TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hewan yang Menghuni Selokan di Indonesia, Ada Apa Saja?

Selokan yang keruh tetap bisa dihuni oleh banyak hewan

ikan sapu-sapu (Wikimedia Commons/Lauricdd)

Intinya Sih...

  • Selokan di Indonesia menjadi tempat tinggal beragam hewan, seperti ikan cere yang sering ditemukan di selokan perkotaan dan desa.
  • Ikan gabus, meski kerap hidup di selokan, memiliki dampak negatif karena menjadi invasif di beberapa daerah.
  • Kepiting yuyu juga dapat hidup di selokan bersama dengan larva nyamuk yang jumlahnya bisa mencapai milyaran atau triliunan.

Indonesia memang jadi negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dan hewani. Berbagai jenis tumbuhan dan hewan dapat ditemukan di negara tercinta ini, mau itu yang biasa saja sampai yang langka dan tidak biasa. Tak hanya di alam liar seperti hutan, gunung, savana, atau kebun. Flora dan fauna juga sangat mudah ditemukan di area pemukiman seperti kota, desa, bahkan selokan, lho.

Selokan sendiri menyediakan beberapa hal untuk mendukung kehidupan hewan, seperti air, tanah, tempat persembunyian, sampai makanan yang berlimpah. Karenanya banyak hewan, khususnya hewan-hewan kecil yang menjadikan selokan sebagai tempat hidup. Tapi tak jarang selokan jadi tempat yang cukup kotor sehingga hewan-hewan yang tinggal disekitarnya harus punya kemampuan bertahan hidup di atas rata-rata. Nah, jika di sekitarmu ada selokan pasti kamu sering menemukan hewan-hewan yang akan kita bahas di artikel ini!

1. Ikan cere

Gambusia affinis (Wikimedia Commons/NOZO)

Gambusia affinis atau ikan cere jadi salah satu ikan kecil yang paling sering ditemukan di selokan. Bahkan tak hanya di daerah desa yang selokannya masih jernih, di perkotaanpun ikan ini juga banyak ditemukan, lho. Bahkan anak-anak juga kerap menangkap ikan ini dengan jaring atau plastik untuk dijadikan ikan peliharaan. Penyebaran ikan cere juga sangat luas karena bisa ditemukan di Indonesia, Afrika, Eropa, Australia, India, Eropa, sampai Amerika, jelas GBIF.

Sayangnya ikan ini juga punya dampak negatif karena menjadi ikan introduksi yang invasif di beberapa daerah seperti Amerika Serikat. Di sana populasi ikan cere tidak terkendali dan mampu merusak ekosistem. Ikan ini mampu menyebarkan penyakit, membunuh tanaman air lokal, sampai memusnahkan populasi serangga lokal. Dengan kerakusannya memakan larva serangga dan kemampuan bertahan hidupnya yang luar biasa ikan sepanjang 5 cm ini sangat sulit dibasmi di Amerika Serikat.

2. Ikan gabus

Channa striata (Wikimedia Commons/Wie146)

Ikan gabus sendiri merupakan penyebutan bagi Channa striata yang juga sering dijadikan ikan hias karena punya warna yang cukup menarik. Dilansir Animalia, ikan ini punya warna cokelat dan pola garis berwarna hitam. Ia juga bisa tumbuh hingga sepanjang 1 meter, namun sekarang ikan gabus dengan ukuran maksimal jarang ditemukan akibat perburuan yang berlebihan. Biasanya orang-orang memancing atau memburu ikan ini untuk dijual, dijadikan ikan hias, atau dimakan.

Selain di Indonesia, ikan gabus sendiri dapat ditemukan di negara lain, seperti India, Sri Lanka, Filipina, Thailand, Singapura, dan Brunei. Ikan ini sendiri kerap ditemukan di sungai dan perairan keruh yang berwarna hitam. Ikan gabus tidak punya masalah untuk hidup di selokan karena ia bisa memakan apapun dan punya ketahanan yang tinggi terhadap polusi. Sayangnya populasinya di beberapa daerah mulai menurun karena maraknya perburuan di beberapa tahun terakhir.

3. Yuyu

Parathelphusa convexa  atau Yuyu (Wikimedia Commons/Wibowo Djatmiko)

Ikan bukan satu-satunya hewan yang kerap ditemui di selokan, krustase kecil seperti kepiting juga tak jarang berkeliaran di selokan, lho. Yuyu atau Parathelphusa convexa menjadi salah satunya. Yuyu sendiri merupakan kepiting berukuran kecil dan punya warna yang cenderung gelap, seperti cokelat, jingga, dan hitam. Ia juga merupakan hewan endemik Indonesia dan hanya bisa ditemukan di Pulau Jawa, terang iNaturalistUK.

Namun jika dibandingkan kepiting lain, yuyu punya habitat yang sangat beragam karena dapat ditemukan di sungai, hutan, sawah, sampai selokan. Mau itu selokan yang bersih atau selokan yang keruh semuanya dapat ditinggali oleh yuyu. Selama ada makanan seperti cacing, ikan kecil, atau bangkai hewan yuyu bisa hidup dimanapun. Kepiting kecil ini juga dapat dijadikan sebagai pengendali hama. Bangkai yuyu dapat menarik perhatian Leptocorisa oratoria atau walang sangit, dengan begitu saat walang sangit berkumpul di dekat bangkai yuyu para petani bisa membunuh mereka dengan pestisida dan sebagainya.

Baca Juga: 8 Fakta Unik Ikan Morwong, Bisa Tumbuh Mencapai 1 Meter

4. Jentik nyamuk

Jentik nyamuk (Flickr.com/NIAID)

Nyamuk juga dapat hidup di area lembab seperti selokan, namun biasanya yang sering ditemukan di selokan adalah larvanya yang berupa jentik nyamuk. Setelah kawin nyamuk betina akan mencari daerah berair seperti selokan. Setelah menemukannya ia akan menaruh telur-telurnya di air yang nantinya larva-larva tersebut akan menetas menjadi jentik nyamuk. Jentik-jentik ini sepenuhnya akan hidup di air sebelum menjadi kepompong dan bermetamorfosis menjadi nyamuk dewasa, jelas berbagai sumber.

Populasi larva nyamuk di selokan juga sangat banyak, bisa saja milyaran atau triliunan. Yang pasti tidak bisa dihitung secara konkrit karena larva nyamuk punya ukuran yang sangat kecil. Namun tak seperti nyamuk dewasa yang bisa terbang dan kabur dengan mudah jentik nyamuk justru sangat rapuh. Mereka tak punya sistem pertahanan yang spesial sehingga jadi makanan favorit hewan-hewan air seperti ikan, serangga, reptil kecil, kodok, katak, sampai krustasea.

Verified Writer

Arzha Ali Rahmat

Mahasiswa Unnes yang suka ular.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya