Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Cecak dikenal karena kemampuannya menempel dan memanjat pada permukaan miring seperti pohon, dinding, sampai kaca. Biasanya reptil ini juga punya ukuran yang kecil dengan panjang yang tidak lebih dari 15 atau 20 cm. Namun jangan salah, beberapa jenis cecak sanggup tumbuh hingga ukuran yang lumayan besar, lho. Salah satunya adalah Rhacodactylus leachianus atau cecak raksasa Kaledonia Baru yang merupakan cecak terbesar di dunia.
Selain itu, sebenarnya ukuran tubuh bukan satu-satunya hal yang unik dan menarik yang dimiliki cecak ini. Ia punya segudang hal menarik lain mulai dari ciri fisiknya, suaranya, penyebarannya, sampai ekologinya. Karena itu kita akan membahas beberapa fakta menarik dari cecak raksasa Kaledonia Baru.
1. Cecak ini mengalami sebuah fenomena bernama gigantisme pulau
Cecak raksasa kaledonia baru (inaturalist.org/Lennart Hudel) Dilansir World Atlas, gigantisme pulau atau island gigantism merupakan fenomena di mana suatu organisme menjadi raksasa karena hidup teriosolasi di suatu pulau atau kepulauan. Hal ini membuat organisme tersebut bisa tumbuh jauh lebih besar dari saudara atau kerabatnya di daerah lain. Gigantimes pulau juga cukup jarang terjadi dan beberapa hewan yang mengalami fenomena ini antara lain adalah cecak raksasa kaledonia baru dan kura-kura raksasa galapagos.
Faktor yang membuat suatu organisme bisa menjadi raksasa juga ada banyak. Pertama, ketidakhadiran predator berukuran besar membuat organisme bisa tumbuh besar dan tanpa ancaman. Kedua, banyaknya makanan di suatu pulau juga membuat organisme bisa tumbuh besar. Terakhir, tidak adanya persaingan yang ketat juga membuat gigantisme pulau dapat terjadi. Dalam hal ini cecak raksasa kaledonia baru terisolasi di daerah Kaledonia Baru yang mana daerah tersebut terisolasi dari daratan atau benua besar seperti Asia dan Australia.
2. Panjang cecak raksasa kaledonia baru bisa mencapai 40 cm
Cecak raksasa kaledonia baru (inaturalist.org/Lennart Hudel) Dilansir Smithsonian's National Zoo & Conservation Biology Institute, cecak ini punya panjang rata-rata sekitar 35 cm. Namun beberapa individu juga tercatat bisa tumbuh lebih besar dengan panjang maksimal yang mencapai 43 cm. Bobotnya juga tak main-main karena mampu tumbuh hingga mencapai berat antara 227 dan 500 gram.
Karena ukurannya tersebut, cecak raksasa kaledonia baru dinobatkan sebagai cecak terbesar di dunia. Tentunya ukuran tersebut bisa dicapai karena populasi reptil ini terisolasi dalam waktu yang lama di Kaledonia Baru. Mungkin jika hal ini tidak terjadi cecak raksasa kaledonia baru tak akan bisa menjadi cecak terbesar di dunia.
Baca Juga: 5 Fakta Unik dan Menarik Cecak Pasir Namib, Punya Kaki yang Berselaput
3. Warna tubuhnya sangat sulit dibedakan dari batang dan ranting pohon
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Cecak raksasa kaledonia baru (inaturalist.org/Lennart Hudel) Sebagai cecak tentunya reptil ini juga punya kemampuan memanjat yang luar biasa. Tak hanya di pohon, batang kayu, atau bebatuan, ia bahkan juga bisa memanjat dinding dan kaca, lho. Hal tersebut dapat terjadi berkat bantuan jari kakinya yang super lengket sehingga mampu menempel di area miring dan licin. Tapi sebenarnya hal yang menarik tak cuma kemampuan memanjatnya, tapi juga kemampuan kamuflasenya.
Secara umum cecak berukuran besar ini hadir dalam beberapa warna, seperti cokelat, abu-abu, kekuningan, dan krem. Corak dan pola di tubuhnya juga banyak, mulai dari bercak garis tidak beraturan, pola garis putus-putus berwarna putih, sampai pola bintik berwarna cokelat. Perpaduan warna dan corak itulah yang membuat hewan ini sangat pandai berkamuflasme. Saat hinggap di pepohonan cecak ini bisa menyamarkan dirinya dengan sempurna, ia bisa menyatu dengan baik di kayu, ranting, atau dahan pohon.
4. Menghuni daerah Kaledonia Baru
Cecak raksasa kaledonia baru (inaturalist.org/Lennart Hudel) Seperti namanya reptil ini hanya bisa ditemukan di wilayah Kaledonia Baru, namun penyebarannya tak hanya terbatas pada satu pulau. Dilansir The Reptile Database, ia juga dapat ditemukan di beberapa pulau lain, seperti di pulau bernama Isle of Pines dan Kepulauan Belep. Namun eksistensinya di Kepulauan Belep masih menjadi tanda tanya dan belum dikonfirmasi secara resmi.
Selain itu hewan ini juga punya beberapa lokalitas tergantung di mana ia tinggal. Beberapa lokalitas tersebut adalah lokalitas Yate, Gunung Khogis, Goro, Poindimie, Gunung Humboldt, Brosse, Bayonnaise, Nuu Ana, Nuu Ammi, Duu Ana, Caanawa, Moro, dan Isle of Pines. Lokalitas sendiri merupakan penyebutan untuk populasi yang hidup di daerah tertentu dan tiap lokalitas bisa punya corak, warna, kebiasaan, ukuran, dan ciri fisik yang berbeda. Karenanya cukup penting untuk mengetahui dan memahami lokalitas-lokalitas yang ada.