6 Fakta Hatshepsut, Firaun Wanita Tangguh Berpenampilan Maskulin

Sukses menjalankan program yang memajukan Mesir

Hatshepsut merupakan seorang istri dari Firaun Thutmosis II dan Firaun ke-5 dari dinasti ke-18 Mesir. Hatshepsut pada awalnya merupakan seorang bupati yang kemudian memerintah sebagai ratu. Ketika suaminya Thutmosis II meninggal, ia memerintah sebagai wakil anak tirinya yaitu Thutmosis III yang mewarisi tahkta ayahnya ketika berusia 2 tahun.

Namun, setelah beberapa tahun pemerintahan Thutmosis III, Hatshepsut akhirnya mengambil posisi sebagai ratu secara penuh dan menjadikannya sebagai penguasa di Mesir bersama putra tirinya yaitu Thutmosis III.

Untuk menyesuaikan dirinya dalam patriarki Mesir, ratu Hatshepsut bahkan  mengambil peran sebagai seorang firaun laki-laki dengan berpenampilan seperti laki-laki maskulin. Ingin mengetahui informasi lebih banyak terkait Hatshepsut? Yuk, simak  artikel di bawah ini!

1. Hatshepsut memerintah Mesir selama hampir 20 tahun

6 Fakta Hatshepsut, Firaun Wanita Tangguh Berpenampilan Maskulinilustrasi Hatshepsut yang memerintah Mesir (Wikimedia Commons/Hannah Pethen)

Pemerintahan Mesir yang dipimpin oleh Hatshepsut merupakan pemerintahan yang cukup panjang dan lama. Dilansir laman The Metropolitan Museum of Art, Hatshepsut merupakan seorang firaun perempuan yang memerintah Mesir selama hampir 20 tahun  lamanya. Ia memerintah Mesir pada periode awal Kerajaan Baru di abad ke-18.

Hatshepsut menjadi seorang raja perempuan di Mesir sejak tahun 1473-1458 sebelum masehi. Selama hampir 20 tahun tersebut, ia memerintah Mesir dan mengambil gelar serta tanda kebesaran penuh sebagai seorang firaun wanita.

2. Latar belakang keluarga Hatshepsut

6 Fakta Hatshepsut, Firaun Wanita Tangguh Berpenampilan Maskulinilustrasi Hatshepsut yaitu anak dari pasangan Thutmosis I dan Ahmose (Wikimedia Commons)

Dilansir laman National Geographic, Hatshepsut merupakan salah satu putri dari pasangan Firaun Thutmosis I dan istrinya Ahmose. Hatshepsut lalu menikah dengan saudara tirinya yaitu Firaun Thutmosis II dan memiliki seorang putri bernama Neferure.

Pada tahun 1479 sebelum masehi ketika Thutmosis II meninggal, anak tirinya yang berusia 2 tahun yaitu Thutmosis III ditunjuk sebagai pewaris takhta kerajaan. Hatshepsut dengan patuh menerima keputusan tersebut dan mengambil tanggung jawab sebagai seorang bupati pada pemerintahan Thutmosis III yang berusia masih sangat belia.

Namun, setelah beberapa tahun pemerintahan Thutmosis III, Hatshepsut akhirnya memutuskan untuk mengambil kekuasaan secara penuh sebagai ratu di Mesir.

3. Kampanye militer hingga proyek pembangunan besar-besaran

6 Fakta Hatshepsut, Firaun Wanita Tangguh Berpenampilan Maskulinilustrasi kuil Hatshepsut di Deir el-Bahri (Wikimedia Commons/Silar)

Untuk memperkuat Mesir, Hatshepsut melakukan beberapa hal seperti melakukan kampanye militer dan membangun beberapa monumen yang disebut sebagai “Proyek Pembangunan Hatshepsut”.

Hatshepsut mengirim ekspedisi penyerangan atau pasukan ke Byblos dan Sinai. Ia juga memimpin kampanye militer pada saat melawan Nubia dan Canaan.

Tidak hanya melakukan kampanye militer, Hatshepsut juga melakukan proyek pembangunan di Mesir.

Dilansir laman Rosicrucian Egyptian Museum, salah satu pencapaian terbesar Hatshepsut adalah dapat membangun kuil besar di Deir el-Bahri yang dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia dari Mesir kuno. Ia juga membangun dua pasang obelisk yang sangat megah setinggi 30 meter  di Karnak serta membangun kuil kamar mayat yang bernama Djeser-Djeseru.

4. Ekspedisi perdagangan ke Tanah Punt

6 Fakta Hatshepsut, Firaun Wanita Tangguh Berpenampilan Maskulinilustrasi pemerintahan Hatshepsut di tahun 1473-1458 sebelum masehi (Wikimedia Commons/Yair Haklai)

Hatshepsut tidak hanya terlibat dalam kampanye militer dan proyek pembangunan besar-besaran untuk memajukan Mesir, tetapi juga melakukan ekspedisi perdagangan untuk menggalakkan pertumbuhan ekonomi negaranya. Ia membangun hubungan perdagangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi Mesir. Ia melakukan ekspedisi perdagangan ke Tanah Punt dan berhasil mengimpor pohon Mur dan kemenyan (yang digunakan sebagai eyeliner oleh Hatshepsut) ke Mesir.

Selain itu, menurut laman History, ekspedisi perdagangan ke Tanah Punt yang dilakukan oleh Hatshepsut juga berhasil mengimpor beberapa barang berharga lainnya ke Mesir, seperti gading, kayu hitam, emas, kulit macan tutul, dan dupa.

Untuk memperoleh barang-barang berharga tersebut, pasukan ekspedisi perdagangan Hatshepsut harus melakukan pertukaran dengan barang-barang yang mereka bawa dari Mesir.

5. Firaun perempuan yang memiliki janggut

6 Fakta Hatshepsut, Firaun Wanita Tangguh Berpenampilan Maskulinilustrasi Hatshepsut yang digambarkan di kuil atau tempat pemakamannya (Wikimedia Commons/Vyacheslav Argenberg)

Dilansir dari laman Met Museum, selama 20 tahun pemerintahannya, Hatshepsut digambarkan sebagai seorang ratu yang memiliki penampilan maskulin.

Pada masa pemerintahannya, Hatshepsut meminta para seniman untuk melukis dirinya dengan mengurangi unsur femininitasnya, dengan menyertakan hiasan kepala, janggut palsu, dan pakaian maskulin tradisional yang sering dikenakan oleh para firaun laki-laki.

Hatshepsut mengadopsi penampilan maskulin untuk menunjukkan bahwa meskipun ia seorang wanita, ia memiliki hak untuk diperlakukan dengan rasa hormat yang sama seperti firaun laki-laki.

Selain itu, ia digambarkan sebagai firaun laki-laki karena sebelumnya tidak pernah ada penguasa perempuan di Mesir, sehingga ia merasa perlunya menegaskan kedudukannya dengan menampilkan dirinya dalam penampilan maskulin.

6. Hatshepsut meninggal karena penyakit dan dimakamkan bersama ayahnya di Lembah Para Raja

6 Fakta Hatshepsut, Firaun Wanita Tangguh Berpenampilan Maskulinilustrasi Lembah Para Raja di Mesir tempat Hatshepsut dikuburkan bersama ayahnya (Wikimedia Commons/Wouter Hagens)

Hatshepsut memerintah Mesir dari tahun 1473 hingga 1458 SM. Dia berkuasa selama 20 tahun sebelum akhirnya meninggal pada tahun 1458 SM. Menurut laman Egypt Tours Portal, Hatshepsut meninggal pada tahun 1458 SM ketika berusia pertengahan 40-an. Kematian itu disebabkan oleh abses setelah pencabutan gigi, diabetes, dan kanker tulang.

Saat pemakamannya, Hatshepsut tidak dimakamkan di kuil kamar mayat yang ia bangun, tetapi di Lembah Para Raja bersama ayahnya. Ukuran makam ayahnya diubah agar bisa menampung Hatshepsut. Pada tahun 1903, arkeolog asal Inggris bernama Howard Carter menemukan sarkofagus Hatshepsut di Lembah Para Raja, memberikan wawasan baru tentang peradaban Mesir pada abad ke-14 SM.

Itulah enam fakta tentang Hatshepsut. Dia adalah seorang ratu dan firaun yang memerintah Mesir bersama putra tirinya, Thutmosis III, selama 20 tahun, dari 1473 hingga 1458 SM. Selama masa pemerintahannya, dia berhasil mengadakan kampanye militer melawan Nubia dan Canaan, serta membangun proyek besar seperti obelisk dan kuil di Deir el-Bahri. Hatshepsut juga mengadakan ekspedisi perdagangan ke Tanah Punt untuk memajukan ekonomi Mesir.

Dalam masa pemerintahannya, Hatshepsut digambarkan sebagai seorang firaun wanita dengan penampilan maskulin dan jenggot, mungkin untuk mendapatkan penghormatan yang sepadan dengan firaun laki-laki. Hatshepsut meninggal pada tahun 1458 SM dan dimakamkan di Lembah Para Raja bersama ayahnya.

Baca Juga: Siapa Firaun Hidup dan Berkuasa Zaman Nabi Musa?

Alifya Putri Photo Verified Writer Alifya Putri

Bibliophile

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya