TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Benarkah Buaya Hewan yang Setia? Ini Fakta Reproduksinya!

Padahal orang yang gak setia sering disebut 'buaya', kan?

potret jarak dekat dari buaya muara dewasa (commons.wikimedia.org/Harikrishnan S)

Biasanya, ketika ada seseorang yang cenderung bermain-main dengan banyak lawan jenis, ejekan "buaya"pasti akan kita dilontarkan. Istilah "buaya" memang erat kaitannya dengan pasangan yang tak setia sehingga timbul pertanyaan terkait asal-usul ungkapan tersebut. Apakah buaya—sosok hewan yang disebut dalam istilah itu—sebenarnya bukan jenis hewan yang setia?

Nah, kali ini kita akan coba mengulas fakta-fakta soal sistem reproduksi dari buaya (ordo Crocodilia). Hal-hal yang menarik untuk dicari tahu tentu soal kebiasaan reptil ini ketika kawin, bagaimana proses perkawinan, hingga menguak kebenaran dari istilah "buaya" itu. Makin penasaran, kan? Kira-kira apakah benar mereka hewan yang setia, atau justru suka gonta-ganti pasangan seperti istilah yang beredar? Yuk, simak pembahasan lengkapnya di bawah ini!

1. Apa yang dilakukan buaya saat musim kawin?

pasangan buaya yang sedang berjemur (commons.wikimedia.org/Jakob Suckale)

Bulan perkawinan bagi keluarga buaya tentu berbeda-beda pada masing-masing spesies karena mereka tersebar di berbagai belahan dunia. Akan tetapi, untuk musimnya sendiri setidaknya kita tahu kalau saat musim hujan tiba di habitatnya, itulah waktu yang sempurna bagi keluarga buaya untuk kawin. Selain itu, keluarga buaya jelas memiliki ritual perkawinannya sendiri yang membedakan mereka dengan jenis reptil lainnya.

Dilansir Britannica, kebanyakan jenis buaya merupakan hewan sosial yang bergerak dalam kelompok, baik dalam jumlah kecil maupun besar. Dalam kelompok itu, ada satu pejantan dominan yang bisa dibilang selalu mendapat tempat istimewa. Hal itu karena buaya besar inilah yang akan memakan makanan paling banyak, mendapatkan tempat berjemur terbaik, sampai bisa menentukan pasangannya sendiri.

Sementara itu, untuk anggota kelompok lainnya, ada cara lain bagi mereka untuk menentukan pasangan. Para jantan mula-mula akan bertarung demi memperebutkan hak kawin kepada betina yang ada di sekitarnya. Sekalipun sudah jadi pemenang, itu bukan jadi jaminan kalau si betina mau kawin dengannya. Maka dari itu, pada beberapa spesies buaya, sang jantan perlu menarik perhatian betina dengan suara-suara raungan, mendesis, sampai menggetarkan air. 

Selain itu, ada beberapa cara lagi yang dilakukan calon pasangan buaya ini supaya keduanya dapat bereproduksi. Beberapa gestur tubuh dan sentuhan antar pasangan buaya telah diamati sebagai salah satu ritual sebelum mereka kawin. Kemudian, diketahui kalau reptil ini menggunakan bau-bau kimia dari bagian tubuhnya sebagai bentuk komunikasi saat proses perkawinan berlangsung.

2. Apakah buaya tergolong hewan monogami?

Mayoritas ordo Crocodilia (buaya sejati, aligator, dan kaiman) ternyata bukan termasuk hewan monogami. (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Dalam dunia hewan, pasangan yang hanya akan kawin dengan satu lawan jenis saja tergolong sebagai hewan monogami. Biasanya, pada hewan-hewan dengan sebutan monogami ini tak akan kawin lagi dengan lawan jenisnya, sekalipun pasangannya sudah mati terlebih dahulu. Untuk beberapa spesies hewan, ada pula hewan monogami yang akan "bercerai" pada kondisi tertentu, misalnya saja karena mereka hanya akan bersama selama satu musim kawin atau pasangannya sudah tidak dapat bereproduksi lagi.

Dilansir Discover Wildlife, hewan yang melakukan praktik monogami biasanya akan meningkatkan keberhasilan reproduksinya. Maksudnya, anak-anak yang lahir atau menetas dari hewan-hewan monogami biasanya juga akan menerima perawatan dari induk betina beserta jantannya sehingga harapan hidup mereka meningkat drastis.

Pada buaya, sebenarnya terdapat banyak spesies yang melibatkan peran induk betina dan jantan dalam perawatan proses anaknya. Hal tersebut seharusnya dapat menjadi salah satu indikasi penting untuk menjawab apakah buaya tergolong hewan monogami atau tidak.

Biarpun demikian, ternyata jawaban untuk pertanyaan itu adalah tidak. Ya, pada dasarnya mayoritas spesies buaya bukan tergolong hewan monogami. Mereka justru tergolong hewan poligami, di mana seekor pejantan akan kawin dengan beberapa ekor betina dalam satu musim kawin.

Biasanya, jantan dominan akan memonopoli betina ketika musim kawin. Selain si dominan, hanya pejantan pemenang pertarungan dengan jantan lain lah yang memiliki hak untuk kawin dengan betina di sekitarnya. Meskipun demikian, ternyata ada, lho, satu spesies dalam ordo Crocodilia yang ternyata menunjukkan perilaku monogami berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam jangka waktu panjang.

3. Sejauh ini, hanya aligator amerika yang diketahui sebagai keluarga buaya yang setia

seekor induk aligator amerika yang sedang 'menggendong' anaknya (commons.wikimedia.org/Zygy)

Pada studi yang dilakukan oleh Rockfeller Wildlife Refuge di Louisiana, Amerika Serikat, secara menyejutkan ditemukan fakta kalau aligator amerika (Alligator mississippiensis) sebenarnya terbilang setia pada pasangannya. Dalam penelitian yang berlangsung selama 1 dekade itu, sekitar 70 persen aligator amerika betina hanya mau kawin dengan jantan yang sama setiap musim kawin tiba. Padahal, sebenarnya aligator amerika punya populasi yang padat dan saling berdekatan antarindividu.

Sebenarnya mudah saja bagi aligator amerika untuk mencari pasangan baru ketika musim kawin tiba. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan mulai dari 1997, 2002, hingga 2005, mayoritas pasangan yang diamati ternyata masih tetap bersama. Bahkan, pada beberapa pasangan, sarang untuk meletakkan telur-telurnya pun masih sama seperti saat mereka pertama kali diamati.

Sejauh ini, hanya aligator amerika yang diketahui sebagai hewan monogami dalam ordo Crocodilia. Spesies-spesies buaya lain tak menunjukkan perilaku yang serupa, tetapi bukan berarti buaya merupakan induk hewan yang buruk. Malahan, sebenarnya pasangan buaya itu terbilang kompak, sekalipun mayoritas bukan tergolong hewan monogami, lho.

Baca Juga: 5 Hewan Ini Termasuk Keluarga Buaya, Serupa tapi Tak Sama!

4. Kebanyakan jenis buaya merupakan induk yang baik

Induk buaya akan menjaga sarangnya dari berbagai ancaman sampai telur menetas. (commons.wikimedia.org/Eliza68)

Setelah proses perkawinan selesai, buaya betina akan menepi ke daratan untuk mencari tanah berpasir maupun gundukan tanah untuk digali. Setelah itu, mereka akan meletakkan telur-telurnya di sana dan pada beberapa spesies biasanya sarang itu akan ditutupi dengan tumbuhan. Nah, setelah proses inilah kita dapat mendapatkan jawaban soal mengapa buaya terbilang sebagai induk yang sangat baik.

Dilansir Animal Diversity, sang induk betina akan menjaga sarangnya sampai telur itu menetas. Pada mayoritas spesies buaya, jantan juga akan ikut menjaga sarang ini bersama dengan betinanya. Kedua pasangan buaya ini akan semakin agresif pada apapun yang mencoba mendekati sarangnya. Sebagai tindakan pencegahan, terkadang induk betina akan membangun beberapa sarang palsu di sekitar sarang aslinya guna pengecoh hewan-hewan yang gemar mencuri telur buaya.

Setelah telur menetas, biasanya anak-anak buaya akan menggunakan suara panggilan yang akan langsung direspon oleh induknya. Setelah itu, sang induk akan menghampiri anak-anaknya yang baru menetas dan memasukkan mereka ke dalam mulutnya. Ini bukan tindakan kanibalisme, melainkan berfungsi untuk mengamankan anak-anak buaya sebelum si induk membawanya menuju ke dalam air.

Induk buaya akan merawat anak-anaknya selama beberapa bulan pertama. Setelah dirasa cukup untuk meninggalkan anak-anaknya supaya dapat hidup mandiri, si induk—baik betina maupun jantan—akan pergi. Pada tahun-tahun awal hidupnya, anak buaya biasanya akan bersama dengan saudara-saudaranya guna mendapatkan perlindungan ekstra dari berbagai predator yang dapat menargetkan mereka sebagai mangsa potensial.

Verified Writer

Anjar Triananda Ramadhani

Penulis artikel dengan tema sains, alam, dan teknologi | Email: anjar.triananda85@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya