WHO: Kami Akan Kehilangan Rumah Sakit Terakhir di Rafah 

WHO keluhkan sulitnya fasilitas kesehatan di Rafah

Jakarta, IDN Times – Pejabat World Health Organization (WHO), Richard Peeperkorn, mengatakan bahwa rumah sakit terakhir di Rafah akan berhenti berfungsi jika Israel terus melancarkan aksi ke wilayah itu. Angka kematian di Gaza pun diprediksi bakal meningkat signifikan.

“Jika serangan terus berlanjut, kami akan kehilangan rumah sakit terakhir di Rafah,” kata Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Gaza dan Tepi Barat,  pada Selasa (28/5/2024) dilansir dari Reuters.

Ia berbicara di sela-sela rapat Majelis Kesehatan Dunia di Jenewa, ketika tank-tank Israel dilaporkan bergerak semakin maju ke pusat Rafah. Menurutnya, rumah sakit lapangan kini tak mampu memenuhi pelayanan yang maksimal lantaran kurangnya peralatan.

”Rumah sakit lapangan yang tidak memiliki perlengkapan yang memadai tidak akan mencegah apa yang kita perkirakan, yakni tambahan angka kematian dan morbiditas yang besar," ungkapnya.

1. Keterbatasan akses bantuan medis

WHO: Kami Akan Kehilangan Rumah Sakit Terakhir di Rafah Badan WFP PBB melakukan pengisian stok bantuan untuk wilayah Gaza. (twitter.com/@WFP)

Peeperkorn mengatakan, dari tiga rumah sakit di Rafah, hanya satu yang hampir tidak berfungsi. Ia mengatakan, Rumah Sakit El-Najar yang sebelumnya melayani 700 pasien cuci darah kini sudah tidak beroperasi lagi.

Rafah telah menjdi pintu masuk utama bantuan kemanusiaan sebelum Israel meningkatkan serangan militernya di perbatasan Gaza awal bulan ini dan mengambil kendali penyeberangan dari sisi Palestina.

Peeperkorn mengatakan penutupannya berdampak langsung pada kemampuan WHO untuk mengirimkan pasokan medis ke Gaza.

“Hampir 100 persen perbekalan kesehatan, obat-obatan esensial, peralatan, sebenarnya berasal dari Al-Arish (di Mesir) melalui penyeberangan Rafah. Saat ini ada 60 truk yang berada di Al-Arish menunggu untuk masuk ke Gaza,” katanya.

Sejak penutupan Rafah, WHO hanya mampu mengirimkan tiga truk pasokan medis melalui Kerem Shalom, penyeberangan dari Israel.

Baca Juga: WHO Sesalkan Militer Israel Serang Kamp Pengungsi Rafah

2. Seruan untuk menghentikan serangan

WHO: Kami Akan Kehilangan Rumah Sakit Terakhir di Rafah Aksi protes warga AS di San Fransisco terhadap Israel dan AS dalam konflik Palestina pada 2021. (unsplash.com/Patrick Perkins)

Serangan di Rafah memicu reaksi dari berabagai pihak setelah Israel melancarakan serangan udara pada Minggu dan menewaskan sebanyak 45 orang di kamp distrik barat.

Pada Selasa, Israel juga menyerang zona kemanusiaan di wilayah Al Mawasi. Serangan itu menewaskan setidaknya 21 orang, menurut laporan Middle East Eye.

Juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh, menyebut serangan baru tersebut sebagai pembantaian. Ia menyerukan penerapan keputusan Mahkamah Internasional pekan lalu agar Israel menghentikan serangannya terhadap Rafah.

Sementara itu, Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, menyebut serangan itu sebagai hal yang mengerikan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga marah atas serangan tersebut.

“Operasi ini harus dihentikan. Tidak ada wilayah aman di Rafah bagi warga sipil Palestina,” katanya.

3. Israel klaim target Hamas secara presisi

WHO: Kami Akan Kehilangan Rumah Sakit Terakhir di Rafah Militer Israel atau Israel Defence Force. (twitter.com/@IDFSpokesperson)

Israel mengklaim bahwa pihaknya berupaya menargetkan dua anggota senior Hamas di Rafah. Israel mengatakan bahwa serangan pada Minggu merupakan “kesalahan tragis”.

Tel Aviv juga membantah serangan yang terjadi pada Selasa yang menyasar kamp pengungsi.

Sementara Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan pihaknya kini memantau dengan cermat situasi di Gaza. Baginya, Israel kini tak melanggar batas yang ditentukan oleh AS.

Kendati demikian, pihaknya tetap menyatakan menolak operasi besar-besaran Israel ke Rfaah yang menimbulkan banyak korban jiwa.

Baca Juga: Israel Bom Zona Aman Rafah, AS: Tak Langgar Garis Merah

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya