TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Unik Bunglon Taman, Kadal Kecil yang Mampu Merusak Ekosistem!

Bunglon taman adalah hewan invasif yang berbahaya

Bunglon taman (inaturalist.org/sandeepnanu)

Terdapat beberapa jenis kadal di Indonesia, ada kadal yang bisa berenang, kadal yang hidup di dalam tanah, kadal yang tidak berkaki, sampai kadal yang hidup di pepohonan. Tentunya tiap spesies juga punya adaptasi yang unik sesuai tempat tinggal, makanan, dan kebiasaan mereka. Namun walau mendiami wilayah Indonesia ternyata tidak semua spesies kadal merupakan hewan asli Indonesia, lho.

Beberapa kadal seperti bunglon taman atau Calotes versicolor merupakan hewan pendatang dari negara lain. Bahkan tak cuma pendatang, bunglon taman juga merupakan hewan invasif yang merusak ekosistem dan lingkungan di Indonesia. Kehadiran kadal ini justru membuat kadal-kadal asli Indonesia kalah saing dan populasinya menurun. Untuk lebih mengenal bunglon taman dan efeknya terhadap ekosistem di Indonesia mari kita simak beberapa fakta unik mengenai hewan ini!

1. Merupakan spesies invasif yang berbahaya bagi ekosistem

Bunglon taman (inaturalist.org/devika_mb)

Dilansir National Geographic, spesies invasif adalah spesies yang bukan merupakan spesies asli di suatu daerah. Kehadiran spesies invasif bisa menyebabkan kerusakan habitat, lingkungan, bahkan kerugian ekonomi yang besar. Dalam hal ini bunglon taman yang berasal dari daerah India dan sekitarnya menjadi spesies invasif di wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Di Indonesia sendiri kehadiran kadal berwarna cokelat ini menggusur populasi kadal-kadal asli seperti bunglon hijau. Jika bunglon taman sudah menempati suatu daerah maka bisa dipastikan populasi bunglon hijau di daerah tersebut akan terus merosot. Ukurannya yang lebih besar, nafsu makannya yang besar, dan ketahanan tubuhnya yang luar biasa membuat bunglon taman tidak terkalahkan. Tak cuma itu, bunglon hutan juga bisa menyebarkan penyakit ke hewan lain dan memusnahkan invertabrata lokal. Karenanya kita tidak boleh membiarkan bunglon taman berkeliaran dengan bebas.

2. Individu jantan bisa mengubah warna saat musim kawin

Bunglon taman (inaturalist.org/ambady_sasi)

Individu jantan bunglon taman punya kebiasaan yang unik, saat musim kawin mereka akan mengubah warna kepalanya menjadi warna merah, jelas Animalia. Selain itu bunglon jantan juga akan menari dengan mengangguk-anggukan kepalanya dan melebarkan membran di lehernya untuk menarik perhatian betina. Jika kamu bertemu dengan bunglon ini saat musim kawin kamu juga perlu berhati-hati karena biasanya ia menjadi lebih teritorial dan agresif. Gigitannya memang tidak berbahaya dan hanya akan menimbulkan luka kecil, namun tentunya digigit hewan ini bukanlah hal yang menyenangkan.

3. Merupakan pemanjat ulung yang gemar memakan serangga

Bunglon taman (inaturalist.org/eelin)

Laman National Parks menjelaskan kalau bunglon taman merupakan hewan arboreal yang kerap memakan serangga dan kadal berukuran kecil. Kadal ini sering ditemukan di atas pohon, bebatuan atau rerumputan. Tempat-tempat tersebut menyediakan tempat yang nyaman untuk berjemur, makanan yang berlimpah, dan perlindungan dari predator. Tentunya tubuhnya yang kecil dan gerakannya yang lincah juga memudahkan hewan ini untuk memanjat.

Ia punya kaki yang panjang, cakar yang kuat dan melengkung, badan yang ramping, dan ekor yang panjang. Cakar yang kuat dan kaki yang panjang memudahkannya untuk mencengkeram bebatuan, dahan pohon, rerumputan, dan daun. Badan yang ramping memudahkannya untuk bergerak dengan gesit dan lincah. Sementara ekor yang panjang membantunya menyeimbangkan diri di atas pepohonan. Dengan kemampuannya tersebut bunglon taman dengan mudah dapat mengejar mangsa dan kabur dari predator.

4. Panjang maksimalnya mencapai 40 cm

Bunglon taman (inaturalist.org/nyannowo)

Sebagai jenis bunglon hewan berumbai ini sebenarnya punya ukuran yang cukup besar. Panjang maksimalnya saja bisa menyentuh angka 40 cm, terang Reptile of Hong Kong. Fisiknya sendiri cukup unik, kadal dewasa punya badan yang berisi namun ramping, kepala besar dan membulat, mata yang besar, dan rumbai lancip yang melintang dari atas kepala sampai punggung. Rumbai ini juga hanya terlihat di individu dewasa, individu muda cenderung punya tubuh dan sisik yang lebih halus serta badan yang lebih ramping dan kecil.

Warnanya sendiri bervariasi seperti jingga, cokelat tua, cokelat muda, abu-abu, kekuningan, dan kehijauan. Corak garis hitam atau cokelat juga terlihat di kepala sampai ekor kadal ini. Selain itu bercak-bercak dan garis putih juga dapat terlihat di beberapa bagian tubuh seperti di samping tubuh dan sekitar mata. Warna dan corak yang ia miliki juga punya peran yang penting karena mambantunya bermakuflase di pepohonan, dedaunan kering, dan bebatuan supaya terhindar dari predator seperti burung dan ular.

Verified Writer

Arzha Ali Rahmat

Mahasiswa Unnes yang suka ular.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya