Mobil Listrik dan Hal yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Membelinya!

Mobil listrik adalah solusi, tapi apakah tepat jika dibeli?

Beberapa tahun terakhir, industri otomotif mulai menggeliat dalam memproduksi mobil listrik. Sebut saja brand Tesla, salah satu brand tersohor dunia yang digawangi Elon Musk.

Mobil listrik memang semakin dilirik sebagai salah satu solusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan. Dengan listrik sebagai bahan bakar utamanya, mobil jenis ini dinilai mampu mengurangi polusi udara. Selain itu, kesan canggih dan tampilan body mobil yang lebih futuristik dibandingkan mobil konvensional, membuat banyak orang mulai beralih menggunakan mobil listrik.

Namun, sebelum kamu memutuskan untuk membeli mobil listrik, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan agar pemakaiannya lebih bermanfaat dan uangmu gak terbuang sia-sia.

Sesuaikan kapasitas baterai dengan kebutuhan perjalanan sehari-hari

Mobil Listrik dan Hal yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Membelinya!Ilustrasi mengendarai mobil (Unsplash.com/Dan Gold)

Membeli mobil listrik pertama-tama harus memperhatikan jangkauan kilometer yang mampu dicapainya. Jika aktivitasmu mengharuskan untuk bepergian jarak jauh seperti ke luar kota, pilihlah mobil listrik yang punya jangkauan kilometer panjang dalam satu kali sesi pengisian baterai.

Semakin besar kapasitas baterai, semakin jauh jarak tempuhnya. Saat ini, mobil listrik yang beredar di Indonesia memiliki kapasitas terkecil sebesar 20 kWh (kilowatt per hour) dengan jangkauan 180 km. Sedangkan kapasitas terbesar berada di angka 100 kWh dengan daya jelajah 500 km.

Artinya, kamu harus memastikan daya jangkau maksimal sebuah baterai mobil listrik sebelum membelinya. Jangan sampai kapasitas baterai lebih kecil daripada kebutuhan perjalananmu, ya.

Tambah kapasitas tegangan listrik di rumah untuk mempermudah pengisian baterai mobil

Mobil Listrik dan Hal yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Membelinya!Pengisian daya baterai di rumah (Unsplash.com/dcbel)

Beberapa merek mobil listrik memang mengharuskan mobilnya untuk diisi di stasiun pengisian bahan bakar resmi. Hal ini bertujuan agar tegangan listrik yang dialirkan sesuai dengan kebutuhan baterai. Dengan begitu, baterai mobil gak akan cepat rusak.

Di sisi lain, ada opsi berikutnya yang juga bisa dipertimbangkan, yakni mengisi baterai mobil di rumah. Namun, kamu butuh memastikan kapasitas tegangan listrik rumahmu selalu cukup karena baterai mobil listrik memakan daya yang cukup besar.

Dihimpun dari berbagai sumber, portable charging untuk pengisian di rumah pada umumnya menyediakan daya pengisian 8A (1.760 watt), 10A (2.200 watt), dan 12A (2.640 watt).

Baca Juga: Sel Surya sebagai Sumber Listrik Alternatif ketika Listrik Mati

Ketahui tempat pengisian daya baterai terdekat dan jarak tempuhnya

Mobil Listrik dan Hal yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Membelinya!Ilustrasi pengisian daya baterai mobil listrik di station (Unsplash.com/Bob Osias)

Jika belum memungkinkan untuk menambah daya listrik di rumah, kamu tetap bisa mengisi baterai mobil di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Saat ini, pemerintah tengah gencar membangun infrastruktur tersebut untuk mempermudah para pemakai mobil listrik.

Dilansir dari Databoks Katadata, hingga akhir 2021, Kementerian ESDM mencatat ada 267 unit SPKLU dan Charging Station yang sudah didirikan di seluruh Indonesia. Sejauh ini, mayoritas SPKLU memang masih berada di Jakarta dengan jumlah 101 unit.

Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara memiliki total 43 unit. Jabar memiliki total 37 unit dan Banten 40 unit. Bergeser ke Jateng dan DIY, sudah ada 27 unit. Sumatera memiliki 21 unit, dan Sulawesi, Kalimantan, Maluku memiliki total 18 unit.

Jumlah unit tersebut akan terus bertambah karena PLN menargetkan akan membangun 4.900 unit SPKLU hingga akhir tahun 2022.

Kamu perlu mempertimbangkan kemudahan akses jarak SPKLU dengan tempat tinggalmu agar nantinya gak menghambat mobilitas.

Lama pengisian daya baterai mobil listrik juga berbeda-beda loh

Mobil Listrik dan Hal yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Membelinya!Ilustrasi durasi waktu pengisian daya baterai (Unsplash.com/myenergi)

Salah satu tantangan yang mempengaruhi keputusan banyak orang ketika ingin membeli mobil listrik adalah durasi pengisian baterainya. Kalau mobil konvensional hanya butuh 1-2 menit pengisian, mobil listrik butuh rata-rata setidaknya 3 jam pengisian dengan charger normal dan 1 jam dengan menggunakan fast charging.

Selain itu, durasi pengisian juga dipengaruhi oleh spesifikasi mobil. Seperti mobil listrik BMWi3S, hanya membutuhkan waktu 39 menit untuk mencapai kapasitas baterai 80 persen jika menggunakan fast charging. Jika memakai charger normal, baterai mobil ini baru akan penuh sekitar 2 jam 45 menit.

Selanjutnya, mobil listrik asal Korea Selatan, Hyundai IONIQ 5 memerlukan waktu sekitar 45 menit untuk pengisian daya menggunakan fast charging bertegangan 350 kWh. Sedangkan untuk pengisian normal, kamu harus menunggu sekitar 5 jam.

Mengetahui durasi pengisian daya baterai ini nantinya akan membantumu untuk menentukan jadwal pengisiannya agar gak bersinggungan dengan agenda aktivitasmu yang lain.

Perlu perlakuan khusus untuk merawat mobil listrik

Mobil Listrik dan Hal yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Membelinya!Ilustrasi perawatan mobil (Unsplash.com/Tim Mossholder)

Salah satu kelebihan mobil listrik adalah perawatannya yang terbilang mudah. Komponen utama mobil listrik yang harus dirawat terdiri dari baterai, peranti lunak (software), dan motor penggeraknya. Jumlah komponen tersebut cenderung lebih sedikit bila dibandingkan dengan mesin pada mobil konvensional.

Meskipun begitu, mobil listrik tetap harus dirawat, terutama untuk menjaga ketahanan baterainya. Sebelumnya, kamu sudah mengetahui bahwa durasi pengisian baterai salah satunya dipengaruhi oleh metode pengecasan. Pemilihan metode tersebut rupanya bisa mempengaruhi usia baterai mobilmu, loh.

Dilansir dari Carmudi, metode pengisian daya normal atau slow charging menggunakan arus alternating current (AC). Sedangkan fast charging menggunakan arus direct current (DC).

Pengisian daya dengan slow charging memang akan memakan waktu lebih lama. Namun, metode tersebut ternyata lebih aman dan menjaga keawetan baterai mobil sehingga lebih dianjurkan untuk pemakaian sehari-hari.

Selain itu, kamu juga tetap perlu melakukan servis rutin. Hanya saja, mobil listrik gak perlu sering-sering dibawa ke bengkel atau dealer resminya. Kepada detik.com, Service General Manager PT Hyundai Motors Indonesia, Putra Samiaji, mengatakan pemakai mobil listrik baru perlu ke bengkel setelah mobilnya menempuh perjalanan 15.000 km. Jarak tersebut rata-rata dicapai dalam pemakaian 1 tahun.

Pemakaian mobil listrik dalam penyelenggaraan KTT G20

Mobil Listrik dan Hal yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Membelinya!Presiden Jokowi mengisi daya baterai mobil listrik operasional KTT G20 (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Pemakaian mobil listrik disinyalir sebagai salah satu solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Berbagai negara di belahan dunia pun mulai beralih menggunakan mobil jenis ini.

Survei yang diadakan oleh International Energy Agency pada tahun 2018 menunjukkan bahwa Tiongkok sebagai negara pemakai mobil listrik terbanyak di dunia dengan jumlah 2,24 juta unit. Disusul oleh Amerika Serikat di peringkat kedua dengan jumlah 1,13 juta unit.

Sementara di Indonesia, Kementerian Perhubungan mencatat per Maret 2022, jumlah unit kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) sejumlah 16.060 unit. Jumlah ini masih tergolong rendah dibandingkan negara Tiongkok dan AS. Namun, Indonesia masih akan terus berupaya meningkatkannya.

Pemerintah Indonesia tengah berupaya menurunkan emisi karbon hingga 29 persen tahun 2030 dan mencapai bebas karbon tahun 2060. Komitmen Indonesia merespons tantangan perubahan iklim ini tercermin dalam tema Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022, Recover Together, Recover Stronger. Presidensi G20 Indonesia dimulai sejak 1 Desember 2021 hingga acara puncak KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang.

Sebagai tuan rumah, Indonesia mengajak para pemimpin dunia untuk bekerja sama dalam menangani dampak perubahan iklim yang kian memburuk. Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan, dalam rangkaian acara G20, hampir semua moda transportasi yang digunakan adalah kendaraan listrik.

Dilansir dari CNN, kendaraan listrik di KTT G20 dipasok dari Toyota Astra Motor (TAM) berupa Lexus tipe UX 300e sebanyak 134 unit, Hyundai Genesis G80 sebanyak 46 unit, dan Wuling Ev sebanyak 300 unit. Nantinya, Airlangga menyebut akan ada penambahan bus listrik untuk mendukung operasional KTT G20.

Presiden Jokowi juga telah meresmikan SPKLU ultra fast charging pertama di Indonesia di Central Parking ITDC, Bali (25/3). Total ada 60 SPKLU ultra fast charging 200 kW dan 150 titik fasilitas home charging yang siap digunakan untuk seluruh delegasi.

SPKLU tersebut mampu mengisi daya baterai selama kurang dari 30 menit untuk 1 kendaraan.

Dengan digunakannya mobil listrik sebagai kendaraan resmi para delegasi G20, menunjukkan bahwa Indonesia berkomitmen serius dalam upaya peralihan dari ketergantungan pada energi fosil ke energi terbarukan.

Nah, buat kamu yang berencana membeli mobil listrik, perhatikan terlebih dahulu 5 hal yang sudah dituliskan di atas, ya. Jika sudah memantapkan hati dan finansial, saatnya berkontribusi untuk mengurangi gas emisi karbon di Indonesia.

Kamu juga bisa menuliskan aspirasi dan opinimu seputar penyelenggaraan KTT G20 di Indonesia dengan mengikuti kompetisi menulis 1000 Aspirasi Indonesia Muda. Kompetisi ini masih akan berlangsung hingga 31 Oktober 2022 mendatang, loh. Tunggu apa lagi? 

Baca Juga: Dukung KTT G20, Wuling Terjunkan 300 Unit Mobil Listrik Air ev

Cindy Rebecca Photo Writer Cindy Rebecca

Orang biasa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dimas Bowo

Berita Terkini Lainnya