5 Fakta Lichen, Hasil Simbiosis Jamur dan Alga yang Menyerupai Lumut

Merupakan organisme gabungan antara jamur dan tumbuhan

Pernahkah kamu melihat batang pohon, batu, ataupun benda lainnya yang ditutupi atau dilapisi oleh tumbuhan tipis menyerupai lumut? Hal tersebut ternyata bukan lumut, lho. Mereka adalah lichen atau yang juga disebut sebagai lumut kerak.

Walaupun memiliki nama lain “Lumut kerak”, lichen bukan merupakan lumut. Lichen adalah suatu organisme hasil simbiosis jamur dan alga yang memiliki berbagai warna, ukuran, dan bentuk yang terkadang mirip dengan tanaman, khususnya lumut. Diprediksi ada lebih dari 18 ribu spesies lichen yang tersebar di seluruh dunia. Jika lichen bukan merupakan lumut, lalu apa lichen itu? Untuk mengetahui fakta lichen lebih lanjut, yuk, simak artikel di bawah!

1. Lichen adalah gabungan antara jamur dan tumbuhan

5 Fakta Lichen, Hasil Simbiosis Jamur dan Alga yang Menyerupai Lumutilustrasi lichen atau lumut kerak (wikimedia.org/Björn S)

Lichen atau lumut kerak bukan sebuah organisme tunggal, mereka adalah gabungan antara jamur dan tumbuhan. Dilansir laman The British Lichen Society, lichen atau lumut kerak adalah hasil simbiosis atau hubungan antara jamur dan alga dan/atau sianobakteri.

Lichen merupakan gabungan antara jamur dan tumbuhan. Kulit luar dan struktur dalam lichen terbuat dari helaian hifa jamur. Sedangkan, di antara untaian hifa tersebut, terdapat sel-sel alga atau sel-sel tumbuhan.

Simbiosis lumut kerak atau lichen yang terjadi antara jamur dan alga diduga bersifat mutualisme. Karena baik jamur, maupun fotobion (komponen alga/tumbuhan) sama-sama mendapatkan manfaat.

2. Perbedaan lichen dan lumut

5 Fakta Lichen, Hasil Simbiosis Jamur dan Alga yang Menyerupai Lumutilustrasi lichen atau lumut kerak (wikimedia.org/John Robert McPherson)

Lichen atau lumut kerak dan tumbuhan lumut sering tumbuh berdekatan satu sama lain. Hal ini membuat orang yang melihatnya sulit untuk membedakan keduanya. Umumnya, baik lichen maupun lumut dapat terlihat pada batang pohon atau batu yang sama. Salah satu hal yang menjadi perbedaan mencolok terletak pada tampilan fisiknya.

Dilansir laman Forest Preserve District of Will County, karena lumut adalah tumbuhan sejati. Walaupun berukuran kecil, lumut memiliki daun dan batang. Sedangkan, lichen tidak memiliki batang. 

Perbedaan lainnya yaitu lumut dapat mengalami fotosintesis secara langsung karena merupakan tumbuhan dan menganundung klorofil yang penting untuk fotosintesis. Sedangkan, lumut kerak hanya dapat melakukan fotosintesis secara tidak langsung menggunakan bantuan fotobion yang tergabung dengan jamur.

Baca Juga: 5 Jenis Lumut Tanduk, Lebih dari Sekedar Tanaman Air

3. Dapat tumbuh di batu, batang pohon, hingga bangunan buatan manusia

5 Fakta Lichen, Hasil Simbiosis Jamur dan Alga yang Menyerupai Lumutilustrasi lichen atau lumut kerak (wikimedia.org/Bob Harvey)

Dilansir laman Deschutes Land Trust, lumut kerak atau lichen dapat tumbuh di berbagai tempat. Mereka dapat tumbuh di batu, batang pohon, rumah, dan tanah. Mereka bahkan dapat tumbuh di atas bukit pasir.

Lichen memiliki kemampuan beradaptasi menakjubkan sehingga dapat tumbuh di berbagai macam tempat. Lichen tersebar di seluruh daerah di dunia, mulai dari daerah tropis hingga kutub. Lingkungan dengan keanekarahaman lichen terbesar terdapat di daerah pesisir, kanopi hutan hujan iklim sedang, dan hutan awan tropis pegunungan.

Lichen memiliki kemampuan untuk dapat bertahan hidup di segala kondisi. Kemampuan lichen untuk bertahan hidup di berbagai tempat atau substrat, didukung oleh struktur tubuhnya yang khusus dan memiliki kemampuan untuk menghasilkan zat-zat tertentu.

4. Tampilannya berupa kerak tipis dengan berbagai warna

5 Fakta Lichen, Hasil Simbiosis Jamur dan Alga yang Menyerupai Lumutilustrasi lichen atau lumut kerak (wikimedia.org/Albert Bridge)

Lichen memiliki tampilan layaknya lumut. Bentuknya dapat berupa kerak tipis yang menempel erat pada substrat seperti batang pohon dan batu. Dilansir laman U.S. Fish & Wildlife Service, apabila diperhatikan lebih dekat, lichen memiliki daun yang bentuknya terlihat seperti selada dengan permukaan bertekstur.

Karena tidak memiliki pigmen khusus, lichen biasanya dapat berwarna hijau, coklat, kuning, merah, jingga, hitam,  hingga abu-abu. Warna yang beranekaragam ini membantu lichen untuk melindungi diri dari sinar matahari yang berlebihan maupun suhu udara yang terlalu rendah. Warna sendiri merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari lichen, lho

5. Sebagai indikator polusi udara

5 Fakta Lichen, Hasil Simbiosis Jamur dan Alga yang Menyerupai Lumutilustrasi lichen atau lumut kerak (wikimedia.org/Alan Hughes)

Dilansir laman Biodiversity Knowledge Integration Center, lichen memperoleh sebagian besar nutrisinya dari jejak bahan kimia yang ada di atmosfer. Lichen tidak memiliki akar atau jaringan pembuluh lainnya untuk menyerap dan mengangkat nutrisi dari tanah. Oleh sebab itu, sebagian besar air dan nutrisinya ia serap dan peroleh dari udara.

Kemampuannya untuk memperoleh nutrisi dari udara, menjadikan lichen sangat sensitif terhadap bahan kimia beracun dan polusi yang ada di udara. Hal ini membuat lichen seringkali dijadikan sebagai alat indikator kualitas udara maupun tingkat polusi di area tercemar. 

Tak hanya menjadi indikator polusi udara, lichen juga berperan penting pada ekosistem, salah satunya untuk mengikat dan membangun tanah. Lichen juga merupakan sumber makanan musim dingin utama bagi rusa kutub, tupai, tikus, dan berbagai invertebrata. Banyak burung juga menggunakan lichen sebagai bahan untuk membuat sarang.

Bagi manusia, lumut kerak yang merupakan simbiosis jamur dan alga ini dimanfaatkan sebagai bahan makanan (selai roti), salah satu bahan pembuatan bir, serat untuk pakaian, serta pewarna kain. Bahkan, terdapat pula satu spesies lichen yang diteliti dapat menghambat pertumbuhan virus HIV di tubuh manusia.

Baca Juga: 5 Fakta Menakjubkan Lumut, si Mungil yang Punya Kekuatan Super  

Alifya Putri Photo Verified Writer Alifya Putri

Bibliophile

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hella Pristiwa

Berita Terkini Lainnya