Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Dalam dunia sains, pastinya sudah tak asing lagi dengan istilah eksperimen atau percobaan. Eksperimen sendiri berfungsi sebagai alat bukti sebuah teori yang sudah dikemukakan sehingga dapat memberikan penemuan baru.
Dalam melakukan eksperimen, pastinya terdapat banyak sekali hambatan atau pun tantangan, mulai dari rumitnya untuk membuktikan teori hingga biaya eksperimen yang sangat mahal.
Tak sedikit pula eksperimen yang harus berakhir dengan kegagalan. Namun, ada juga penemuan yang tidak disengaja, baik karena teori eksperimen yang keliru atau pun sekedar iseng untuk membuat sesuatu yang tak ada perhitungannya.
Berikut enam penemuan yang tidak sengaja, namun telah mengubah kehidupan dan juga dunia. Apa saja?
1. Microwave
Pada tahun 1946, Percy Spencer yang merupakan seorang insinyur di Raytheon Corporation sedang melakukan pekerjaan proyek yang terkait radar. Saat mencoba vacuum tube atau tabung yang tak berudara miliknya, dia mengamati cokelat yang tiba-tiba meleleh lebih cepat dari yang dia prediksi sebelumnya.
Sejak itu, dia tertarik untuk mengamati peristiwa tersebut dan mulai melakukan eksperimen dengan beberapa makanan lainnya seperti telur dan biji jagung. Alhasil, dia menyimpulkan bahwa panas yang terjadi berasal dari energi gelombang pendek atau microwave. Pada Oktober 1945, Raytheon Corporation mematenkan penemuan dari Percy Spencer tersebut walaupun baru dikomersilkan pada tahun 1965.
2. Sinar-X
Pada tahun 1895, ilmuwan asal Jerman yang bernama Wilhelm Roentgen sedang melakukan sebuah pekerjaan dengna tabung sinar katoda. Pada saat itu, dia dibuat heran dengan adanya tabung yang menyala walaupun sudah tertutup, dan ruangan yang dipakainya dalam keadaan gelap.
Saat Roentgen mencoba untuk menutupi cahaya tersebut, benda-benda yang dipakai untuk menutupi tabung tersebut tampaknya tak memberikan efek yang jelas.
Pada saat itu juga dia baru sadar bahwa ketika dia menutupi tabung dengan tangannya, dia dapat melihat tulang-tulang tangannya. Penemuan ini lah yang menjadi cikal bakal Sinar-X yang dipakai oleh dunia kesehatan saat ini.
3. Obat quinine
Quinine merupakan obat untuk penyakit malaria. Quinine sendiri pada awalnya terbuat dari kulit pohon. Saat ini, obat-obatan tersebut dapat mudah ditemukan di berbagai apotek.
Pada tahun 1600-an, misioner Jesuit yang bertugas di Amerika Selatan mengalami malaria. Setelah mendengar anjuran dari masyarakat asli setempat untuk meminum air yang berasal dari pohon kina, dia mencoba untuk meminumnya.
Karena rasanya yang aneh, dirinya merasa telah diracun oleh masyarakat asli sana. Namun, hal yang terjadi malah sebaliknya, dia merasa sembuh dari penyakit panas yang dideritanya.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Sejak kejadian tersebut, dia menceritakan pengalamannya itu ke berbagai orang, yang mana cerita tersebut dijadikan dasar dari obat malaria saat ini.
Baca Juga: Keren, Ini 5 Penemuan Besar di Bidang Medis yang Telah Mengubah Dunia
4. Penisilin
Pada tahun 1928, seorang profesor bakteriologi yang bernama Sir Alexander Fleming memperhatikan jamur yang dapat berkembang di cawan petri dari koloni bakteri Staphylococcus. Saat mengamati hal tersebut, dia menyadari bahwa bakteri tersebut tak tumbuh di sekitar jamur.
Jamur tersebut sendiri merupakan Penicillin notatum yang dapat mengeluarkan zat untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Penisilin sendiri mulai dikembangkan sebagai antibiotik sejak tahun 1940.
Saat ini, Penisilin digunakan sebagai antibiotik berbagai penyakit seperti demam reumatik, periodontitis, antinomikosis, hingga infeksi bakteri pneumokokus.
5. Sakarin
Pada tahun 1878, ilmuwan Constantine Fahlberg sedang melakukan penelitian seperti biasanya di sebuah lab Johns Hopkins University. Pada suatu momen, dia lupa untuk mencuci tangannya sebelum makan malam. Saat mengambil tisu, dia menyadari bahwa tisu itu tampak manis dan baru sadar bahwa setiap benda yang dia pegang akan terasa manis pada saat itu.
Dia langsung kembali ke lab untuk melakukan sebuah eksperimen yang pada akhirnya dia menemukan eksperimen kimiawi yang aman dengan menggabungkan asam o-sulfobenzoic dengan fosfor klorida serta amonia. Pada tahun 1884, Fahlberg mematenkan penemuannya tersebut dan memulai memproduksi sakarin secara masal.