Menggenggam Masa Depan Cerah Lewat Hilirisasi, Indonesia Siap Maju?

Hilirisasi sebagai window of opportunity

Indonesia, negara kepulauan dengan sumber daya alam (SDA) melimpah, selama ini malah berpangku tangan pada ekspor bahan mentah ke luar negeri. Alasannya cukup krusial, negara kita tidak mampu mengolah bahan mentah secara mandiri. Gak heran kalau selama ini perekonomian kita cenderung lemah.

Namun, anggap saja itu sebagai masa lalu. Sebab, program hilirisasi semakin digenjot pemerintah guna meningkatkan nilai tambah SDA yang dihasilkan. Hilirisasi jadi lompatan besar sekaligus angin segar, yang mana negara ini didorong untuk menjadi produsen barang jadi atau setengah jadi. Bukan omong kosong belaka, pemerintah bahkan secara tegas telah melarang ekspor bijih nikel sejak 2020, lho. 

Dalam pidatonya yang dipublikasikan di situs Sekretariat Kabinet RI, Presiden Jokowi membeberkan tentang strategi hilirisasi hingga bukti nyata manfaatnya yang perlahan mulai terasa. Sejak pelarangan ekspor bijih nikel diberlakukan, Indonesia berhasil menumbuhkan investasi dengan pesat. Sebanyak 43 industri pengolahan nikel pun telah tersedia. Wah, pasti turut menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. Layak kita dukung, nih!

Sebelum mengulik lebih jauh, muncul sebuah pertanyaan, apa sebenarnya tujuan dari hilirisasi? Yap, tentu demi mewujudkan Indonesia Emas 2045. Indonesia berpotensi besar menjadi negara maju jika mampu memanfaatkan kekayaan alamnya dengan bijak. Salah satu kuncinya adalah melalui hilirisasi. Dengan hilirisasi, Indonesia mulai menggenggam masa depan yang cerah. 

"Indonesia harus menjadi negara yang juga mampu mengolah sumber dayanya, mampu memberikan nilai tambah, dan menyejahterakan rakyatnya. Dan, ini bisa kita lakukan melalui hilirisasi, yang sudah ratusan kali saya sampaikan," tegas Presiden Jokowi seperti yang dikutip dari Sekretariat Kabinet RI, (16/8/2023).

Lantas, kenapa startegi hilirisasi begitu digaungkan?

Pertumbuhan ekonomi memiliki peranan penting bagi kesejahteraan rakyat di suatu negara. Nah, hilirisasi sendiri merupakan bentuk upaya Indonesia dalam mengembangkan sektor ekonomi baru yang amat potensial. Presiden Jokowi mengatakan bahwa hilirisasi adalah window of opportunity untuk meraih kemajuan. Hilirisasi juga jadi pondasi kuat guna mendukung suksesnya Sustainable Development Goals (SDG) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). 

Saat ini, pemerintah masih gencar mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan transfer teknologi dengan memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan. Pasalnya, program hilirisasi gak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu adanya dukungan dari semua pihak demi percepatan tansformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Toh, hasil manisnya akan dinikmati bersama, bukan? 

Senada dengan hal itu, #KementerianInvestasi/BKPM ikut serta mendukung pemerintah dengan meluncurkan Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis. Nilai investasinya diperkirakan mencapai 545,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp8 triliun hingga 2040. Besar juga nilainya. Wajar saja, lantaran ada 8 sektor andalan yang meliputi minyak bumi, gas bumi, mineral, batu bara, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan kelautan. Cakupan 8 sektor tersebut terdiri dari 21 komoditas yang dipilih berdasarkan beberapa kriteria.

Kementerian Investasi/BKPM dalam situsnya juga menyebut Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) telah berkolaborasi dalam penyusunan buku putih bertajuk Membangun Masa Depan Indonesia, Mulai Hari Ini. Gak main-main, buku putih tersebut disusun melibatkan lebih dari 60 pemangku kepentingan, seperti asosiasi sektor industri, para pelaku industri, pemuka agama dan yang lainnya. Seserius itu ternyata!

Dengan hilirisasi, masa depan bangsa mulai tampak cerah

Usai menilik tujuan serta upaya-upaya yang ditempuh, lalu bagaimana dengan manfaat hilirisasi yang mulai dirasakan? Apa kontribusi hilirisasi bagi masa depan bangsa? Apakah Indonesia siap maju? 

Hilirisasi SDA adalah langkah strategis yang akan menghadirkan multiplier effect. Contoh nyatanya mendongkrak perekonomian, macam meningkatkan nilai tambah dan penerimaan negara, menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi ketimpangan ekonomi hingga memajukan negara dalam berkelanjutan. Hilirisasi adalah kunci masa depan yang lebih makmur bagi bangsa Indonesia. Mantap betul, deh pokoknya.

#HilirisasiUntukNegeri gak boleh dianggap remeh. Presiden Jokowi sangat optimistis. Jika program hilirisasi dilakukan secara konsisten, pendapatan per kapita digadang-gadang akan mencapai Rp153 juta (10.900 dolar AS) dalam 10 tahun mendatang. Tidak hanya itu, Sang Presiden merincikan kemungkinan peningkatan pendapatan per kapita hingga 22 tahun mendatang, lho. 

"Dalam 10 tahun mendatang pendapatan per kapita kita akan mencapai Rp153 juta (10.900 dolar AS). Dalam 15 tahun, pendapatan per kapita kita akan mencapai Rp217 juta (15.800 dolar AS). Dan, dalam 22 tahun, pendapatan per kapita kita, akan mencapai Rp331 juta (25.000 dolar AS). Sebagai perbandingan, pada 2022 kemarin kita berada di angka Rp71 juta. Artinya, dalam 10 tahun lompatannya bisa lebih dari 2 kali lipat lebih," jelas Presiden Jokowi.

Lebih lanjut, menurut lembaga pendidikan bisnis terkemuka di Swiss, Institute of Management Development (IMD), Indonesia naik dari peringkat ke-44 menjadi peringkat ke-34 sebagai negara dengan daya saing tinggi pada 2022. Hebatnya lagi, kenaikan tersebut merupakan kenaikan tertinggi di dunia. Itu adalah bukti bahwa Indonesia memang sudah sangat siap untuk maju. Patut diacungi jempol gak, nih? 

Program hilirisasi ditangani secara serius oleh pemerintah. Di antaranya dengan mempersiapkan SDM mumpuni, transfer teknologi, menguatkan fondasi infrastruktur, menggaet investor, serta meminimalisir dampak lingkungan. Meski membutuhkan waktu dan proses yang panjang, negara kita selangkah lebih dekat ke arah kemajuan dan sedang dalam perjalanan menuju masa depan yang cerah. Setuju?

Baca Juga: Mengupas 21 Komoditas Hilirisasi SDA, Nilainya Fantastis!

Akromah Zonic Photo Verified Writer Akromah Zonic

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya