TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hewan yang Memiliki Osteoderm, Kebanyakan Merupakan Reptil

Osteoderm adalah struktur keras mirip tulang di kulit

Gila monster, salah satu hewan yang memiliki osteoderm (inaturalist.org/a_monter)

Buat kamu yang belum tahu, osteoderm merupakan pelat bertulang yang tumbuh dan terlihat pada kulit vertebrata. Secara kasat mata osteoderm berbentuk seperti sisik, namun ukurannya lebih besar, lebih kuat, dan merupakan bagian dari tulang. Karenanya osteoderm juga dapat memfosil layaknya tulang dan gigi. Osteoderm juga punya banyak fungsi, seperti sebagi pelindung dari predator dan menahan gigitan lawan saat bertarung.

Secara umum osteodorm sangat sering ditemukan pada reptil, buaya, kadal, bahkan beberapa spesies biawak memiliki struktur ini. Namun nyatanya reptil bukan satu-satunya hewan yang memiliki osteoderm. Ada beberapa hewan lain yang memiliki osteoderm dan kita akan membahas beberapa di antaranya!

1. Armadilo

Armadilo (inaturalist.org/alexanderr)

Armadilo jadi mamalia yang sangat unik karena ia merupakan satu-satunya mamalia yang masih hidup dan memiliki esteoderm. Namun itu sekarang, nyatanya pada masa prasejarah ada juga mamalia lain yang punya ostdeoderm, lho. Beberapa jenis mamalia tersebut adalah Glyptodont dan Mylodontid, jelas artikel di jurnal Journal of Morphology. Bentuk osteoderm yang mereka miliki juga tak jauh berbeda dari armadilo, yaitu armor yang mirip tempurung.

Armadilo sendiri menggunakan osteoderm yang menyelimuti tubuh, kaki, dan ekornya sebagai perisai pertahanan. Karena sangat keras para predator akan kesulitan mengoyak atau menggigit hewan ini. Tak cuma itu, armadilo juga mampu menggulung diri seperti bola sehingga tambah menyulitkan predator untuk memangsanya. Osteoderm yang ia miliki juga dibagi jadi lima segmen, yaitu segmen kepala, dada, jilid di punggung, panggul, and perisai ekor.

2. Buaya

Buaya (inaturalist.org/shubhra1)

Sudah bukan rahasia lagi kalau reptil terbesar di dunia ini punya tubuh keras yang diselimuti osteoderm. Secara umum, orang-orang hanya menganggap sisik di punggungnya sebagai sisik biasa, namun sisik tersebut merupakan osteoderm, lho. Bahkan osteoderm tersebut juga bisa memfosil layaknya tulang dan gigi serta sering terlihat pada fosil-fosil buaya purba. 

Artikel di jurnal Zoology sendiri menerangkan kalau osteoderm pada buaya memiliki dua fungsi utama. Pertama, osteoderm yang keras bisa melindungi buaya dari serangan predator dan gigitan sesama buaya saat bertarung atau memperebutkan makanan. Kedua, osteoderm pada buaya dialiri pembuluh darah sehingga bisa membantu reptil ini dalam mengatur suhu tubuhnya. Dengan kata lain, osteoderm di tubuh buaya ibaratkan sebuah perisai kuat yang melindungi tubuhnya dari luka dan suhu yang ekstrim.

3. Gila monster

Gila monster (inaturalist.org/sullivanribbit)

Gila monster merupakan kadal yang terkenal karena dua hal, yaitu gigitannya yang berbisa dan tubuhnya yang keras. Bisanya cukup berbahaya karena mampu menyebabkan rasa sakit, pembangkakan, sampai tidak teraturnya tekanan darah. Selain itu tubuhnya juga keras karena dilapisi osteoderm mulai dari kepala, punggung, kaki, sampai ekor. Dengan dua hal tersebut gila monster dapat mempertahankan diri dari serangan elang dan coyote, jelas National Geographic.

Kadal ini sendiri ukurannya cukup besar dengan panjang maksimal yang mencapai 50 cm. Ia kerap ditemukan di daerah yang kering seperti padang rumput, padang pasir, gurun, dan bebatuan di daerah Meksiko dan Guatemala. Kemungkinan habitatnya yang ekstrim itulah yang memaksa gila monster mengembangkan bisa yang kuat dan tubuh yang diselimuti osteoderm. Walau punya pertahanan tubuh yang sempurna nyatanya populasi kadal ini terus menurun sampai-sampai dikategorikan sebagai hewan yang hampir terancam.

4. Kadal berekor duri

Kadal berekor duri (inaturalist.org/alexanderr)

Kadal berekor duri atau girdle lizard memang tak terlalu besar dengan panjang maksimal yang hanya 40 cm. Tapi jangan salah, dibalik ukurannya yang kecil ia punya tubuh yang hampir keseluruhannya diselimuti oleh osteoderm. Bahkan hasil analisis menggunakan CT scan mengungkap fakta bahwa osteoderm di tubuh kadal ini terdapat hampir di semua bagian tubuh mulai dari leher, punggung, ekor, sampai kaki, terang American Museum of Natural History.

Satu-satunya bagian yang tidak diselimuti osteoderm hanyalah kepala, hal ini masuk akal mengingat kepala cukup kompleks dan punya banyak bagian yang bergerak. Osteoderm pada kadal berekor duri juga sangar karena bentuknya lebih mirip duri daripada sisik. Dengan adanya osteoderm kadal ini bisa aman dari gigitan dan serangan predator, namun hadirnya osteoderm juga menimbulkan masalah. Tubuh yang kuat dan diselimuti perisai membuat gerakan kadal ini menjadi lambat. Akhirnya ia mengatasinya dengan beberapa cara seperti menggulung diri saat dikejar oleh predator.

Verified Writer

Arzha Ali Rahmat

Mahasiswa Unnes yang suka ular.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya