TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Menarik Viper Bertanduk, Ular Paling Berbahaya di Eropa

Wajahnya sangat mengintimidasi

potret viper bertanduk dewasa (commons.wikimedia.org/Holger Krisp)

Viper bertanduk (Vipera ammodytes) biasa ditemui di Eropa Selatan dan Eropa Timur. Peta persebarannya meliputi Italia, Hungaria, Rumania, Azerbaijan, Rusia, Serbia, Yunani, hingga Turki. Ukuran mereka relatif besar. Panjang maksimalnya bisa mencapai 85—95 cm. Mereka hidup di kawasan berbatu dan berpasir yang juga jadi asal penamaan ilmiahnya.

Ular ini punya sisik yang ukurannya relatif kecil dengan corak warna campuran antara hitam, cokelat, hingga abu-abu tua. Pada bagian ujung moncongnya terdapat sebuah "tanduk" yang terbuat dari sisik-sisiknya dan bisa mencapai panjang 5 mm. Mereka merupakan jenis ular yang mendapat reputasi sebagai ular paling berbahaya di Eropa. Kira-kira kenapa, ya? Yuk, cari tahu fakta-faktanya di bawah ini!

1. Sanggup memakan apa saja

Dengan ukurannya yang besar, viper bertanduk bisa memangsa hewan apa pun selama bisa masuk ke mulutnya. (commons.wikimedia.org/BS Thurner Hof)

Kalau bicara soal makanan, viper bertanduk bisa dibilang tak pilih-pilih makanan. Selama sang mangsa dinilai bisa masuk ke mulutnya, mereka tak segan untuk menyerangnya. Artinya, ular ini sanggup untuk mengonsumsi berbagai jenis pengerat, kadal, amfibi, burung, hingga mamalia kecil lain yang ada di sekitarnya.

Akan tetapi, ada hal unik dari pilihan makanan viper bertanduk. Menurut Animalia, ular ini juga bisa memburu jenis ular lain yang ada di sekitarnya. Malahan, dalam beberapa kasus, viper bertanduk juga bisa melakukan kanibalisme terhadap jenisnya sendiri yang berukuran lebih kecil.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Burung Murai Batu, Pengicau yang Indah

2. Rutin melakukan hibernasi

potret viper bertanduk yang sedang bergerak di rerumputan (commons.wikimedia.org/Bjoertvedt)

Viper bertanduk merupakan hewan diurnal yang artinya mereka lebih banyak beraktivitas ketika siang hari. Walaupun demikian, ketika musim panas datang, mereka juga aktif hingga malam hari. Uniknya, mengutip Parks Dinarides, saat memasuki musim dingin viper bertanduk ternyata akan melakukan hibernasi seperti yang dilakukan banyak mamalia, lho.

Tidur musim dingin dari reptil ini bisa berlangsung selama 2—6 bulan lamanya. Mereka baru akan bangun dan kembali beraktivitas saat musim semi datang. Uniknya, biasanya viper bertanduk jantan lebih dulu keluar dari tempat persembunyiannya setelah melakukan hibernasi. Sementara, para betina baru menyusul sekitar 10 hari setelahnya.

 

3. Ular paling beracun di Eropa

postur agresif dari viper bertanduk sebelum melakukan serangan pada pengusiknya (commons.wikimedia.org/Maurizio.amendolia)

Racun yang dimiliki oleh viper bertanduk jadi yang paling berbahaya di Eropa. Toxinology melansir bahwa jenis racun yang dimiliki ular ini adalah presynaptic neurotoxin. Racun tersebut akan menyebabkan nyeri otot, mual, pusing, susah bernapas, bengkak dan memar, sampai kelumpuhan pada daerah yang tergigit. Dalam kasus fatal dengan pengobatan pertama tidak dilakukan dengan baik, racun dari viper bertanduk bisa menyebabkan kematian bagi manusia.

Beruntungnya, kini sudah banyak antibisa yang digunakan untuk melawan racun dari viper bertanduk. Menariknya, efektivitas racun ular ini berbeda-beda tergantung siapa yang dia gigit. Bagi mamalia, burung, dan manusia, racun mereka sangat berbahaya hingga bisa menyebabkan kematian. Sementara, bagi kadal, amfibi, hingga jenis ular lain tidak menunjukkan gejala yang parah ketika digigit oleh viper bertanduk.

4. Sistem reproduksi viper bertanduk

potret sepasang viper bertanduk (commons.wikimedia.org/Holger Krisp)

Musim kawin bagi viper bertanduk dimulai sesaat setelah masa hibernasi mereka selesai atau sekitar April—Mei. Uniknya, sebelum kawin, viper bertanduk jantan dan betina akan melakukan semacam tarian ritual. Mereka merupakan hewan ovovivipar yang artinya betina akan melalui dua proses reproduksi, yakni bertelur dan melahirkan.

Dilansir Animalia, viper bertanduk betina biasanya akan melahirkan 1—20 ekor ular muda sekitar Agustus hingga Oktober. Ketika sudah keluar, anak viper bertanduk biasanya berukuran 14—24 cm. Sejak usia muda, anak viper bertanduk sudah memiliki racun berbahayanya itu, lho.

 

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Chuckwalla, Tubuhnya Bisa Menjadi Balon!

Verified Writer

Anjar Triananda Ramadhani

Animal Lovers and Smartphone Enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya