TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Benarkah Buaya Tak Berevolusi sejak Zaman Dinosaurus?

Dugaan muncul karena penampilan mereka tak banyak berubah

seekor buaya nil (Crocodylus niloticus) yang sedang berjemur (commons.wikimedia.org/Leigh Bedford)

Sudah jadi rahasia umum bahwa nenek moyang dari reptil yang masuk dalam ordo Crocodilia telah hidup begitu lama, bahkan sejak dinosaurus masih menginjakkan kakinya di Bumi. Makhluk yang jadi akar evolusi dari buaya, yakni Archosaurus, hidup pada masa awal periode Trias (sekitar 250 juta tahun yang lalu) dan sebenarnya turut menjadi nenek moyang dari beberapa jenis dinosaurus populer. Akan tetapi, saat ini keluarga reptil purba tersebut hanya tinggal menyisakan buaya serta burung. 

Kemudian, ordo Crocodilia mulai berkembang sekitar 95 juta tahun yang lalu atau sekitar akhir zaman Kapur Akhir, BBC Earth melansir. Dari situlah kemudian buaya, aligator, dan kaiman berkembang dalam berbagai spesies berbeda yang mayoritas berakar dari sosok reptil bernama Deinosuchus. Reptil ini diidentifikasi sebagai predator dengan moncong dan lidah panjang, deretan gigi tajam, serta menyukai daerah sekitar aliran air.

Sejak saat itu, sebenarnya tak banyak hal yang berubah dari buaya, aligator, dan kaiman modern dengan nenek moyang mereka. Bahkan, masih ada beberapa ciri fisik yang terus digunakan ordo Crocodilia modern hingga saat ini. Hal tersebut memunculkan satu pertanyaan penting, yaitu apakah buaya sejatinya tak berevolusi sama sekali?

Tentunya untuk menjawab hal ini, kita perlu tahu terlebih dahulu soal perbedaan antara ordo Crocodilia modern dengan nenek moyangnya. Dari situ, kita jelas dapat mengungkap rahasia sukses dari spesies hewan ini sehingga bisa tetap eksis sampai hari ini. Tak ketinggalan, pembahasan juga akan meliputi fakta-fakta menarik soal keluarga reptil terbesar di dunia ini. Makin penasaran, kan? Yuk, segera gulir layar ke bawah!

1. Perbedaan buaya kuno dengan buaya modern

buaya muara (Crocodylus porosus), sosok reptil terbesar di dunia saat ini (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Ordo Crocodilia modern yang kita kenal berukuran besar dan begitu ganas saat memburu mangsa di dalam air sebenarnya berasal dari hewan berukuran lebih kecil dan karakter beragam. Mengutip Dr. Stephan Spiekman dalam Natural History Museum, rata-rata nenek moyang buaya ternyata bertubuh lebih kecil serta moncongnya tak sepanjang buaya modern. Bahkan, tak semua nenek moyang ordo Crocodilia merupakan predator karena beberapa di antaranya diduga merupakan omnivor atau bahkan herbivor, lho!

Selain itu, ternyata tak semua nenek moyang buaya merupakan hewan yang hidup dekat dengan air. Beberapa leluhurnya, seperti Simosuchus, justru dikenal lebih banyak di daratan dan memiliki kaki yang lebih panjang ketimbang buaya modern. Ada pula leluhur buaya yang sebenarnya merupakan hewan berkaki dua yang bertransformasi menjadi hewan semiakuatik. Walaupun terlihat banyak, perbedaan-perbedaan tersebut sebenarnya tak sebanyak persamaan yang dimiliki antara buaya modern dengan nenek moyangnya, lho.

Baca Juga: 5 Hewan Ini Termasuk Keluarga Buaya, Serupa tapi Tak Sama!

2. Persamaan antara buaya modern dengan nenek moyangnya

rekonstruksi tulang dari Amphicotylus milesi, sosok nenek moyang buaya yang masuk dalam famili Goniopholididae (commons.wikimedia.org/Yoshida Junki, Hori Atsushi, Kobayashi Yoshitsugu, Ryan Michael J., Takakuwa Yuji, dan Hasegawa Yoshikazu)

Tak hanya deinosuchus yang sudah disebutkan pada awal pembahasan, Sarcosuchus dan Goniopholididae jadi dua hewan yang penampilannya sangat mirip dengan buaya modern. Dari spesies-spesies inilah buaya mewarisi sejumlah hal yang serupa. Misalnya saja, nenek moyangnya sudah memiliki tulang sekunder yang memisahkan rongga hidung dengan mulut, kaki yang berselaput, dan keberadaan katup palatal yang memungkinkan buaya untuk tetap bernafas sekalipun sebagian besar tubuhnya masih berada di dalam air.

Ciri lain yang juga dimiliki oleh nenek moyang dan buaya modern adalah deretan gigi tajam dan kulit layaknya zirah yang sangat tebal. National History Museum juga menyebut kalau gaya hidup serba lambat dari buaya modern diwarisi dari nenek moyangnya. Jadi bisa dibilang bahwa buaya modern memang tak begitu banyak berubah jika dibandingkan nenek moyangnya yang berusia puluhan atau ratusan juta tahun lalu. 

Verified Writer

Anjar Triananda Ramadhani

Penulis artikel dengan tema sains, alam, dan teknologi | Email: anjar.triananda85@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya