Perubahan Iklim Membuat Antarktika Menghijau, Begini Penjelasannya!

Iklim yang memanas membuat tumbuhan menyebar dengan cepat

Seperti yang kita tahu, Antarktika terkenal dengan lapisan esnya yang dingin. Selain itu, benua es yang terletak di kutub selatan bumi ini menjadi wilayah es terluas di dunia. Meski begitu, Antarktika memiliki beberapa spesies tumbuhan yang unik, lho. Dalam beberapa tahun terakhir, spesies tumbuhan tersebut justru tumbuh semakin banyak.

Perubahan iklim memang membuat es di kutub selatan ini mencair. Akibatnya, tanaman berbunga di Antarktika menyebar dan tumbuh dengan cepat. Ada dua spesies tanaman berbunga yang hidup di benua ini. Meskipun sebagian besar wilayah Antarktika masih diselimuti oleh lapisan es, tapi ada beberapa tanaman yang tumbuh di tempat-tempat yang dulunya dianggap tidak ramah bagi mereka.

Nah, dari dampak perubahan iklim selama 1 dekade terakhir ini, tanaman yang tumbuh subur di Antarktika adalah salah satu yang justru membuat peneliti ketar-ketir. Walaupun demikian, banyak dari kita yang tidak menyadari seberapa besar perubahan yang terjadi di Antarktika, mengingat tempatnya yang tidak bisa dikunjungi sembarangan orang. Lalu seperti apa penjelasannya?

1. Antarktika dulunya merupakan hutan hujan yang lebat

Perubahan Iklim Membuat Antarktika Menghijau, Begini Penjelasannya!fosil akar pohon Glossopteris dari periode Permian di Antartika (commons.wikimedia.org/James St. John)

Antarktika memiliki tanamannya sendiri. Percaya atau tidak, sekitar 90 juta tahun yang lalu, benua ini merupakan rumah bagi hutan hujan yang lebat. Pada saat itu, sebagian besar Bumi ditutupi oleh Samudra Tethys, dan Antarktika masih terhubung dengan benua lain seperti Australia. Nah, tumbuhan purba tersebut meninggalkan banyak sekali fosilnya.

Pergeseran iklim di Antarktika sebenarnya dimulai sekitar 34 juta tahun yang lalu. Di samping itu, sepanjang zaman dinosaurus, iklim Bumi jauh lebih hangat. Bahkan ketika bergerak ke selatan, Antarktika masih hijau. Lalu sekitar 15 juta tahun yang lalu, hutan hijau yang beriklim hangat ini berubah menjadi sedingin es. Mungkin mirip dengan hutan di Siberia saat ini.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience, yang berjudul "Hydrologic Cycling Over Antarctica during the Middle Miocene Warming Periode" (2012), para ilmuwan menemukan bukti adanya kehidupan tumbuhan yang melimpah di Antarktika pada 15 juta tahun yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa garis pantai Antarktika pernah berubah menjadi hijau untuk sementara waktu. Sebelum akhirnya menjadi wilayah yang sangat dingin seperti sekarang ini.

2. Iklim di Antarktika mengalami perubahan

Perubahan Iklim Membuat Antarktika Menghijau, Begini Penjelasannya!ilustrasi Arus Sirkumpolar Antarktika (commons.wikimedia.org/NASA)

Saat ini, perubahan iklim terus menunjukkan dampaknya ke seluruh dunia. Akan tetapi, Antarktika menjadi wilayah yang paling terkena dampaknya. Pasalnya selama setengah abad terakhir, wilayah kutub selatan Bumi ini mengalami pemanasan yang lebih drastis dibandingkan wilayah lainnya.

Suhu di Antarktika saat ini naik lima kali lebih cepat dibandingkan wilayah lain di dunia, sehingga memengaruhi suhu di daratan dan lautan. Hal ini menyebabkan terjadinya fenomena Arus Lingkar Antarktika atau Arus Sirkumpolar Antarktika—pusaran air laut besar yang terjadi di Samudra Selatan yang mengelilingi seluruh benua Antarktika. Saat bersirkulasi, Arus Sirkumpolar Antarktika ini menjaga Antarktika tetap beku.

Namun, karena adanya perubahan iklim, benua terdingin di Bumi ini menjadi cukup hangat hingga tanaman di sana tumbuh secara luas. Benua tersebut pun berpotensi menjadi lebih hijau dibandingkan jutaan tahun yang lalu. Sayangnya, menghijaunya Antarktika justru menimbulkan masalah bagi seluruh dunia. Apalagi mencairnya es akan membuat permukaan air laut naik secara drastis. Yang mengkhawatirkannya lagi, Antarktika mengalami pemanasan yang jauh lebih cepat dari perkiraan para ilmuwan.

Salah satu bagian benua Antarktika yang esnya mencair dengan cepat adalah Semenanjung Antarktika. Lapisan es yang berada di pesisir pantai ini menghilang secara bertahap. Wilayah ini juga merupakan tempat di mana sebagian besar tanaman di Antarktika dapat ditemukan. Selain itu, sebagian besar daratan di benua ini lebih ramah dan bebas es.

3. Tanaman jenis apa yang tumbuh di Antarktika?

Perubahan Iklim Membuat Antarktika Menghijau, Begini Penjelasannya!lumut di Yalour, Kepulauan Wilhelm, Antarktika (commons.wikimedia.org/LBM1948)

Kurang dari satu persen wilayah Antarktika saat ini cocok untuk ditanami tanaman. Sebagian besarnya berada di wilayah pesisir, khususnya di Semenanjung Antarktika dan pulau-pulau terpencil. Namun, berbeda dengan sebagian besar wilayah di dunia, Antarktika tidak memiliki pepohonan atau semak belukar, karena iklim di Antarktika sangat tidak bersahabat untuk tanaman seperti ini.

Kendati demikian, tumbuhan di Antarktika cenderung berukuran kecil dan kasar. Tumbuhan semacam ini pun beradaptasi untuk bertahan hidup dalam kondisi yang sangat dingin di benua ini. Walaupun sebagian besar ekosistem Bumi didominasi oleh tanaman berbunga, Antarktika justru merupakan rumah bagi spesies tanaman seperti lumut dan lumut hati.

Lumut sebenarnya bukan tumbuhan, tapi ia adalah salah satu tumbuhan paling produktif yang tumbuh di Antarktika. Di sisi lain, lumut cukup kuat untuk bertahan hidup dalam kondisi yang lebih ekstrem. Termasuk di Lembah Kering McMurdo di Antarktika. 

Antarktika sendiri memiliki sekitar 100 spesies lumut. Spesies lumut ini menyelimuti tanah di beberapa tempat di Antarktika dan membentuk wilayah berlumut. Spesies lumut ini paling banyak ditemukan di tempat-tempat yang lembab dan berair.

Lumut Antarktika terspesialisasi untuk bertahan hidup di lingkungan yang tidak bersahabat bagi spesies tumbuhan lain. Batangnya tumbuh rapat, membantu menahan air, dan beberapa lumut ini berwarna kuning-oranye. Warna yang berasal dari senyawa karotenoid yang kemungkinan membantu melindungi mereka dari sinar matahari selama musim panas.

4. Rumput rambut Antarktika

Perubahan Iklim Membuat Antarktika Menghijau, Begini Penjelasannya!rumput rambut Antarktika di Pulau Petermann, Antarktika (commons.wikimedia.org/Lomvi2)

Meskipun tidak ada padang rumput di Antarktika, tapi ada satu spesies rumput asli di Antartika, yakni rumput rambut Antarktika (Deschampsia antarctica). Rumput ini tumbuh berwarna hijau dan biasanya ditemukan di daerah yang kasar dan berbatu. Rumput ini juga tumbuh di tempat ditemukannya hewan Antarktika, seperti tumbuh subur di sekitar koloni penguin.

Satu-satunya rumput di Antarktika ini memiliki beberapa cara untuk bertahan hidup di lingkungan yang sangat dingin, yaitu karena akarnya yang dalam dan kompleks. Akar rumput ini memiliki cukup air dan nutrisi sekaligus membantunya bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem. Di musim dingin, rumput ini akan kehilangan semua daunnya dan mencari perlindungan di bawah tanah.

Akar rumput rambut Antarktika adalah kunci kelangsungan hidupnya. Sayangnya, rumput ini juga menimbulkan risiko bagi ekosistem Antarktika. Pasalnya, untuk beradaptasi di lingkungan ini, rumput rambut Antarktika sangat ahli dalam memanen unsur hara. Selain itu, ia juga menyerap nitrogen.

