TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Menarik Burung Paruh-kodok Papua, Mulutnya Unik Banget!

Burung unik ini bisa ditemukan di tiga negara, lho

potret burung paruh-kodok papua yang punya mata merah (commons.wikimedia.org/Sheba)

Biasanya, burung memiliki paruh yang ramping dan memanjang. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku untuk keluarga burung paruh-kodok (Podargidae) yang paruhnya justru melebar ke samping layaknya mulut katak. Keluarga burung ini terdiri atas tiga genus berbeda dengan total 16 spesies yang tersebar di seluruh dunia, khususnya Asia. Salah satu spesies burung paruh-kodok yang bisa ditemui di Indonesia adalah burung paruh-kodok papua (Podargus papuensis).

Mereka tampil dengan bulu berwarna cokelat tua, mata merah, sayap gelap, serta ekor yang relatif panjang. Tentunya, burung ini juga memiliki paruh melebar layaknya mulut seekor kodok. Kali ini, yuk, kita cari tahu sama-sama fakta menarik apa saja yang dimiliki burung paruh-kodok papua! Simak pembahasannya di bawah ini, ya!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan

burung paruh-kodok papua yang sedang bertengger di atas pohon (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Sesuai dengan namanya, burung paruh-kodok papua punya peta persebaran utama di seluruh pulau Papua. Akan tetapi, mereka juga bisa ditemui di Kepulauan Aru dan Semenanjung Cape York di Australia. Menurut Animalia, habitat favorit burung ini adalah hutan hujan tropis dengan kelembaban tinggi dan ada pada ketinggian yang cenderung rendah.

Sedangkan untuk pilihan makanan, burung paruh-kodok papua tergolong sebagai karnivor. Mereka merupakan predator nokturnal yang berarti burung ini hanya akan berburu pada malam hari. Hewan-hewan kecil seperti serangga, amfibi, reptil, hingga burung yang berada di dekatnya bisa jadi mangsa potensial. Bahkan, beberapa pengamat menyebut kalau mereka juga biasa berdiam diri sambil membuka mulutnya untuk menunggu lalat masuk ke dalam mulut sebelum akhirnya mengonsumsi lalat tersebut.

2. Termasuk salah satu burung paruh-kodok terbesar

Burung paruh-kodok papua termasuk yang terbesar dalam hal panjang tubuh. (commons.wikimedia.org/Sheba)

Hal menarik dari keluarga burung paruh-kodok adalah ukurannya yang terbilang variatif. Tak selamanya burung paruh-kodok dengan bobot yang tinggi berarti punya tubuh dan rentang sayap yang panjang pula. Inilah yang jadi kasus menarik pada burung paruh-kodok papua.

Dilansir Animalia, burung paruh-kodok papua merupakan jenis terbesar dalam hal panjang tubuh. Ukuran mereka sekitar 50—60 cm dari ujung kepala hingga ujung ekor dengan bobot rata-rata sekitar 290—570 gram. Bobotnya itu masih belum mengalahkan kerabatnya, yakni tawny frogmouth, yang bisa mencapai bobot maksimal sekitar 680 gram. 

Baca Juga: 4 Spesies Burung Mambruk Bermahkota yang Ada di Dunia

3. Bisa menghasilkan berbagai jenis suara

Burung paruh-kodok papua bisa menghasilkan berbagai jenis suara sesuai situasi. (commons.wikimedia.org/Dominic Sherony)

Meski terlihat seperti burung yang jarang berkicau, sebenarnya burung paruh-kodok papua punya beberapa variasi suara. Suara-suara ini bisa mereka bunyikan ketika memanggil pasangan ataupun untuk mekanisme pertahanan diri. Umumnya, panggilan dengan nada rendah dan berulang-ulang yang berbunyi, "ooomm ooomm ooomm" jadi suara yang paling sering mereka bunyikan ketika memanggil pasangan pada saat musim kawin.

Sedangkan untuk suara pertahanan diri bisa dibilang lebih beragam. Mengutip Oiseaux Birds, untuk mempertahankan teritorinya pejantan akan mengeluarkan suara yang lebih keras dengan menggertakkan paruhnya. Suara keras yang dikeluarkan bisa menghasilkan bunyi, "wu-wu-wu-wu-wu", sedangkan gertakkan paruhnya bisa menghasilkan suara, "clack" yang cukup keras.

4. Sistem reproduksi

Burung paruh-kodok papua biasa menggunakan ranting untuk membangun sarang. (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Burung paruh-kodok papua tergolong hewan monogami. Artinya, mereka hanya akan kawin dengan satu pasangan saja seumur hidupnya. Musim kawin bagi burung ini berlangsung sejak bulan Juli hingga Desember, dimana selama masa itu jantan dan betina akan hidup bersama dalam satu sarang. 

Sarang mereka dibuat di atas pohon dengan menggunakan ranting kecil. Dilansir Oiseaux Birds, setelah selesai kawin, burung paruh-kodok papua betina akan mengeluarkan satu atau dua butir telur. Uniknya, jantan dan betina akan membagi waktu untuk mengerami telurnya, dimana jantan akan bertugas mengerami saat siang hari dan betina akan bertugas pada malam hari. 

Saat baru menetas, warna bulu anak burung paruh-kodok papua adalah putih. Kedua induknya bahu-membahu untuk memberi makan anak-anaknya dengan serangga. Anak-anak mereka perlu waktu selama beberapa bulan atau bahkan hingga musim kawin berikutnya sebelum bisa hidup mandiri.

Verified Writer

Anjar Triananda Ramadhani

Penulis yang suka menulis dengan tema sains, alam, dan teknologi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya