TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Ular Gibug yang Gigitannya Banyak Memakan Korban

Ular gibug biasa mendiami daerah yang kering

Ular gibug (inaturalist.org/jamalk)

Calloselasma rhodostoma atau yang biasa disebut ular gibug adalah ular dari keluarga viperidae yang umum ditemukan di Indonesia khususnya Pulau Jawa. Ular ini kerap mendiami hutan, daerah kering atau kebun. Biasanya ular gibug akan bersembunyi di sela-sela batu, di bawah kayu kering atau di bawah daun kering. Karena kebiasaannya yang suka bersembunyi itulah ular ini sulit ditemukan jika kamu tidak teliti.

Ular gibug juga punya kamuflase sempurna dengan warna cokelat dan pola segitiga yang sangat mirip dengan dedaunan kering. Ukurannya juga cukup kecil namun ular ini jadi ular yang ditakuti karena kekuatan bisanya. Bahkan ular gibug jadi ular yang banyak memakan korban entah itu kobran luka atau korban meninggal. Biasanya gigitan ular gibug akan menyebabkan pembusukan, pembengkakan hingga kematian. Ular gibug memang berbahaya namun ia juga punya beberapa fakta mencengangkan yang akan dibahas di artikel ini!

1. Gigitannya mampu membunuh manusia

Ular gibug (inaturalist.org/matthieuberroneau)

Ular gibug adalah ular berbisa tinggi yang cukup berbahaya, gigitan ular ini mampu menyebabkan banyak komplikasi pada tubuh manusia. Bengkak, rasa sakit, kerusakan jaringan parah, sampai kematian adalah beberapa hal yang terjadi jika ular ini menggigit manusia dewasa. Di beberapa negara gigitan ular gibug sangat sering terjadi, bahkan di Malaysia bagian utara ular ini jadi tersangka atas 700 kasus gigitan ular tiap tahunnya. Bisa yang terkandung di dalam tubuh ular ini sendiri adalah bisa hemotoxin yang secara umum menyerang sel darah merah.

Namun untungnya antibisa untuk gigitan ular ini sudah tersedia dan diproduksi oleh Biofarma. Antibisa tersebut merupakan antibisa polivalen yang artinya bisa digunakan untuk menangani gigitan beberapa jenis ular. Gigitan ular gibug (Calloselasma rhodostoma), kobra jawa (Naja sputatrix) dan ular welang (Bungarus fasciatus) dapat ditangani menggunakan antibisa tersebut, terang laman Biofarma.

2. Punya kemampuan kamuflase yang luar biasa

Ular gibug (inaturalist.org/dingerdynasty)

Ular ini sangat sulit ditemukan di alam liar, hal ini bukan karena populasinya yang menyusut namun karena kamuflasenya yang sangat luar biasa. Ia punya tubuh dengan warna dasar cokelat, cokelat muda atau cokelat kemerahan. Selain itu tubuhnya juga dihiasi pola segitiga berwarna hitam atau cokelat tua di bagian atas tubuhnya. Jika dilihat pola segigita tersebut mirip dengan bentuk daun-daun kering. Kombinasi warna dan polanya tersebut sangat efektif untuk bersembunyi di dedaunan kering atau kayu yang sudah mati.

Ditambah lagi ular ini sangat jarang bergerak dan biasanya hanya akan berdiam diri khususnya di siang hari. Ia hanya sedikit mengangkat kepala untuk mengawasi kondisi sekitar. Jika ada penganggu atau mangsa yang lewat barulah ular gibug akan menyerang dengan cara menggigit atau mengusir pengganggu dengan menggerakkan ekornya dan memipihkan tubuhnya. Karena itu kehatian-hatian sangat diperlukan jika kamu sedang berada di habitat ular ini.

Baca Juga: 5 Fakta Ular Derik Punggung Berlian Timur, Ukurannya Sangat Besar!

3. Merupakan jenis ular viper

Ular gibug (inaturalist.org/siriwatdangsri)

Laman The Reptile Database menjelaskan kalau ular gibug merupakan ular dari famili viperidae atau biasa disebut sebagai ular viper. Lebih spesifiknya lagi ia masuk dalam subfamili crotalinae atau pit viper. Crotalinae punya satu keunikan, yaitu mereka punya organ pendeteksi panas yang terletak diantara mata dan lubang hidung. Organ tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi naik turunnya suhu di sekitar mereka. Dengan begitu ular gibug dapat dengan mudah mendeteksi mangsa atau predator.

Sebagai ular viper ular gibug juga punya ciri khas viper, yaitu kepala berbentuk segitiga dan taring bisa panjang melengkung yang bisa ditekuk. Taring tersebut mampu menyuntikkan bisa dalam jumlah banyak sekaligus membantu ular gibug saat menelan mangsa berukuran besar. Beberapa spesies ular viper yang memiliki kekerabatan dekat dengan gibug diantaranya adalah Trimeresurus albolabris, Protobothrops maolanensis, dan Lachesis muta.

4. Tersebar luas di Asia Tenggara

Ular gibug (inaturalist.org/thepazzzzz)

Secara umum ular gibug juga dikenal sebagai malayan pit viper atau viper malaya dan seperti namanya ular ini dapat ditemukan di daerah Malaya dan sekitarnya. Nepal, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Myanmar jadi daerah yang dihuni ular ini, terang Thai National Parks. Ia merupakan ular yang menghuni area tropis yang panas dan punya curah hujan tinggi serta memiliki banyak hutan hujan tropis yang lebat.

Habitat ular gibug sendiri cukup bervariasi, ia bisa ditemui di hutan lebat, hutan bambu, area pertanian, dan kebun. Biasanya ular ini akan mendiami area yang banyak dihuni oleh hewan pengerat seperti tikus yang merupakan makanan utamanya. Strategi berburunya tak jauh berbeda dengan ular viper lain dimana ia akan menunggu mangsa dengan tenang sembari mengubur diri di daun atau ranting kering. Setelah mangsa mendekat barulah ular ini akan menyerang dengan kecepatannya yang luar biasa.

Verified Writer

Arzha Ali Rahmat

Mahasiswa Unnes yang suka ular.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya