TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kebakaran Hutan Terbesar dalam Sejarah, Jutaan Hektar Lahan Terbakar

Memiliki dampak yang besar pada makhluk hidup dan lingkungan

ilustrasi kebakaran hutan (Mongabay/Greenpeace International)

Kebakaran hutan merupakan bencana alam yang sering terjadi, terutama ketika musim kemarau tiba. Api yang awalnya kecil dapat dengan cepat menjalar dan melahap hutan yang luas. Penyebab kebakaran hutan beragam, mulai dari ulah manusia sepeti pembakaran lahan hingga faktor alam seperti sambaran petir.

Tidak hanya itu, adanya perubahan iklim juga menjadi salah satu pemicu terjadinya kebakaran hutan. Perubahan iklim menyebabkan kondisi cuaca menjadi lebih ekstrem, yang menyebabkan musim kemarau menjadi lebih panjang dan lebih panas. Kondisi ini membuat hutan menjadi lebih kering dan rentang terhadap kebakaran. Berikut adalah 5 peristiwa kebakaran hutan terbesar sepanjang sejarah yang menghanguskan jutaan hektar lahan. Ada apa saja?

1. Kebakaran Hutan Taiga Siberia (2003)

ilustrasi kebakaran hutan taiga di Siberia (Mongabay/Greenpeace International)

Pada 2003 terjadi salah satu kebakaran hutan terbesar sepanjang sejarah yaitu kebakaran hutan taiga di Siberia Timur. Dilansir laman Earth.org, pada 2003 terjadi musim panas yang luar biasa di Eropa. Musim panas ini memunculkan banyak kebakaran hebat dan terbesar adalah kebakaran hutan taiga di Siberia Timur yang menghancurkan lebih dari 22 juta hektar lahan. Kombinasi antara kondisi yang kering dan eksploitasi manusia menjadi penyebab utama kebakaran hutan ini terjadi.

Kebakaran ini menyebar ke seluruh Siberia, Rusia Timur, Tiongkok Utara, dan Mongolia Utara. Asapnya bahkan tersebar dan mencapai wilayah Kyoto, Jepang.

Selain itu, emisi yang dihasilkan dari kebakaran ini diperkirakan setara dengan jumlah penurunan emisi gas rumah kaca yang telah disepakati oleh negara-negara Uni Eropa dalam Protokol Kyoto. Kebakaran hutan ini seolah-olah “membatalkan” sebagian dari upaya yang telah dilakukan oleh negara-negara Eropa untuk mengatasi perubahan iklim.

2. Kebakaran Hutan Australia (2019-2020)

ilustrasi kebakaran hutan Australia 2019-2020 (wikimedia.org/SentinelHub)

Selanjutnya yaitu kebakaran hutan di Australia yang terjadi pada akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020. Dilansir laman Mongabay Conservation News, kebakaran ini menghancurkan lahan seluas 24 juta hektar yang setara dengan luas negara Inggris.

Hutan di Australia merupakan rumah bagi banyak hewan liar. Adanya kebakaran ini menyebabkan 1,5 miliar hewan terbunuh dan kehilangan tempat tinggalnya. Salah satu hewan yang dirugikan, yaitu 61.000 koala yang harus kehilangan tempat tinggal mereka.

Pada 2019–2020, Australia mengalami tahun terpanas dan terkering yang menjadi faktor utama penyebab kebakaran hutan ini. Selain itu, curah hujan di Australia pada 2019 juga 40 persen di bawah rata-rata yang merupakan level terendah sejak tahun 1900.

Baca Juga: 5 Fakta Kebakaran Hutan, Bisa Menyebabkan Bencana!

3. Kebakaran Wilayah Barat Laut Kanada (2014)

ilustrasi kebakaran hutan wilayah barat laut Kanada (wikimedia.org/USDA Forest Service)

Dilansir laman Government of Canada Publications, pada musim panas 2014, wilayah barat laut Kanada mengalami kebakaran hutan yang luar biasa. Pada saat itu, telah terjadi kebakaran sebanyak 380 kebakaran yang menghanguskan lahan hingga seluas 3,5 juta hektar.

Dari 380 kebakaran, 13 di antaranya diyakini karena ulah manusia. Sedangkan sisanya, disebabkan oleh kekeringan yang parah serta kondisi meteorologi (cuaca) yang tidak biasa.

Asap yang dihasilkan dari kebakaran ini sangat besar hingga memicu peringatan kualitas udara di seluruh Kanada dan Amerika Serikat. Tidak hanya itu, asapnya bahkan terlihat hingga Portugal.

4. Kebakaran Hutan Alaska (2004)

ilustrasi kebakaran hutan Alaska (wikimedia.org/National Interagency Fire Center)

Dilansir laman National Centers for Environmental Information, kebakaran hutan pada 2004 telah membakar lebih dari 5,4 juta hektar di seluruh wilayah Amerika Serikat, salah satunya Alaska. Aktivitas kebakaran di Alaska meningkat drastis selama akhir bulan Juni dan awal bulan Juli 2004, dan membakar lebih dari 3,4 juta hektar lahan.

Musim panas 2004 sangat hangat dan basah jika dibandingkan dengan iklim musim panas pada umumnya di Alaska. Musim panas yang tidak biasa ini mengundang banyak petir untuk datang, sehingga memicu terjadinya kebakaran. Pada tahun tersebut terjadi 701 peristiwa kebakaran, 215 di antaranya disebabkan oleh sambaran petir, dan 426 lainnya disebabkan oleh ulah manusia.

Kebakaran di Alaska ini berdampak besar pada kualitas udara yang buruk dan keselamatan penduduk yang tinggal di area dekat peristiwa kebakaran. Selama 15 hari setelah kebakaran, langit Alaska mengalami kualitas udara yang berbahaya dan tidak sehat.

Verified Writer

Alifya Putri

Bibliophile

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya