[OPINI] Fenomena Perselingkuhan Pasangan Mahasiswa Saat KKN 

Perselingkuhan KKN: dari misi pengabdian jadi drama asmara!

Intinya Sih...

  • Mahasiswa sering berselingkuh selama KKN, terpengaruh jarak dan lingkungan.
  • Kedekatan dalam kelompok sering berujung pada hubungan asmara di lokasi KKN.
  • Kurangnya pengendalian diri dan komitmen menjadi faktor utama perselingkuhan saat KKN.

Fenomena perselingkuhan saat KKN seolah menjadi semacam "ritual" tak tertulis bagi sebagian mahasiswa. Bayangkan saja, mereka berangkat dengan semangat menggebu-gebu membawa misi pengabdian, tapi pulangnya malah membawa "oleh-oleh" berupa kisah asmara yang berbelit-belit. Ah, KKN, momen di mana hati mahasiswa diuji, tak ubahnya ujian mata kuliah yang penuh jebakan batman.

Selama KKN, mahasiswa ditempatkan di pelosok-pelosok negeri, jauh dari peradaban kampus dan juga dari pacar tersayang. Jarak yang jauh ini sering kali mengakibatkan komunikasi dengan pasangan jadi terbatas. Maklum, sinyal internet di desa-desa KKN itu kadang mirip cendrawasih—eksis tapi sulit ditemukan. Akhirnya, hati yang kesepian mulai mencari pelampiasan, dan muncullah istilah "cinlok KKN".

Di lokasi KKN, mahasiswa bekerja sama dalam kelompok dan harus tinggal bersama selama beberapa bulan. Kedekatan yang terjalin antara sesama peserta sering kali berujung pada perasaan "terlalu nyaman". Apa yang awalnya hanya saling curhat tentang keluhan program kerja, lama-kelamaan berubah menjadi saling tatap mata penuh arti di bawah sinar bulan desa yang syahdu.

Tidak bisa dipungkiri, lingkungan dan pergaulan selama KKN juga turut andil. Di kampus, mahasiswa mungkin berpikir dua kali sebelum berbuat neko-neko karena takut ketahuan pacar atau teman. Tapi di lokasi KKN yang jauh dari "mata-mata" itu? Bebas merdeka! Ditambah lagi, kalau rekan sekampung KKN lebih permisif soal urusan asmara, wah, makin leluasalah para pejuang KKN ini.

Lalu ada masalah klasik: kurangnya pengendalian diri. Mahasiswa yang berangkat KKN sering kali belum sepenuhnya matang dalam hal pengendalian emosi dan hasrat. Saat ada teman sekelompok yang manisnya tiada tara, godaan untuk berselingkuh jadi tak terelakkan. Apa yang awalnya hanya niat membantu masyarakat berubah jadi "membantu diri sendiri" menemukan kenikmatan cinta baru.

Dan mari kita bicara soal komitmen. Menjaga komitmen itu susah, bro! Apalagi ketika ada godaan di depan mata dan pacar di ujung sinyal. Mahasiswa yang belum siap mental untuk setia akan dengan mudah tergelincir. “Ah, cuma sekali ini aja,” pikirnya, padahal kita tahu, sekali tergelincir, susah kembali ke jalan yang benar.

Jadi, begitulah. KKN seharusnya jadi momen mahasiswa mengabdi pada masyarakat, malah sering kali jadi ajang mencari sensasi asmara. Mungkin sudah saatnya lembaga pendidikan memperketat aturan dan memberikan bimbingan lebih intensif. Agar kisah KKN tidak selalu diakhiri dengan air mata penyesalan dari pasangan yang ditinggalkan. Atau mungkin, kita bisa mulai kampanye: "KKN Tanpa Perselingkuhan, Demi Masa Depan yang Lebih Baik". Siapa tahu, dengan begitu, mahasiswa bisa fokus mengabdi tanpa harus mengkhianati hati.

Baca Juga: [OPINI] Ketika Kulit Gelap Sedikit Dibilang Aura Maghrib

Nahlu Hasbi Heriyanto Photo Writer Nahlu Hasbi Heriyanto

English Education graduate with a focus on critical literacy and socio-cultural analysis. Committed to producing insightful essays that thoughtfully engage with complex ideas.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya