Fakta David Koresh, Pemimpin Sekte yang Berujung Maut

Sektenya berujung dengan Pembantaian Waco

Pada 28 Februari 1993, Bureau of Alcohol, Tobacco, Firearms and Explosives (ATF) menggerebek sebuah kompleks yang menampung Ranting Daud (Branch Davidians), sebuah sekte yang terobsesi dengan kiamat dalam alkitab di Waco, Texas.

David Koresh, pemimpin sekte ini membujuk para pengikutnya untuk pindah ke kompleks terpencil yang diberi nama Gunung Karmel, dan menjanjikan bahwa kiamat akan datang dalam bentuk pemerintah yang jahat. Dia juga memproklamirkan diri sebagai Mesias, dan berjanji akan menyelamatkan mereka jika mereka mau setia mengikutinya.

Setelah bernegosiasi selama 51 hari dengan negosiator FBI, pada 19 April, FBI memasukkan gas air mata ke kompleks mereka. Namun enam jam kemudian, kompleks itu terbakar, dan 75 dari 84 anggota sekte tewas. Siapa sebenarnya laki-laki ini? Berikut adalah fakta tak terungkap dari pemimpin sekte bernama David Koresh.

1. David Koresh sudah mengalami ketidakadilan sejak kecil

Fakta David Koresh, Pemimpin Sekte yang Berujung Mautpotret Vernon Howell (David Koresh) di usia 14 tahun (theapricity.com)

David Koresh lahir dengan nama Vernon Howell di Houston, Texas, pada tahun 1959. Ibunya, Bonnie, hamil di luar nikah saat usianya masih remaja, dan David Koresh tidak pernah mengenal siapa ayahnya. Lalu, Bonnie menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang temperamental. Saat kecil, David Koresh sering mendapatkan kekerasan fisik dari kekasih ibunya tersebut. Akhirnya, dia pindah dan dirawat oleh kakek dan neneknya.

Bonnie menyatakan kepada agen FBI bahwa anaknya kesepian sejak kecil. Gurunya juga mengatakan bahwa Koresh mengalami kesulitan belajar, ia akhirnya ditempatkan di kelas khusus, karena dia sering diintimidasi, tulis laporan PBS.

Setelah berjuang di sekolah, Koresh putus sekolah di kelas sembilan. Naas baginya, ibunya ditemukan tewas setelah ditikam pada 23 Januari 2009, saudara perempuan ibunya didakwa atas pembunuhan tersebut.

2. David Koresh dan kepercayaannya yang kontroversial terkait agama

Fakta David Koresh, Pemimpin Sekte yang Berujung MautGedung kantor pusat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Alvarado, Texas (commons.wikimedia.org/Sdenny123)

David Koresh menganut agama Kristen. Ibunya, Bonnie, mengungkapkan bahwa dia membaca Alkitab dan mendengarkan stasiun radio Kristen di usia 12 tahun. Dilansir ABC News, Koresh mengatakan akan membedah Alkitab dengan cara obsesif, yang sama seperti dia meneliti mesin truk.

Pada usia 14 tahun dia telah menghafal Perjanjian Baru, sekitar usia 18 tahun, dia juga mengetahui Perjanjian Lama. Koresh juga mengatakan bahwa ketika dia masih kecil, Tuhan menunjuknya sebagai "orang yang terpilih".

Koresh bergabung dengan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh atau Seventh Day Adventists, tetapi dikeluarkan karena pengaruh buruk. Koresh juga terlibat skandal di kampung halamannya di Tyler, Texas. Menurut Bonnie, dia menghamili seorang gadis bernama Linda ketika Koresh berusia 19 tahun dan gadis itu berusia 15 tahun.

Koresh juga terobsesi dengan gagasan bahwa Roh Kudus adalah perempuan berpayudara besar (penafsiran yang tidak diterima oleh gerejanya). Namun, menurut reporter investigasi Lee Hancock, Koresh diusir ke luar kota karena mengatakan bahwa Tuhan meminta dia untuk berhubungan seks dengan putri pendeta (yang mungkin adalah Linda.)

3. David Koresh memilih namanya berdasarkan makna di Alkitab 

Fakta David Koresh, Pemimpin Sekte yang Berujung Mautcuplikan serial Waco yang menceritakan David Koresh (dok. Paramount Network/Waco)

Pada tahun 1990, David Koresh memantapkan dirinya sebagai pemimpin Ranting Daud (Branch Davidians), dan mengganti namanya dari Vernon Howell dengan David Koresh. Nama ini mengacu pada referensi di Alkitab, yang menghubungkannya dengan nubuat kedatangan Kristus yang kedua kali.

David diambil dari nama Raja David (Daud), dari David dan Goliath. Dalam Alkitab, Daud diangkat sebagai raja teladan yang saleh, ia bertobat, dan tunduk di hadapan Tuhan. Sementara Koresh adalah kata Ibrani untuk Cyrus (Koresh), seorang raja Persia dan satu-satunya orang non-Yahudi yang disebut sebagai "mesias" ("yang diurapi" dalam bahasa Ibrani) dalam Kitab Suci. Jadi, nama David Koresh menunjukkan bahwa ia dipilih secara khusus oleh Tuhan.

Nama itu mendukung pernyataan yang dibuat Koresh pada tahun 1989, dia mengaku sebagai Anak Domba Allah. Dalam Kitab Wahyu, Anak Domba adalah satu-satunya yang dapat memecahkan Tujuh Meterai pada sebuah gulungan yang memicu kiamat, memicu kedatangan Kristus yang kedua kali. Kebanyakan orang Kristen menafsirkan Yesus sebagai Anak Domba, tetapi David Koresh mengatakan bahwa dia adalah Mesias yang baru.

4. Sebelum menjadi pemimpin sekte, David Koresh berkeinginan menjadi bintang rock 

Fakta David Koresh, Pemimpin Sekte yang Berujung MautDavid Koresh saat bermain gitar. (theoldreader.com)

Seperti orang lain di tahun 1970-an dengan rambut panjangnya, David Koresh bercita-cita ingin menjadi bintang rock. Ibunya, Bonnie, berkata bahwa dia belajar bermain gitar sendiri. Koresh pernah ke Hollywood untuk mengejar mimpinya tetapi tidak berhasil.

Koresh juga masih memainkan musik saat dia bergabung dengan Ranting Daud pada tahun 1981, bahkan setelah dia menjadi pemimpinnya. Pada tahun 1992, dia memiliki sebuah band bernama Messiah. Koresh tampil di bar lokal Cue Sticks bersama band Messiah-nya. Dia menggunakan kesempatan itu untuk berkhotbah kepada pendengarnya tentang keyakinan agamanya, dan berhasil merekrut beberapa musisi lokal.

5. Baku tembak di tahun 1987 karena perebutan kepemimpinan

Fakta David Koresh, Pemimpin Sekte yang Berujung MautIlustrasi Pistol (IDN Times/Mardya Shakti)

David Koresh bukanlah pendiri Ranting Daud (Branch Davidians), melainkan cabang dari Advent Hari Ketujuh yang didirikan pada tahun 1934 oleh Victor Houteff dari Bulgaria. Victor membeli Mount Carmel Center pada tahun 1935. Ketika Victor meninggal 20 tahun kemudian, perebutan kekuasaan dimulai, membuat istrinya Florence melawan calon pemimpin termasuk Ben Roden, yang akhirnya mengambil kendali.

Setelah kematian Ben pada tahun 1978, kelompok itu terpecah antara mengikuti istrinya Lois dan putranya George. David Koresh memihak Lois (dan diduga berselingkuh dengannya.) Ketika dia meninggal pada tahun 1986, George mengambil alih, tetapi David melawan.

Kedua laki-laki itu menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin dengan cara menghidupkan kembali mayat. Hal ini mendorong George untuk menggali kuburan pengikut Ranting Daud yang tewas dan mempersembahkan mayatnya di altar.

Berdasarkan laporan Frontline, David pindah sebentar ke Texas Timur lalu kembali pada tahun 1987 dengan tujuh laki-laki bersenjata lengkap, kelompok tersebut terlibat adu tembak dengan George. Tidak ada yang tewas, tetapi George mengajukan tuntutan.

Entah bagaimana, David memenangkan kasus tersebut dan George dipenjara selama enam bulan atas tuduhan lain. Saat dia kembali ke kompleks, David Koresh memegang kendali penuh. Sementara itu, George berakhir di institusi psikiatris. Pada tahun 1987, David menulis lagu berjudul Madman in Waco tentang mantan saingannya.

6. David Koresh mengakui bahwa sektenya adalah aliran sesat

Fakta David Koresh, Pemimpin Sekte yang Berujung Mautpotret David Koresh (youtube.com/ABC News)

Tidak seperti sekte lainnya, David Koresh secara terbuka mengakui bahwa dia menjalankan aliran sesat. Pengikutnya menunjukkan bahwa Koresh mengajarkan ide-ide keagamaan radikal, yang juga bisa dianggap sebagai aliran sesat.

Namun, David Koresh membuat beberapa pengakuan lain yang jelas tidak seperti Yesus. Dia menyebut dirinya "Mesias yang berdosa" dan mengklaim bahwa hanya seseorang yang berdosa yang dapat berhubungan dengan sifat manusia yang berdosa dan membawa mereka ke penebusan dosa. Surat kabar lokal Waco Tribune-Herald menerbitkan sebuah artikel dengan judul "Mesias yang Berdosa", merinci tuduhan pelecehan dari mantan anggota sekte yang dilakukan Koresh.

Baca Juga: Sinopsis Tumbal Kanjeng Iblis, Ceritakan Sekte Pemuja Setan

7. David Koresh menyatakan bahwa semua perempuan di Ranting Daud adalah istrinya

Fakta David Koresh, Pemimpin Sekte yang Berujung MautDavid Koresh dengan seorang perempuan (popsugar.com)

Pada tahun 1989, setelah menyatakan dirinya Anak Domba Allah (atau Mesias berikutnya), David Koresh menyatakan bahwa semua perempuan di Ranting Daud adalah istri rohaninya, baik itu perempuan yang sudah menikah atau gadis-gadis remaja.

Dilansir laman Independent, dia menjadi ayah dari 20 anak. Pada saat penggerebekan, dia memiliki 10 sampai 15 istri, yang disebut sebagai House of David. Koresh mengklaim bahwa Tuhan memberitahunya siapa yang harus dipilih, dan itu seharusnya menjadi suatu kehormatan.

Beberapa "istri" Koresh masih berusia 14 tahun. Pada tahun 1995, Kiri Jewell diajak ibunya ke sekte tersebut, dia pun bersaksi kepada Kongres bahwa dia sudah dipersiapkan untuk menjadi "istri" Koresh berikutnya dan dipaksa melakukan hubungan seksual dengannya saat baru berusia 10 tahun. Ayahnya, yang bukan pengikut sekte ini akhirnya memenangkan hak asuh atas Jewell dan membawanya pergi dari Gunung Karmel. Ibu Jewell, Sherri, meninggal dalam kebakaran di kompleks sekte tersebut.

8. David Koresh menerapkan disiplin keras agar pengikutnya tetap sejalan

Fakta David Koresh, Pemimpin Sekte yang Berujung Mautilustrasi mengendalikan (unsplash.com/Marco Bianchetti)

David Koresh menggunakan kekerasan psikologis dan fisik agar pengikutnya tetap sejalan dengannya. Terletak di wilayah terpencil, Mount Carmel Center (Pusat Gunung Karmel) memiliki luas 77 hektar, berjarak 19 kilometer dari kota Waco, yang membuatnya terisolasi.

Koresh menerapkan taktik yang umum dilakukan oleh para pemimpin sekte, ia mendikte setiap aspek kehidupan di kompleks tersebut. Dia yang mengatur kapan dan di mana pengikutnya tidur, kapan mereka bisa pergi ke kamar mandi, apa yang mereka baca dan bentuk hiburan lainnya, pekerjaan apa yang mereka lakukan dan ke mana mereka pergi. 

Perempuan tidak diperbolehkan memakai perhiasan atau riasan. Pengikutnya harus mendengarkan dia berkhotbah selama berjam-jam. Dia juga membujuk banyak anggota untuk memberikan harta dan uang mereka kepadanya. Siapa pun yang melanggar aturan akan menjadi sasaran omelan Koresh, di depan semua orang. Dia juga akan menghukum anggotanya dengan cara memukulnya jika didapati melanggar. Semua ini berlaku bagi pengikutnya yang masih anak-anak. 

Mantan Ranting Daud mengatakan bahwa sejak usia delapan bulan, bayi harus mengikuti perintah dari Koresh, dan akan dipukuli dengan kayu jika mereka tidak patuh, terkadang sampai berdarah. "Di mana-mana ada ketakutan," kata Joann Vaega kepada ABC News. Dia berusia enam tahun saat penggerebekan, dan dibebaskan dari kompleks pada 2 Maret. Kedua orang tuanya tewas dalam kebakaran itu.

9. Peraturan makan yang harus diikuti

Fakta David Koresh, Pemimpin Sekte yang Berujung Mautilustrasi makanan (unsplash.com/Anna Pelzer)

Di kompleks Mount Carmel Center (Pusat Gunung Karmel), kehidupannya terbilang cukup sulit, karena di sana tidak ada pemanas, air bersih, atau listrik. David Koresh juga menciptakan peraturan tentang apa saja makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan.

Misalnya, pengikutnya tidak diperbolehkan mengonsumsi gula, tepung olahan, atau produk susu. Selain itu, apel dan pisang boleh dimakan bersama, tapi pisang dan jeruk tidak boleh dimakan bersamaan. Juga, tidak boleh makan buah dan sayuran dalam makanan yang sama. Di musim dingin, pengikut Ranting Daud hanya makan sepanci sup bawang putih.

Namun, sebenarnya, ada banyak persediaan makanan di kompleks itu. The Justice Department melaporkan bahwa Koresh menimbun banyak makanan kaleng dan Meals Ready to Eat (MRE), makanan yang tidak mudah rusak, yang dikonsumsi oleh militer untuk bertahan selama setahun.

10. David Koresh melatih pengikutnya untuk berperang melawan pemerintah 

Fakta David Koresh, Pemimpin Sekte yang Berujung MautIlustrasi Kriminal (IDN Times/Arief Rahmat)

David Koresh mengubah Ranting Daud menjadi pasukan fanatik agama, yang percaya bahwa mereka harus berjuang melewati kiamat yang akan segera terjadi. Dikutip The New York Times, salah satu alasan kultus tersebut menjadi perhatian ATF adalah ketika seorang kurir yang tidak sengaja mengetahui bahwa paket yang dia kirimkan ke kompleks tersebut berisi granat.

ATF juga mencurigai bahwa Ranting Daud ingin mengubah senapan AR-15 menjadi senjata otomatis. Setelah kompleks tersebut terbakar, Texas Rangers menemukan 305 senjata yang mencakup pistol, pisau serbu militer, dan senapan serbu otomatis dan semi otomatis, ditambah proyektil roket dan amunisi antitank.

David Koresh menghabiskan bertahun-tahun waktunya untuk melatih pengikutnya dalam gaya militer, untuk mempersiapkan serangan besar dari pemerintah yang dia yakini. Ini semua berperan dalam visinya tentang kiamat, berdasarkan Kitab Wahyu dalam Alkitab. Pengikut Ranting Daud percaya bahwa mereka harus melawan Beast of Babylon, yang diidentifikasi Koresh sebagai pemerintah, untuk memicu kiamat dan membuktikan bahwa diri mereka layak masuk surga.

11. David Koresh menarik perhatian media

Fakta David Koresh, Pemimpin Sekte yang Berujung MautIlustrasi Reporter (IDN Times/Arief Rahmat)

Selama negosiasi dengan David Koresh, FBI menyiarkan rekaman perbincangannya, dengan persyaratan Koresh harus menyerahkan, atau melepaskan semua anak. Akan tetapi, Koresh mengingkari janjinya. Dalam rekaman itu, dia mengoceh tentang ideologinya yang ditayangkan di stasiun radio KRLD dan Christian Broadcasting Network (CBN), berdurasi hampir satu jam.

Pada pukul 14:30 tanggal 28 Februari, pengikut David Koresh, Steve Schneider, menelepon CNN dari dalam kompleks yang sedang diserang. Dia meminta agar ATF membatalkan penyerangan dan menjelaskan agama mereka. Akhirnya, editor Dave Schechter berhasil menghubungi Koresh yang terluka di ujung telepon. Namun, FBI sangat marah dengan CNN, karena media itu justru mengganggu kekuatan negosiasi yang sedang dilakukan FBI.

12. Siapa yang membunuh David Koresh?

Fakta David Koresh, Pemimpin Sekte yang Berujung Mautpotret David Koresh (commons.wikimedia.org/McLennan County Sheriff's Office)

David Koresh tidak tewas dalam kebakaran di kompleks Mount Carmel pada 19 April 1993. Sebuah laporan yang dirilis oleh Texas Rangers dan FBI menjelaskan penyebab kematian Koresh karena luka tembak di pelipis. Dari 50 orang dewasa dan 25 anak-anak yang jenazahnya ditemukan di kompleks tersebut, 17 meninggal akibat luka tembak, termasuk empat orang anak. Laporan tersebut tidak memberitahu siapa orang yang membunuh David Koresh. 

FBI khawatir jika Koresh akan memerintahkan bunuh diri massal selama pengepungan, meskipun dia menjamin bahwa hal itu bukanlah rencananya. Menurut Justice Department, pada tanggal 2 Maret, salah satu pengikut Ranting Daud yang telah dibebaskan dari kompleks tersebut mengatakan kepada FBI bahwa Koresh berencana untuk keluar dengan kelompok kecil dan meledakkan dirinya, sementara itu, pengikutnya yang lain diminta untuk saling membunuh satu sama lain. Namun, dia membatalkan rencana itu, dan mengatakan bahwa Tuhan menyuruhnya untuk menunggu.

Apa yang sebenarnya terjadi di saat-saat terakhir tewasnya David Koresh akan tetap menjadi misteri. Tetapi hasratnya akan kekuasaan dan konsekuensinya yang berujung maut tidak akan pernah terlupakan oleh sejarah.

Baca Juga: 7 Sekte Paling Berbahaya, Picu Tragedi Pembantaian Massal

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya