TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lilitannya Luar Biasa! Berikut 6 Spesies Ular Boa yang Menghuni Brazil

Brazil jadi rumah bagi berbagai jenis ular boa

Boa pelangi barat, salah satu boa yang ada di Brazil (inaturalist.org/dhfischer)

Intinya Sih...

  • Brazil dihuni berbagai spesies ular boa, termasuk anaconda hijau yang dapat mencapai panjang 9 meter dan berat 200 kg.
  • Ada juga anaconda kuning, boa pembelit, boa pohon amazon, dan boa pelangi yang hidup di Brazil dengan habitat dan kebiasaan unik.
  • Sayangnya, beberapa spesies ular boa mulai terancam karena kerusakan alam dan perburuan. Perlindungan diperlukan untuk mencegah kepunahan mereka.

Terdapat dua jenis ular yang terkenal karena ukuran rakasanya dan lilitanya yang kuat, yaitu ular sanca dan ular boa. Keduanya punya penyebaran yang berbeda karena populasi ular sanca terpusat di Benua Asia, sementara populasi ular boa terpusat di Benua Amerika. Namun walau terpisahkan oleh jarak, ular boa sebenarnya tidak jauh berbeda dari ular sanca karena sama-sama punya gigi yang tajam dan lilitan yang kuat.

Salah satu negara yang dihuni banyak spesies ular boa adalah Brazil. Hal ini tidak mengherankan mengingat Brazil punya banyak sungai dan Hutan Amazon yang luas. Berbagai spesies ular boa dapat ditemui di Brazil mulai dari boa pembelit dengan ukuran raksasa sampai boa pelangi yang punya warna memukau. Selain dua spesies tersebut, Brazil juga menyimpan berbagai spesies ular boa lain yang beberapa diantaranya akan segara kita ulik secara mendalam.

1. Anaconda hijau

Anaconda hijau (inaturalist.org/danielblanco521)

Dengan biodiversitasnya yang sangat melimpah tidak heran jika Eunectes murinus atau anaconda hijau dapat ditemukan di Brazil. Ular dengan panjang maksimal 9 meter dan bobot yang mencapai 200 kg ini biasanya menghuni rawa, sungai, hutan, danau, dan area lembab. Habitat utamanya sendiri ada di dua tempat, yaitu Sungai Amazon dan Sungai Orinoco, jelas National Geographic. Ukuran raksasanya membuat anaconda hijau lamban di daratan namun jika sudah berada di air ia menjadi lincah dan gesit.

Anaconda hijau sendiri merupakan ular terbesar di dunia dan mudah dikenali dari tubuhnya yang panjang, gemuk, berotot, dan berwarna hijau. Saking besarnya, ular ini bahkan mampu memakan kapibara, kaiman, burung, babi hutan, sampai jaguar. Ia adalah ular pembelit tidak berbisa yang memanfaatkan lilitan kuatnya untuk melilit mangsa sampai kehabisan nafas. Setelah mangsa kehabisan nafas dan tidak bisa bergerak barulah anaconda hijau akan menelannya bulat-bulat.

2. Anaconda kuning

Anaconda kuning (inaturalist.org/danielblanco521)

Tak hanya anaconda hijau, Brazil juga jadi rumah bagi spesies anaconda lain, yaitu Eunectes notaeus atau anaconda kuning. Walau sama-sama anaconda namun anaconda kuning punya tubuh yang lebih kecil dengan panjang yang hanya sekitar 4,4 sampai 4,6 meter, jelas Britannica. Seperti namanya ular ini punya warna kuning dan hitam yang membedakannya dengan anaconda hijau yang berwaran hijau dan hitam.

Namun, di antara banyaknya perbedaan yang ada, anaconda kuning sejatinya tetap anaconda yang hidup di daerah lembab dan membunuh mangsanya dengan lilitan. Bahkan saking seringnya berada di air ular ini sampai mendapat julukan boa air. Kemampuan berenangnya yang mumpuni membuat anaconda kuning ditakuti oleh mangsa-mangsanya yang berupa ikan, kura-kura, kaiman, mamalia, sampai burung. Ular raksasa ini juga kerap diburu oleh manusia entah untuk dijadikan peliharaan atau untuk diambil kulitnya.

Baca Juga: Perbedaan Ular Sanca dan Boa Pembelit, Keluarga Ular Terbesar!

3. Boa pembelit

Naga air australia (inaturalist.org/Marco Aurelio de Sena)

Dilansir Smithsonian's National Zoo & Conservation Institute, Boa constrictor atau boa pembelit hidup di hutan, savana, dataran rendah, sampai gurun. Ia menjalani dua gaya hidup, yaitu terestrial dan arboreal yang artinya ular ini sering beraktivitas di tanah dan juga sering beraktivitas di atas pohon. Ia memang termasuk ular yang besar dengan panjang yang mencapai 5 meter, namun perawakannya ramping dan ototnya kuat sehingga reptil ini cukup ahli memanjat.

Boa pembelit memang tidak berbisa, tetapi dalam beberapa kesempatan ia cukup agresif dan tidak segan untuk menyerang sampai menggigit manusia. Makanannya sendiri berupa mamalia seperti tikus dan kelelawar. Terkadang juga memakan reptil seperti kadal atau kura-kura. Reptil ini juga terkenal akan warnanya yang bervariasi dan memukau, alhasil tidak sedikit orang yang memelihara sampai memperjualbelikannya. Bahkan ada juga orang yang berhasil mengembangbiakan boa pembelit.

4. Boa pohon amazon

Boa pohon amazon (inaturalist.org/cbernz)

Jika dibandingkan dengan boa-boa lain, Corallus hortulana atau boa pohon amazon memang tergolong kecil. Melansir Atlas of Living Australia panjang rata-rata ular berwarna cokelat ini ada di kisaran 1,5 sampai 2 meter. Namun ukuran kecil ini justru memberikan keuntungan yang besar baginya. Badan ramping dan kecil tersebut justru memudahkan ular ini dalam hal memanjat pohon dan bergerak di sela-sela ranting dan dedaunan yang lebat. Alhasil kemampuan tersebut membuat boa ini bisa menangkap mangsa dengan mudah.

Mangsanya sendiri tidak jauh dari hewan-hewan arboreal, seperti burung, marsupial, katak, dan kadal. Dengan gerakannya yang gesit, lilitannya yang kuat, dan giginya yang tajam ular ini mampu menangkap mangsa dengan mudah. Dibandingkan kerabat-kerabatanya yang besar ia juga terhitung sebagai spesies yang agresif. Saat bertemu manusia boa pohon amazon akan langsung mengangkat kepala, mendesis, dan bahkan tidak takut untuk menyerang dan menggigit.

5. Boa pelangi barat

Boa pelangi barat (inaturalist.org/Vincent Rufray)

Seperti namanya, Epicrates cenchria atau boa pelangi barat mampu memancarkan cahaya pelangi saat sisiknya terkena sinar matahari. Warna pelangi tersebut sangat kontras jika dibandingkan dengan sisiknya yang justru punya warna cokelat, jingga, dan hitam. Ukurannya sendiri tidak terlalu besar dengan panjang maksimal sekitar 1,5 sampai 2 meter, jelas Animal Diversity Web. Ia termasuk ular arboreal yang aktif di malam hari, ular ini juga jarang terlihat dan cukup tempramental.

Jika didekati reptil ini tak segan-segan untuk menggigit, apalagi individu betina yang cenderung lebih agresif dari individu jantan. Ular ini juga bisa mengenali spesiesnya sendiri, namun bukan lewat penglihatan melainkan lewat zat kimia yang dikeluarkan dari tubuh. Dengan zat kimia tersebut boa pelangi barat tak akan kebingungan saat hendak kawin atau mencari sesama spesiesnya.

6. Boa pelangi timur

Boa pelangi timur (inaturalist.org/KENNEDY BORGES)

Berbeda dari kerabatnya yang hidup di wilayah barat, Epicrates crassus atau boa pelangi timur justru lebih kecil dengan panjang yang hanya sekitar 1,5 sampai 1,6 meter. Coraknya juga lebih gelap dan cahaya pelangi di tubuhnya juga tidak terlalu mencolok.

Dilansir The Reptile Database, penyebaran reptil ini mencakup Paraguay, Bolivia, Argentina, dan Brazil. Hutan, kebun, pepohonan, dan daerah lembab jadi beberapa tempat kesukaan ular berwarna cokelat ini. Walau tidak seterkenal kerabatnya yang lebih besar, namun ular ini terkadang juga dijadikan sebagai hewan peliharaan.

Sebagai negara tropis yang dikelilingi hutan dan sungai Brazil jadi rumah bagi berbagai spesies ular boa. Mau itu ular boa raksasa seperti anaconda, ular boa arboreal seperti boa pohon amazon, sampai ular boa dengan warna memukau seperti boa pelangi. Tiap spesies juga punya habitat, makanan, ciri fisik, dan kebiasaan yang unik. Sayangnya ada beberapa spesies yang mulai terancam karena kerusakan alam dan perburuan. Karenanya kita harus menjaga ular-ular tersebut supaya mereka tidak jatuh ke jurang kepunahan.

Baca Juga: Mengenal 5 Spesies Anaconda, Bisa Dibedakan dari Penyebarannya

Verified Writer

Arzha Ali Rahmat

Mahasiswa Unnes yang suka ular.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya