TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Hal seputar Biodiesel B50, Bahan Bakar Olahan Kelapa Sawit

Dinilai lebih murah dan ramah lingkungan

ilustrasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Energi biodiesel B50 dinilai menjadi kekuatan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung energi. Sebabnya, sumber dari energi tersebut adalah kelapa sawit, yang merupakan komoditi andalan Indonesia.

Kelebihan lainnya, biodiesel B50 memiliki harga yang terjangkau dan dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan energi berbasis fosil. Lantas, apa saja hal-hal yang perlu kita ketahui dari biodiesel B50 yang baru saja diresmikan oleh Kementerian Pertanian baru-baru ini? 

1. Bisa jadi solusi energi di Indonesia

pixabay.com/tristantan

Salah satu pihak yang terlibat dalam produksi biodiesel B50 adalah Andi Nur Alamsyah selaku Ketua Working Group B50. Menurut dia, biodiesel B50 merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi nasional.

Lebih dari itu, biodiesel B50 juga dinilai menjadi solusi untuk meringankan anggaran negara yang terbebani oleh subsidi energi berbasis fosil.

"Ketahanan energi merupakan salah satu faktor penting ketahanan nasional. Selain itu, bagaimana ketahanan energi nasional melalui B50 ini juga dapat mengurangi emisi karbon dan menekan defisit neraca perdagangan serta meningkatkan kesejahteraan petani," kata Andi.

2. Perlu inovasi untuk optimalkan manfaat kelapa sawit

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit (IDN Times/Dokumen)

Tantangan ke depan yang akan dihadapi pemerintah untuk mengoptimalkan biodiesel B50 adalah pemenuhan bahan baku CPO. Tidak ketinggalan, perlu ada upaya intensif di hilir untuk meningkatkan efisiensi pabrik hingga 90 persen.

Andi pun menambahkan perlu adanya inovasi dan teknologi dalam menyesuaikan spesifikasi B50, penyesuaian insentif biodiesel dan introduksi teknologi baru, juga strategi komunikasi dan aspek-aspek legalitas yang oleh pihaknya sedang upayakan dan perkuat.

"Kami juga sedang melakukan penyesuaian infrastruktur dan sarana prasarananya untuk program B50 kedepan," imbuhnya.

Baca Juga: 70 Ribu Hektar Lahan Sawit Sumsel Terima Peremajaan Rp1,96 Triliun

3. Kolaborasi dengan berbagai pihak

ilustrasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Dibutuhkan pula kolaborasi lintas sektor untuk menjamin optimalisasi biodiesel B50, mulai dari sektor swasta hingga pemerintah di level daerah maupun pusat.

"Penting untuk ditekankan bagaimana mendorong pendekatan kebersamaan multistakeholder juga kalangan perusahaan dan industri biodiesel, melalui pendekatan kemitraan di dunia usaha dengan asas saling menguntungkan dan Bersama- sama meraih visi misi pembangunan perkebunan yang berkelanjutan, utamanya untuk ketahanan energi nasional," ujarnya.

Verified Writer

Andi IR

Belajar menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya