7 Pahlawan Nasional Kelahiran Bulan November Ini Layak Jadi Idola
ilustrasi pria memegang bendera Indonesia (unsplash.com/Falaq Lazuardi)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bulan November termasuk bulan yang spesial bagi warga Indonesia karena tepat pada tanggal 10 November diperingati sebagai hari pahlawan. Bulan ini dapat digunakan sebagai momentum yang tepat untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan sekaligus mengambil pelajaran dari kisah perjuangan mereka.
Sudah sepatutnya sikap para pahlawan harus ditanamkan kembali pada diri generasi saat ini maupun yang akan datang. Terlebih dalam situasi pandemik Covid-19 yang kini menjadi tantangan berat bagi bangsa Indonesia. Tidak hanya berasal dari kalangan tentara, tujuh pahlawan nasional yang lahir di Bulan November berikut layak kita jadikan idola untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Siapa saja? Yuk, disimak!
1. Dr. G.S.S.J Ratulangie
ilustrasi Dr. G.S.S.J Ratulangie (direktoratk2krs.kemsos.go.id)Sam Ratulangi lahir pada 5 November 1890 di Tondano, Sulawesi Utara dan meninggal pada usia 58 tahun. Ketika berstatus sebagai mahasiswa di Belanda, Beliau masuk menjadi anggota Indise Vereniging, Perhimpunan Mahasiswa Indonesia yang kemudian berganti nama menjadi “Perhimpunan Indonesia”.
Aktivis ini sangat berjasa bagi rakyat Minahasa karena Beliau berhasil menghapuskan kerja paksa (rodi), menyelenggarakan transmigrasi, dan mendirikan yayasan dana belajar untuk mahasiswa di Sulawesi Utara. Sam Ratulangi juga dikenal dengan filsafatnya "Si tou timou tumou tou" yang artinya manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia. Keren guys!
2. Tuanku Tambusai
ilustrasi Tuanku Tambusai (direktoratk2krs.kemsos.go.id)Beliau adalah seorang ulama asal Rokan Hulu, Riau yang lahir pada 5 November 1784. Tuanku Tambusai menyebarkan Islam di daerah-daerah yang belum memeluk Islam, antara lain di Tapanuli Selatan. Ulama yang belajar di Mekah tersebut mampu mengubah surau-surau yang awalnya hanya digunakan sebagai tempat ibadah menjadi lembaga pendidikan ilmu agama sekaligus mengajarkan murid-muridnya untuk menjadi pejuang tanah air yang tangguh.
Beliau berhasil mengepung penjajah Inggris di daerah Natal dan menghalangi Belanda memusatkan kekuatannya di daerah Rao dan Dalu-Dalu. Kegigihan dan jiwa kepemimpinan yang unggul membuat Beliau terkenal dengan sebutan “De Padrische Tijger van Rokan” (Harimau Paderi dari Rokan).
3. Pangeran Diponegoro
ilustrasi Pangeran Diponegoro (direktoratk2krs.kemsos.go.id)Siapa yang tidak kenal Pangeran Diponegoro? Tokoh yang bernama asli Raden Mas Ontowiryo ini lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta. Beliau terkenal sebagai pemimpin perang Jawa terbesar melawan Belanda dalam kurun waktu 5 tahun (1825 - 1830).
Pangeran Diponegoro mampu memimpin masyarakat Jawa, mulai dari kalangan petani hingga golongan priyayi untuk melawan penjajahan Belanda. Bahkan, Pangeran Diponegoro juga berhasil memobilisasi para bandit profesional yang sebelumnya ditakuti oleh penduduk pedesaan menjadi pejuang pembela rakyat.
Beliau terkenal dengan semboyan “sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati” yang artinya sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati. Pangeran Diponegoro juga mendapatkan penghargaan tertinggi dari UNESCO pada 21 Juni 2013, dengan menetapkan Babad Diponegoro sebagai Memory of the World.
Baca Juga: 9 Pahlawan Perempuan Indonesia yang Perlu Kamu Ketahui, Semuanya Hebat
4. Marsda TNI. Anm. A. Halim Perdanakusuma
Editor’s picks
ilustrasi Marsda TNI. Anm. A. Halim Perdanakusuma (direktoratk2krs.kemsos.go.id)Tokoh muda ini lahir pada tanggal 18 November 1922 di Sampang, Madura, Jawa Timur dan meninggal di usia 25 tahun. Meskipun tergolong muda, Abdul Halim Perdanakusuma memiliki jasa yang besar dalam membina dan mengembangkan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).
Beliau melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi penerbang Angkatan Udara Republik Indonesia. Abdul Halim Perdanakusuma gugur ketika pesawatnya ditugaskan kembali ke Indonesia untuk mengambil obat-obatan dan perlengkapan persenjataan.
5. Izaac Huru Doko
ilustrasi Izaac Huru Doko (direktoratk2krs.kemsos.go.id)Pendidik dan aktivis ini lahir pada tanggal 20 November 1913 di Seba, Pulau Sabu, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Beliau merupakan penggagas berdirinya Universitas Udayana di Denpasar, Bali (1959) dan Undana, Kupang (1962). Melalui surat kabar “Timor Syuho”, Izaac Huru Doko mempelopori perjuangan kemerdekaan Indonesia yang pada saat itu berada di bawah penjajahan Jepang.
Selain itu beliau juga dikenal menjadi penasihat dari utusan Timor ke Konferensi Malino tahun 1946. Dalam konferensi tersebut, beliau berhasil memperjuangkan zelfbeschikkingsrecht (hak menentukan nasibnya sendiri) bagi bangsa Indonesia dan mempertahankan Negara Kesatuan RI, serta menghapuskan Korte Verklaring (Plakat Pendek, otonomi) dari daerah-daerah Swapraja.
Karena kegigihan dan keteguhannya dalam memperjuangkan aspirasi untuk merdeka dalam Negara Kesatuan RI, van Mook (Gubernur Jenderal) memberi sebutan "Ayam Jantan dari Timor" kepada Beliau.
6. Sultan Mahmud Badaruddin II
ilustrasi Sultan Mahmud Badaruddin II (direktoratk2krs.kemsos.go.id)Nama asli dari Sultan Mahmud Badaruddin II adalah Raden Hasan. Beliau lahir pada tanggal 23 Nov 1767 di Palembang, Sumatera Selatan dan meninggal pada usia 84 tahun. Semasa hidup, Beliau memimpin pertempuran melawan penjajah Inggris dan Belanda. Salah satu peperangan terbesar ketika kepemimpinan Beliau adalah Perang Menteng yang melawan Belanda pada tahun 1819.
Sultan Mahmud Badaruddin II telah membuktikan bahwa Beliau sebagai seorang pemimpin, mempunyai pandangan yang jauh ke depan dan dapat mempergunakan kesempatan yang tepat untuk membebaskan kesultanan serta rakyat Palembang dari pengaruh kekuasaan asing.
7. MGR.A. Sugyopranoto SJ
ilustrasi MGR. A. Sugiyopranoto (direktoratk2krs.kemsos.go.id)Uskup Agung Katolik ini lahir pada 25 November 1896 di Surakarta, Jawa Tengah. Tidak hanya berperan sebagai pemuka agama, Beliau adalah seorang patriot dan nasionalis sejati. Beliau dipuji karena kegigihannya dalam melawan pendudukan Jepang dan revolusi nasional.
Salah satu kutipan dari pidato Beliau ketika Kongres Katolik Seluruh Indonesia di Semarang tahun 1954 adalah "jika kita merasa sebagai orang Kristen yang baik, kita semestinya juga menjadi seorang patriot yang baik."
Itulah 7 pahlawan nasional kelahiran Bulan November yang pantas kamu teladani sekaligus bisa dijadikan role-model masa kini dalam berbangsa dan bernegara. Semangat!
Baca Juga: 5 Cara Memberikan Apresiasi kepada Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
