6 Fakta Kimono Jepang, Terinspirasi dari Pakaian Tradisional Tiongkok 

Kimono telah digunakan selama lebih dari 1.000 tahun

Kimono merupakan salah satu pakaian tradisional asal Jepang yang telah dipakai selama lebih dari 1.000 tahun. Kimono dapat dipakai oleh berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.

Masyarakat Jepang dulunya memakai kimono dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kini kimono lebih banyak dipakai untuk acara-acara khusus seperti perayaan, festival, acara wisuda, pernikahan, maupun pemakaman.

Kira-kira kimono memiliki fakta menarik apa saja ya? Berikut ulasannya.

1. Kimono Jepang terinspirasi dari pakaian tradisional Tiongkok

6 Fakta Kimono Jepang, Terinspirasi dari Pakaian Tradisional Tiongkok ilustrasi hanfu (Pixabay/Airtank)

Dilansir laman The Collector, pada periode Nara (710-794), Jepang sangat dipengaruhi oleh Dinasti Tang di Tiongkok, termasuk dalam cara mereka berpakaian. Kimono Jepang terinspirasi dari pakaian tradisional Tiongkok yaitu Hanfu.

Saat itu, wanita di istana Jepang mulai mengenakan jubah tarikubi yang mirip dengan kimono modern. Jubah tersebut terdiri dari beberapa lapisan, seperti halnya dengan kimono pada masa kini.

Hingga pada akhirnya, di periode Heian (794-1192), muncullah jubah atau pakaian berlapis berbahan sutra yang disebut dengan kimono atau gofuku. Kimono Jepang tersebut terinspirasi dari pakaian asal Tiongkok dan dikembangkan kembali menyesuaikan dengan gaya dan kebudayaan masyarakat Jepang.

2. Pada periode Heian, kimono menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang

6 Fakta Kimono Jepang, Terinspirasi dari Pakaian Tradisional Tiongkok ilustrasi kimono Jepang (Unsplash/Library of Congress)

Pada periode Heian (794-1192), dikembangkannya teknik baru dalam pembuatan kimono. Teknik tersebut dikenal dengan nama metode potongan garis lurus. Dengan metode tersebut, para penjahit kimono tidak perlu lagi mempermasalahkan bentuk tubuh pemakainya.

Selain itu, pada periode Heian, kimono Jepang terdiri dari beberapa bahan seperti linen dan sutra. Dilansir laman Web Japan, pada musim dingin, masyarakat Jepang menggunakan kimono berbahan dasar sutra agar dapat membantu menghangatkan tubuh. Sedangkan pada musim panas, masyarakat Jepang menggunakan kimono berbahan dasar linen yang dapat menyerap keringat dengan baik.

3. Kimono dipercaya sebagai simbol dari keberuntungan dan umur panjang

6 Fakta Kimono Jepang, Terinspirasi dari Pakaian Tradisional Tiongkok ilustrasi kimono (Pixabay/Leon Pendragon)

Pada masa lalu, masyarakat yang memakai kimono dipercaya dapat hidup selama seribu tahun serta dapat menghuni tanah abadi. Sedangkan pada masa kini, dilansir laman Kyoto Inn&Tour, kimono Jepang dipercaya sebagai simbol dari keberuntungan dan umur panjang.

Motif dan gaya tertentu pada kimono digunakan untuk menunjukkan atribut dan harapan sang pemakai seperti contohnya pada acara pernikahan dan festival. Pada acara tersebut, masyarakat Jepang memakai kimono dengan harapan agar dapat membawa dan memberikan keuntungan bagi pemakainya.

Baca Juga: Perbedaan Yukata dan Kimono, Sekilas Mirip

4. Terdapat enam jenis kimono yang biasa dipakai oleh masyarakat Jepang

6 Fakta Kimono Jepang, Terinspirasi dari Pakaian Tradisional Tiongkok ilustrasi kimono (Pixabay/Hathawulf)

Pakaian kimono terbagi ke dalam 6 jenis yang dibagikan berdasarkan bahan, bentuk, dan desain kimono.

Dilansir laman Maikoya, kimono Jepang dibagi menjadi 6 jenis yaitu Tomesode, Furisode, Houmongi, Tsukesage, Iromuji, dan Komon. Kimono-kimono tersebut biasa dipakai untuk acara formal maupun informal.

Kimono Tomesode, Furisode, Houmongi memiliki desain yang lebih kompleks dan elegan sehingga biasanya dipakai dalam acara penting dan formal seperti pada acara wisuda, festival, dan lain-lain.

Sedangkan, kimono Tsukesage, Iromuji, dan Komon memiliki motif atau desain yang lebih sederhana sehingga biasa dipakai untuk acara-acara informal. Contohnya pada acara keluarga atau pada saat melakukan kegiatan sehari-hari.

5. Yukata Vs kimono

6 Fakta Kimono Jepang, Terinspirasi dari Pakaian Tradisional Tiongkok ilustrasi yukata (Pexels/Antoni Shkraba)

Banyak orang khususnya turis mengira bahwa yukata dan kimono merupakan pakaian yang sama. Padahal, kimono dan yukata merupakan dua pakaian yang berbeda. Dilansir laman Bokksu, yukata merupakan pakaian tradisional Jepang yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan kimono.

Kata "yukata"  berasal dari bahasa Jepang yang berarti "kain mandi" atau "jubah mandi". Pada awalnya, yukata dipakai pada saat masyarakat Jepang berada di sumber air panas atau onsen.

Yukata memiliki bahan yang lebih tipis, lebih nyaman, serta bentuk yang lebih sederhana. Hal tersebut membuat masyarakat Jepang lebih sering memakai yukata pada saat musim panas atau pada saat merayakan festival di musim panas seperti matsuri.

6. Harga kimono Jepang dapat mencapai Rp15.000.000

6 Fakta Kimono Jepang, Terinspirasi dari Pakaian Tradisional Tiongkok ilustrasi kimono Jepang (Pixabay/Hitesh Choudhary)

Harga kimono Jepang sangat bervariasi. Harga kimono ditentukan berdasarkan bahan, desain, bentuk, dan motif kimono.

Dilansir laman Jobs in Japan, harga kimono Jepang dapat ditemukan mulai dari 1.000 yen atau sekitar Rp100.000 hingga 150.000 yen atau sekitar Rp15.000.000.

Penyebab mahalnya harga kimono adalah karena kimono tidak dapat diproduksi secara massal. Selain itu, bahan, proses pembuatan, dan waktu yang diperlukan untuk membuat kimono juga menjadi faktor penyebab kimono dihargai dengan sangat mahal.

Harga kimono yang mahal tersebut juga membuat banyak masyarakat Jepang lebih memilih untuk menyewa kimono pada saat acara tertentu saja daripada harus membeli kiomono.

Itulah  fakta terkait kimono Jepang. Kimono Jepang telah dipakai oleh masyarakat Jepang selama lebih dari 1.000 tahun. Kimono Jepang ini terinsipirasi dari pakaian tradisional Tiongkok dan disesuaikan dengan gaya dan kebudayaan Jepang.

Kimono memiliki berbagai jenis sesuai dengan bentuk, desain, dan motif kimono. Bahan, proses pembuatan, dan waktu yang diperlukan untuk membuat kimono meruapakan alasan mengapa kimono Jepang dijual dengan sangat mahal. Walaupun begitu, hingga saat ini masyarakat Jepang masih banyak menggunakan kimono khususnya pada acara-acara Istimewa seperti acara wisuda, festival, pernikahan, dan lain sebagainya.

 

 

Baca Juga: 5 Perbedaan Kimono Pada Pria dan Wanita yang Ada Di Jepang

Alifya Putri Photo Verified Writer Alifya Putri

Bibliophile

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya