Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Mimosa pudica, atau yang lebih dikenal dengan nama putri malu, adalah tanaman yang memiliki kemampuan unik untuk menutup daunnya ketika disentuh atau terkena rangsangan lainnya. Tanaman ini termasuk dalam suku polong-polongan dan berasal dari Amerika Selatan dan Tengah. Namun, sekarang tanaman ini sudah menyebar ke berbagai belahan dunia dan menjadi tanaman hias yang populer karena sifatnya yang menarik.
Berikut adalah enam fakta menarik tentang mimosa pudica yang mungkin belum kamu ketahui.
1. Mimosa pudica memiliki nama-nama lain yang berbeda-beda di setiap negara
Tanaman mimosa pudica (flickr.com/Dinesh Valke) Di Indonesia, tanaman ini disebut putri malu karena daunnya yang seolah-olah malu ketika disentuh. Di Filipina, tanaman ini disebut makahiya, yang berarti malu juga. Di Sinhala, tanaman ini disebut nidikumba, yang berarti tidur.
Di Tonga, tanaman ini disebut mate-loi, yang berarti pura-pura mati. Nama ilmiahnya, mimosa pudica, berasal dari bahasa Latin yang berarti malu atau menciut. Nama-nama lain yang digunakan di beberapa negara adalah sensitive plant, touch-me-not, shame plant, humble plant, dan sleepy plant.
2. Mimosa pudica memiliki daun-daun majemuk yang terdiri dari dua pasang sayap dan banyak anak daun
Ilustrasi tumbuhan putri malu. (pexels.com/Nasik Lababan) Daun-daun ini memiliki tulang daun yang berisi sel-sel khusus yang disebut pulvinus. Pulvinus adalah sel-sel yang mengatur pergerakan daun dengan mengubah tekanan air di dalamnya. Ketika daun mimosa pudica disentuh atau terkena rangsangan lainnya, pulvinus akan mengeluarkan air sehingga daun menjadi layu dan menutup. Proses ini disebut seismonasti atau tigmonasti.
Pergerakan daun mimosa pudica merupakan mekanisme pertahanan dari gangguan fisik atau predator. Dengan menutup daunnya, tanaman ini bisa mengurangi kerusakan jaringan, menghindari kehilangan air, atau mengecoh musuh dengan menyembunyikan warna hijau daunnya.
3. Mimosa pudica memiliki bunga-bunga kecil yang berwarna pink atau ungu dan tersusun dalam bentuk bola
Ilustrasi bunga mimosa pudica yang menerima rangsangan oleh lebah (flickr.com/Antonio Correa) Bunga-bunga ini biasanya muncul pada musim panas dan hanya bertahan selama satu hari. Bunga mimosa pudica mengandung nektar yang menarik perhatian serangga penyerbuk, seperti lebah dan kupu-kupu. Bunga mimosa pudica juga memiliki sifat sensitif seperti daunnya, yaitu bisa menutup ketika disentuh atau pada malam hari.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Bunga mimosa pudica termasuk dalam kelompok bunga yang disebut cleistogami, yaitu bunga yang tidak membuka kelopaknya dan melakukan penyerbukan sendiri. Bunga ini berbeda dengan bunga yang disebut kasmogami, yaitu bunga yang membuka kelopaknya dan membutuhkan penyerbuk luar. Bunga cleistogami memiliki keuntungan dalam hal efisiensi energi dan kepastian reproduksi, tetapi kurang variabilitas genetik.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Tentang Putri Malu, Tumbuhan yang Unik!
4. Mimosa pudica memiliki biji-biji kecil yang berbentuk bulat dan berwarna cokelat atau hitam
Biji-biji kecil mimosa pudica (flickr.com/my hobby) Biji-biji ini terbungkus dalam polong-polong yang juga berduri seperti batangnya. Polong-polong ini akan pecah ketika masak dan melemparkan biji-biji ke sekitarnya dengan kecepatan tinggi. Cara ini digunakan oleh mimosa pudica untuk menyebarkan bijinya ke tempat-tempat baru. Biji mimosa pudica juga bisa bertahan lama di dalam tanah dan tumbuh kembali ketika mendapat air dan cahaya.
5. Mimosa pudica memiliki manfaat-manfaat bagi kesehatan dan lingkungan
Mimosa pudica (flickr.com/Abraham Jacob) Dilansir The Spruce, Tanaman ini mengandung senyawa-senyawa aktif yang memiliki efek anti-inflamasi, anti-diare, anti-ulser, anti-depresan, anti-oksidan, dan anti-mikroba. Tanaman ini juga bisa digunakan untuk mengobati luka, bisul, sakit gigi, batuk, asma, dan insomnia.
Selain itu, tanaman ini juga bisa membantu membersihkan tanah dari logam-logam berat seperti timbal dan kadmium dan meningkatkan kesuburan tanah dengan mengikat nitrogen dari udara.