Warga Israel Demo Kediaman Netanyahu, Tuntut Gencatan Senjata Gaza
Intinya Sih...
- Ratusan ribu pengunjuk rasa di Israel menuntut gencatan senjata terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
- Pengunjuk rasa menargetkan kediaman Netanyahu di Caesarea dan serikat buruh Histadrut menyerukan penutupan seluruh perekonomian.
- Demonstrasi juga terjadi di Yerusalem dan Tel Aviv, dengan para pengunjuk rasa menyalahkan Netanyahu atas penemuan mayat enam sandera di Gaza.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Ratusan ribu pengunjuk rasa di Israel turun ke jalan untuk menuntut gencatan senjata terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Senin (2/9/2024). Beberapa pengunjuk rasa menargetkan kediaman Netanyahu di Caesarea.
"Anda adalah pemimpin. Anda bersalah!" bunyi teriakan para pengunjuk rasa di depan kediaman Netanyahu, dilansir CNN.
Demonstrasi telah berlangsung di berbagai kota di Israel. Aksi tersebut dilakukan usai penemuan mayat enam sandera di sebuah terowongan di Gaza pada Minggu, 1 September.
1. Netanyahu menghambat kesepakatan
Pemandangan di luar rumah pemimpin Israel tersebut merupakan puncak kemarahan yang membuat sebagian besar negara itu terhenti. Ada pula seruan dari serikat buruh terbesar Israel, Histadrut, untuk menutup seluruh perekonomian.
Aksi demonstrasi juga terjadi di Yerusalem dan Tel Aviv. Di Tel Aviv, para pengunjuk rasa di luar Kedutaan Besar AS meneriakkan "Malu!" hingga larut malam. Penerbangan masuk dan keluar dari Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv juga dihentikan selama dua jam.
Netanyahu dituduh menghambat upaya kesepakatan dengan Hamas oleh beberapa keluarga sandera dan pendukung mereka. Lebih dari 100 sandera, termasuk 35 orang yang diyakini telah meninggal, masih ditahan di Gaza.
Baca Juga: Netanyahu Tolak Lepas Kendali Koridor Gaza-Mesir Walau Diprotes
2. Hamas salahkan Netanyahu atas terbunuhnya sandera
Editor’s picks
Anggota biro politik Hamas, Izzat Al-Rishq, mengatakan kematian para sandera yang ditemukan pada Minggu dikarenakan sikap Netanyahu yang tak ingin menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. Ia menyalahkan Netanyahu atas kasus tersebut.
”Setiap penundaan dalam persetujuan dan komitmennya terhadap apa yang dicapai pada 7 Juli (dalam proposal gencatan senjata) berarti membahayakan nyawa lebih banyak tahanan," kata Izzat, dilansir Anadolu Agency.
Sebelumnya, dalam pidato Netanyahu, ia bersikeras mempertahankan wilayah perbatasan Gaza-Mesir yang dikenal sebagai Koridor Philadelphi di bawah kendali tentara Israel. Upaya ini disebut Izzat sebagai upaya Netanyahu untuk meraih kemenangan imajiner.
“Pernyataan Netanyahu adalah pidato orang yang putus asa yang mencari kemenangan imajiner yang belum berhasil ia pasarkan kepada audiensnya setelah 10 bulan perang Nazi melawan rakyat kami di Jalur Gaza,” katanya.
3. Netanyahu meminta maaf kepada warga Israel
Terkait penemuan mayat enam sandera, Netanyahu telah menyatakan permintaan maaf. Hal itu disampaikan dalam konferensi pers khusus.
“Saya mohon maaf karena kami tidak berhasil membawa mereka pulang dalam keadaan hidup. Kami hampir berhasil, tetapi kami tidak berhasil,” katanya dilansir The Jerusalem Post.
Netanyahu mengatakan telah berusaha bekerja sepanjang waktu untuk mencari jalan keluar. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan memulangkan sisa sandera.
"Saya tegaskan, sandera yang masih hidup harus dipulangkan," katanya.
Baca Juga: Hamas: Sandera Akan Kembali dalam Peti Mati Jika Serangan Berlanjut
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.