Namun, seiring dengan memanasnya iklim, rumput ini akan tumbuh dengan subur serta mengalahkan lumut dan spesies tumbuhan lokal lainnya. Apalagi, nitrogen sangat langka di kutub. Jadi jika rumput ini menyerap terlalu banyak nitrogen, maka tidak ada cukup nitrogen bagi spesies tanaman lain.

Baca Juga: Bagaimana Dataran Es Bisa Terbentuk di Antarktika? Ini Jawabannya!

5. Lumut mutiara Antarktika yang tumbuh subur

Perubahan Iklim Membuat Antarktika Menghijau, Begini Penjelasannya!Antarctic Pearlwort (commons.wikimedia.org/Liam Quinn)

Spesies kedua dari dua spesies berbunga di Antarktika, yakni Antarctic Pearlwort atau lumut mutiara Antarktika, adalah tanaman kecil yang hanya tumbuh setinggi 5 sentimeter. Tanaman ini tumbuh subur di pantai Antarktika yang terjal, dan memiliki bunga kecil berwarna kuning pucat. Namun, tidak ada penyerbuk di Antarktika. Jadi bunga kutub ini harus bergantung pada angin agar bisa berkembang biak. Oleh sebab itu, lumut mutiara Antarktika dan rumput rambut Antarktika dapat melakukan penyerbukan sendiri. 

Dalam iklim yang semakin memanas, lumut mutiara Antarktika ini malah tumbuh subur. Dalam beberapa tahun terakhir, tanaman ini menyebar 10 kali lebih cepat. Berdasarkan sebuah makalah di jurnal Biomolecules, yang berjudul "What Antarctic Plants Can Tell Us about Climate Changes: Temperature as a Driver for Metabolic Reprogramming" (2021), tanaman ini tumbuh subur karena suhu yang lebih hangat. Selain itu, dengan adanya perubahan iklim, curah hujan di Antarktika jadi meningkat, sehingga akar tanaman mendapatkan nutrisi yang lebih banyak.

6. Spesies invasif di Antarktika

Perubahan Iklim Membuat Antarktika Menghijau, Begini Penjelasannya!lumut hijau di Antarktika (commons.wikimedia.org/amanderson2)

Ada risiko masuknya spesies invasif ke Antarktika. Bagi yang belum tahu, spesies invasif itu adalah spesies dari luar suatu wilayah yang berkembang biak dan menjadi ancaman bagi wilayah yang didatanginya. Apalagi tanaman sangat mudah untuk masuk hanya dengan satu benih yang tidak sengaja terbawa di alas sepatu.

Antarktika sendiri memiliki beberapa spesies invasif, di antaranya dua tanaman bernama Leptinella scariosa dan Leptinella plumosa. Keduanya berasal dari tempat yang sangat jauh di bagian utara, seperti Argentina dan Kepulauan Falkland sub-Antarktika. Dikenal sebagai gulma kancing, tanaman ini berkerabat dengan bunga aster, dan ditemukan tumbuh di Semenanjung Antarktika.

Karena rapuhnya ekosistem kutub, ditambah dengan dampak buruk yang ditimbulkan oleh spesies invasif, para ilmuwan pun mendedikasikan waktu mereka untuk mempelajari dan mencegahnya. Selain melacak spesies invasif yang ada, peneliti di Antarktika juga mencoba mencari tahu spesies lain yang berpotensi menjadi invasif di masa depan.

7. Spesies laut invasif

Perubahan Iklim Membuat Antarktika Menghijau, Begini Penjelasannya!ilustrasi Wakame (commons.wikimedia.org/CSIRO)

Sebenarnya, rumput laut bukanlah tumbuhan melainkan alga. Di samping itu, rumput laut sangat penting bagi ekosistem laut. Ada spesies baru rumput laut yang ditemukan di perairan dingin Antarktika. Namun, ada jenis rumput laut lain yang menjadi salah satu spesies invasif yang sangat mengkhawatirkan di Antarktika, yakni wakame.

Wakame sendiri sangat populer dalam masakan Jepang. Namun, wakame dianggap sebagai spesies invasif. Di luar habitat aslinya, wakame yang tumbuh subur, mampu mengalahkan spesies lokal dan merusak keanekaragaman hayati. Namun terkadang, gulma ini dapat menguntungkan juga.

Spesies laut invasif memang sangat sulit dicegah. Spesies invasif ini mungkin menempel di lambung kapal yang mengunjungi Antarktika. Namun ada juga cara alami bagi spesies invasif untuk datang, dan hal ini jauh lebih sulit diprediksi. Potongan rumput laut ini bisa saja mengambang di lautan dan terbawa arus laut hingga tiba di Antarktika. Nah, rumput laut invasif seperti wakame ini mungkin datang dengan cara semacam ini.

8. Berubahnya daratan es menjadi daratan hijau

Perubahan Iklim Membuat Antarktika Menghijau, Begini Penjelasannya!ganggang salju di Pulau Anchorage, Semenanjung Antarktika (commons.wikimedia.org/Gray, A., Krolikowski, M., Fretwell, P)

Sederhananya, perubahan iklim akan membuat pesisir Antarktika menjadi hijau kembali, untuk pertama kalinya dalam jutaan tahun lamanya. Tanaman yang paling banyak tumbuh di Antarktika adalah  ganggang salju atau alga salju. Ya, seperti namanya, ganggang ini tumbuh di salju.

Pertumbuhan alga salju bisa sama besarnya dengan pertumbuhan alga di lautan. Jumlah terbesarnya di Antarktika juga dapat dilihat dari luar angkasa. Para peneliti memperkirakan bahwa ketika Antarktika memanas, ganggang ini akan tumbuh lebih banyak dan lebih luas, serta tumbuh di ketinggian yang lebih tinggi.

Pada 2023, Antarktika memiliki tingkat es laut terendah yang pernah tercatat sejarah, dan anomali suhu tertinggi di dunia. Ketika es di Antarktika terus menyusut, para peneliti khawatir bahwa pertumbuhan tanaman akan berdampak pada keanekaragaman hayati. Akibatnya, ekosistem menjadi tidak seimbang dan beberapa spesies mulai bersaing dengan spesies lainnya.

Seiring dengan berkembangnya alga salju, tanaman yang lebih kompleks pun ikut berkembang. Lumut Antarktika perlahan tapi pasti mulai menyebar. Meskipun tanaman hanya tumbuh di sebagian kecil daratan Antarktika, tapi kemungkinan, tanaman ini akan meningkat secara dramatis dan berkontribusi lebih jauh terhadap perubahan iklim. Dan seiring dengan pertumbuhan lumut di Antarktika, pertumbuhan bunga pun semakin pesat.

9. Bagaimana nasib Antarktika di kemudian hari?

Perubahan Iklim Membuat Antarktika Menghijau, Begini Penjelasannya!Penguin Chinstrap (Pygoscelis antarcticus) di Pulau Barrientos, Antarktika (commons.wikimedia.org/Gordon Leggett)

Perubahan iklim akan mengubah Antartika secara permanen dan membuat ekosistem unik di Antarktika hancur. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Nature, yang berjudul "The Paris Climate Agreement and Future Sea-Level Rise from Antarctica" (2021), Antarktika akan kehilangan daratan esnya tiga kali lebih banyak dibandingkan saat ini, dan tanaman akan tumbuh dengan cepat. Seiring dengan naiknya permukaan air laut dan turunnya permukaan es, maka semakin banyak wilayah Antarktika yang akan berubah menjadi hijau.

Sayangnya, sulit untuk memprediksi bagaimana keadaan wilayah paling selatan dunia ini di masa depan. Jadi, tidak diketahui bagaimana nasib flora Antarktika di masa depan. Kendati demikian, baik spesies asli maupun spesies invasif akan terus bertambah, dan besar kemungkinannya, spesies invasif akan terus bermunculan.

Dapat kita simpulkan bahwa ekosistem Antarktika merupakan ekosistem terunik di dunia. Seperti yang mungkin kamu tahu, sebagian besar wilayah di dunia ini didominasi oleh tumbuhan berpembuluh—tumbuhan kompleks yang memiliki akar, batang, daun, dan sistem untuk mengedarkan nutrisi ke seluruh jaringannya.

Sebaliknya, Antarktika justru didominasi oleh tumbuhan sederhana seperti lumut, dan spesies yang bukan tumbuhan sejati, seperti lumut kerak dan alga. Lingkungan Antarktika yang keras memungkinkan spesies yang lebih sederhana ini—yang dikenal sebagai vegetasi non-vaskular, menjadi unggul. Meskipun Antarktika menjadi terlihat hijau dan indah, tetapi hal ini justru berisiko di masa depan.

Baca Juga: Apa yang Akan Terjadi jika Semua Es di Antarktika Mencair?

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya