5 Bukti Kedekatan Hitler dan Mussolini, Sama-sama Fans Vladimir Lenin

Hitler dan Mussolini punya idola dan visi-misi yang sama

Mengkritik pemerintah memang bukanlah hal yang baru. Filsuf Yunani, Plato, menulis hal ini pada 375 SM dalam salah satu dialog filosofis paling kritis yang pernah ditulis, berjudul The Republic. Plato berdiskusi dengan mantan mentor dan tokoh sastranya, Socrates.

Plato pun menyimpulkan bahwa demokrasi muncul dari kesenjangan antara si kaya dan si miskin, menganggap kebebasan dan kesetaraan sebagai cita-citanya, dan mengangkat yang tidak layak ke posisi kekuasaan. Ia juga berpendapat bahwa demokrasi merupakan jalan lain menuju perbudakan, ketakutan, dan penindasan. Nah, kesimpulan Plato ini sangat akurat dan menjadi kenyataan pada awal hingga pertengahan abad ke-20 selama masa kejayaan republikanisme.

Pada 1922, misalnya, saat Benito Mussolini menjadi perdana menteri Italia. Ia dipilih secara sah dan juga dengan taktik jahatnya. Nah, 11 tahun kemudian pada 1933, Adolf Hitler menjadi kanselir Jerman melalui cara yang sah juga dan diatur secara hukum.

Baik Benito Mussolini maupun Adolf Hitler, mirip seperti pendapat Plato tentang pemimpin yang pada dasarnya korup, tapi bertekad ingin mengubah pemerintahan demokratis menjadi kendaraannya untuk mendominasi. Kedua laki-laki itu punya sejumlah kesamaan hingga menjalin kedekatan dengan satu sama lain. 

1. Benito Mussolini dan Adolf Hitler sama-sama mengagumi Vladimir Lenin

5 Bukti Kedekatan Hitler dan Mussolini, Sama-sama Fans Vladimir LeninPidato Vladimir Lenin di Moskow pada 5 Mei 1920 untuk memotivasi pengikutnya guna memerangi Polandia. (commons.wikimedia.org/Grigory Petrovich Goldstein)

Benito Mussolini dan Adolf Hitler adalah kaum fasis yang menganut kapitalisme negara, di mana negara mengendalikan pasar dan memiliki alat produksi. Sementara itu, Vladimir Lenin adalah seorang komunis Rusia yang revolusioner. Lenin terinspirasi dengan teori politik yang dikemukakan Karl Marx. 

Seperti yang mungkin kamu tahu, kaum fasis dan komunis seharusnya saling membenci, karena berbeda pandangan. Beberapa tokoh politik bahkan saling sindir di depan umum. Namun, dalam kasus Benito Mussolini dan Adolf Hitler, mereka justru sangat mengidolakan Vladimir Lenin.

Uniknya, Benito Mussolini justru sangat menentang Marxisme, tetapi ia tetap memuji Vladimir Lenin. Ia mengatakan bahwa Revolusi Bolshevik yang dilakukan Vladimir Lenin sangatlah penting. Mussolini juga menganut model kapitalis negara yang sama seperti Lenin. Nah, Hitler ikut-ikutan, nih.

Di samping itu, Vladimir Lenin, Benito Mussolini, dan Adolf Hitler punya nafsu yang sama untuk memuaskan diri sendiri demi kekuasaan berkedok sebuah ideologi kebebasan, sama seperti yang dijelaskan Plato dalam The Republic. Kendati demikian, Vladimir Lenin berkuasa dengan cara yang tidak sah, berbeda dengan Mussolini dan Hitler. Namun uniknya, Lenin sempat meramalkan pemerintahan Mussolini dan Hitler.

Vladimir Lenin terkenal sebagai pemimpin yang suka menindas sebagian masyarakatnya untuk menopang orang-orang nyata yang dibelanya, sama seperti Benito Mussolini dan Adolf Hitler. Orang-orang nyata yang dimaksudkan Lenin adalah kelas pekerja. Sama halnya dengan Mussolini dan Hitler yang menganggap diri mereka sebagai orang Italia dan Jerman sejati. Mereka bangga dengan ras mereka, dan menjatuhkan ras lain. Di samping itu, Hitler dan Mussolini punya nasib yang sama, seperti bernasib buruk setelah Perang Dunia I.

2. Benito Mussolini secara sah menjadi pemimpin tertinggi di Italia

5 Bukti Kedekatan Hitler dan Mussolini, Sama-sama Fans Vladimir LeninDiktator fasis Italia, Benito Mussolini, saat sedang membantu petani gandum di Sabaudia pada 1935. (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Seperti negara-negara lain di akhir Perang Dunia I, Italia menghadapi krisis ekonomi yang ekstrem. Seperti yang diuraikan Britannica, inflasi menggelembung, pengangguran meroket, banyak warga yang mogok kerja, layanan publik seperti rel kereta api berhenti, dan lira Italia (mata uang Italia) anjlok dari 1913 hingga 1920. Dalam celah inilah, Partai Sosialis Italia menjanjikan reformasi untuk mendapatkan dukungan dari publik.

Namun, dalam waktu kurang dari dua tahun, Partai Sosialis Italia terpecah menjadi dua, dengan Partai Sosialis Italia dan Partai Komunis Italia. Hal ini menyebabkan sektarianisme dan membuat publik was-was terkait kondisi politik Italia. Nah, dengan kekacauan ini pula, nama Benito Mussolini digadang-gadang akan berkuasa melalui dukungan Partai Fasis Nasional Italia.

Benito Mussolini sendiri awalnya adalah anggota Partai Sosialis Italia, dan editor surat kabar sosialis, Avanti! (Maju!). Sayangnya, Mussolini dikeluarkan dari Partai Sosialis Italia pada 1914, karena ia menganjurkan agar Italia netral dalam Perang Dunia I. Nah, karena inilah, Mussolini berubah menjadi radikal. Ia bergabung dengan kaum fasis Italia yang memisahkan diri dari sayap kiri politik dan mulai mengendalikan ekonomi negara. Di sisi lain, meskipun Mussolini antikomunis, tetapi ia mengagumi aksi Vladimir Lenin dalam Revolusi Bolshevik.

Pada 1921, Benito Mussolini terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Italia. Tahun berikutnya, anggota Partai Fasisnya sendiri, yang dijuluki Blackshirts, menyerang dan melecehkan anggota Partai Sosialis Italia, anggota serikat pekerja, kantor anggota partai, dll. Ketika kaum fasis pendukung Mussolini menuju Roma, Raja Italia, Victor Emmanuel III, membubarkan pemerintahan dan menugaskan Mussolini untuk memimpin pemerintahan baru yang dibentuk Mussolini sendiri.

3. Pencapaian Adolf Hitler hingga menjadi kanselir Jerman

5 Bukti Kedekatan Hitler dan Mussolini, Sama-sama Fans Vladimir LeninAdolf Hitler saat berpidato kepada calon perwira (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Seperti Italia, Jerman masuk dalam krisis ekonomi setelah Perang Dunia I. Seperti yang dikatakan National World War II Museum, Italia dan Jerman merasa dipermalukan dengan adanya Perjanjian Versailles pada 1919. Jerman sendiri harus bertanggung jawab atas perang yang terjadi, dengan membayar ganti rugi perang sebesar 33 miliar dolar AS atau setara dengan Rp500 triliun dan menyerahkan koloni-koloninya di luar negeri.

Pada saat Great Depression atau Depresi Besar melanda Amerika Serikat pada 1929, Jerman juga dalam keadaan kacau, rakyatnya kelaparan dan mata uangnya mengalami inflasi. Masalah ekonomi Jerman diperburuk oleh Republik Weimar, yang berdiri dari 1919 hingga 1933, yang merupakan sebuah republik demokrasi yang tidak stabil. Ini pula yang memungkinkan Adolf Hitler naik ke tampuk kekuasaan.

Adolf Hitler adalah veteran Perang Dunia I yang bergabung dengan Partai Pekerja Sosialis Nasional Jerman (Nazi) setelah perang berakhir. Seperti Benito Mussolini, Hitler naik pangkat melalui partainya yang sangat fasis dan tentu saja hal ini sah secara hukum. Nama Hitler pun semakin harum berkat kekuatan retorikanya dan pencemaran nama baik yang dilakukannya terhadap orang-orang Yahudi.

Di samping itu, Nazi sendiri juga menjanjikan pemulihan kekuasaan bagi Jerman, stabilisasi ekonomi Jerman, membangun lapangan kerja bagi warga Jerman, dan sebagainya. Pada 1923, Nazi memiliki pasukan yang terdiri dari 15.000 tentara. Nah, hal ini mirip dengan Blackshirts punya Benito Mussolini.

Nazi pun menjadi mayoritas di parlemen Jerman pada 1932 dan Adolf Hitler menjadi kanselir pada 1933. Sama seperti di Italia, situasi darurat terjadi ketika seorang pendukung komunis membakar gedung parlemen atau yang disebut Reichstag. Presiden Jerman mengumumkan keadaan darurat, kebebasan sipil pun ditangguhkan, dan Adolf Hitler memperoleh kekuasaan absolut.

Baca Juga: 7 Anggota Tertinggi Nazi, Orang Kepercayaan Adolf Hitler

4. Kerja sama Adolf Hitler dan Benito Mussolini

5 Bukti Kedekatan Hitler dan Mussolini, Sama-sama Fans Vladimir Leninpertemuan Adolf Hitler dan Benito Mussolini di puncak kekuasaan (commons.wikimedia.org/Ehsan405)

Benito Mussolini dan Adolf Hitler naik ke tampuk kekuasaan melalui cara-cara hukum yang paralel dan memiliki idola yang sama, yakni Vladimir Lenin. Mereka berdua memang memiliki pandangan yang sama dalam segala hal.

Seperti yang dijelaskan Alpha History, aliansi mereka di Blok Poros selama Perang Dunia II merupakan sebuah jalan keluar bagi mereka berdua. Nah, karena Mussolini sudah menjadi perdana menteri 10 tahun sebelum Hitler menjadi kanselir, Hitler pun terlihat jelas mengagumi Mussolini. Hitler kagum dengan pawai Partai Fasis di Roma yang memberi Mussolini kekuasaannya.

Di sisi lain, Benito Mussolini tidak sependapat dengan Adolf Hitler. Yap, Mussolini memang memuji Hitler di depan umum ketika Hitler menjadi kanselir pada 1933, tetapi Mussolini menganggap dirinya jauh lebih baik dari pada Hitler. Tak hanya itu, Mussolini menganggap Hitler sebagai orang yang kasar. Mussolini juga menganggap bahwa pencapaian Roma kuno lebih unggul daripada pencapaian bangsa Arya yang dijelaskan dalam pidato panjang Hitler.

Namun, pada 1934, Adolf Hitler membuktikan bahwa ia jauh lebih berkuasa secara politik dibandingkan Benito Mussolini. Pasalnya, Mussolini masih harus berunding dengan Raja Victor Emmanuel III dalam membuat keputusan. Ingat, ya, semua ini terjadi sebelum Perang Dunia II meletus.

Nah, hingga saat itu, Benito Mussolini dan Adolf Hitler membuat perjanjian secara rahasia, termasuk untuk tidak terlibat dalam perang terbuka hingga 1943. Namun, Hitler melanggar perjanjian ini ketika ia menginvasi Polandia pada September 1939. Italia pun secara resmi bergabung dalam Perang Dunia II pada 10 Juni di tahun berikutnya, empat hari sebelum Jerman mencapai Paris.

5. Berakhirnya dua diktator Perang Dunia II

5 Bukti Kedekatan Hitler dan Mussolini, Sama-sama Fans Vladimir Leningambar kartun berjudul "The Fruits of Aggression" yang mengilustrasikan kejatuhan Benito Mussolini yang membuat Adolf Hitler panik (commons.wikimedia.org/National Archives at College Park/Unknown author)

Benito Mussolini dan Adolf Hitler sering bertemu selama Perang Dunia II dibandingkan sebelum perang. Kedua laki-laki itu naik ke tampuk kekuasaan melalui cara yang sama dan jatuh dengan cara yang sama pula. Namun, karena Mussolini tidak memiliki kewenangan pemerintahan yang absolut seperti Hitler, ia rentan dikudeta.

Pada 1943, hanya 3 tahun setelah Italia memasuki Perang Dunia II dan 4 tahun setelah Adolf Hitler memulai perang, Benito Mussolini beserta keegoisan dan cita-cita fasisnya disingkirkan begitu saja. Rakyat Italia menganggap bahwa Italia kalah dalam Perang Dunia II. Tak hanya itu, Dewan Agung yang dibentuk Mussolini menangkap Mussolini sendiri. Seperti yang dijelaskan History, Benito Mussolini dieksekusi oleh regu tembak pada 28 April 1945. Keesokan harinya, jasadnya digantung terbalik di Milan untuk dinodai oleh rakyat Italia.

Kamu yang mungkin akrab dengan cerita sejarah ini mungkin menyadari betapa dekatnya 28 April dengan akhir hidup Adolf Hitler sendiri. Terikat bersama dalam visi-misi yang sama, Benito Mussolini dan Adolf Hitler juga harus terikat bersama dalam kematian mereka. Sehari setelah Mussolini meninggal dunia, dan hari ketika ia digantung terbalik di Milan, Hitler menikahi kekasihnya, Eva Braun.

Setelah melaksanakan pernikahan kecil-kecilan di bunker tempat persembunyiannya, keesokan harinya, tepatnya pada 30 April 1945, Hitler menembak kepalanya sendiri. Jerman pun kalah dalam perang dan Adolf Hitler sendiri sudah melarikan diri ke bunker pada Januari tahun itu untuk menjalani hari-hari terakhirnya. Delapan hari kemudian Jerman menyerah.

Pada dasarnya, kekuatan yang dibangun di atas keserakahan dan keegoisan, akan berakhir dengan menyedihkan. Sejarah mengajarkan kita banyak hal tentang betapa pentingnya nilai sejarah itu sendiri. Para pemimpin seharusnya bisa belajar dari sejarah di masa lalu, agar peristiwa seperti Perang Dunia II beserta tokoh-tokoh besar, seperti Adolf Hitler dan Benito Mussolini tidak hadir kembali dengan wujud yang berbeda, tetapi dengan visi dan misi yang serupa.

Baca Juga: Apa Pendapat Adolf Hitler tentang para Pemimpin Blok Poros PD II?

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya