, China, Korea, Taiwan, dan Jepang. Namun, karena perburuan, penggunaan pestisida, kehilangan habitat, dan faktor lainnya, populasi burung ini menurun drastis. Pada tahun 1981, burung ini dinyatakan punah di alam liar Jepang, dan hanya tersisa satu ekor burung betina yang bernama Kin, yang hidup di penangkaran di Pulau Sado, Niigata. Kin meninggal pada tahun 2003, dan menjadi burung ibis jambul Jepang terakhir yang lahir di Jepang.

3. Ibis jambul Jepang berhasil diselamatkan dari kepunahan oleh program konservasi

Ibis jambul Jepang yang dilindungi (flickr.com/@miya_1102)

Meskipun ibis jambul Jepang punah di alam liar Jepang, burung ini masih bertahan di Shaanxi, China. Pada tahun 1981, tujuh ekor burung ini ditemukan di daerah tersebut, dan menjadi titik balik bagi upaya penyelamatan spesies ini. Sejak itu, program konservasi yang melibatkan kerjasama antara Jepang dan China berhasil mengembangbiakkan burung ini di penangkaran dan melepaskannya kembali ke alam liar. Pada tahun 2008, sepuluh ekor ibis jambul Jepang dilepas di Pulau Sado, Jepang, sebagai bagian dari program restorasi. Saat ini, populasi burung ini diperkirakan mencapai 500-1000 ekor di alam liar.

4. Ibis jambul Jepang memiliki perilaku monogami dan teritorial

Ibis jambul Jepang hidup teritorial dan berkelompok (commons.wikimedia.org/Danielinblue)

Ibis jambul Jepang adalah burung yang setia pada pasangannya. Mereka membentuk pasangan yang bertahan sepanjang tahun, dan bersama-sama membangun sarang, mengerami telur, dan merawat anak-anaknya. Mereka biasanya bertelur satu kali dalam setahun, dan menghasilkan tiga sampai empat butir telur. Masa pengeraman berlangsung selama 28 hari, dan anak-anaknya menjadi mandiri setelah 45 hari. Ibis jambul Jepang juga sangat teritorial, dan akan melindungi wilayahnya dari gangguan. Mereka akan mengeluarkan suara "gak-gak-gak" atau mengepakkan sayapnya untuk mengusir predator pengganggu.

Verified Writer

Agam Praminsya

Tidak ingin menjadi penulis maupun pembaca, aku hanya ingin menjadi pemilik hatimu selama-lamanya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya