Usai Sebut Presiden China Diktator, Biden Ingin Temui Xi Jinping 

Biden tolak tudingan bahwa hubungan China-AS memburuk

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, pada Kamis (22/6/2023), keinginannya untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Keinginan itu diungkapkan setelah ia menyebut presiden China tersebut sebagai diktator.

Biden menolak tudingan bahwa hubungan AS-China memburuk. Ia kemudian memuji pembicaraan pada Senin antara Xi dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken yang berusaha mengendalikan ketegangan kedua negara.

“Sekretaris Blinken melakukan perjalanan yang luar biasa ke China. Saya berharap untuk bertemu dengan Presiden Xi suatu saat nanti dalam waktu dekat," ungkapnya, dilansir The Straits Times.

1. Sebut Xi sebagai diktator  

Usai Sebut Presiden China Diktator, Biden Ingin Temui Xi Jinping Xi Jinping, presiden China (twitter.com/MFA Russia)

Biden secara implisit juga meluruskan pernyataan sebelumnya tentang Xi. Ia mengatakan dirinya tidak akan menghindari mengatakan apa yang menurutnya adalah fakta di China.

"Itu bukan sesuatu yang akan saya ubah sangat banyak," katanya.

Berbicara dua hari setelah kunjungan Blinken ke Beijing, Biden mengatakan bahwa Xi telah mengokohkan kekuasaan seperti tidak ada pemimpin lainnya dalam beberapa dekade.

Ia juga mengklaim bahwa Xi sama sekali tidak mengetahui dugaan balon pengintai yang terbang di atas daratan AS pada Februari. Insiden itu memperburuk hubungan kedua negara.

“Alasan mengapa Xi Jinping menjadi sangat kesal ketika saya menembak jatuh balon itu dengan dua boks yang penuh dengan peralatan mata-mata adalah dia tidak tahu itu ada di sana,” kata Biden.

“Saya serius. Itu sangat memalukan bagi para diktator. Ketika mereka tidak tahu apa yang terjadi,” tambahnya.

Baca Juga: Joe Biden Sebut Xi Jinping Diktator, Rusia: Kebijakan AS Sulit Ditebak

2. Provokasi terbuka 

Usai Sebut Presiden China Diktator, Biden Ingin Temui Xi Jinping Menteri Luar Negeri China, Qin Gang, bertemu dengan Menlu AS Antony Blinken, Minggu 18 Juni 2023. (twitter.com/@SecBlinken)

China menyebut komentar yang dikeluarkan Biden sangat tidak masuk akal dan tidak bertanggung jawab.

“Komentar Biden sangat bertentangan dengan fakta dan melanggar protokol diplomatik, dan sangat melanggar martabat politik China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Mao Ning.

Mao kemudian mengatakan, pernyataan tersebut merupakan provokasi politik yang dilakukan secara terang-terangan.

“China mengungkapkan ketidakpuasan dan penentangan yang kuat,” kata Mao.

Pernyataan Biden dalam penggalangan dana dikhawatirkan kembali mengancam hubungan kedua negara.

3. Pertemuan di KTT G20 mendatang 

Usai Sebut Presiden China Diktator, Biden Ingin Temui Xi Jinping Xi Jinping dan Joe Biden (Instagram.com/chinaxinhuanews/facebook.com/Joe Biden)

Biden dikenal dalam politik karena lidahnya yang longgar, tetapi juga karena keyakinannya pada kekuatan diplomasi pribadi.

Presiden Biden dan Xi sempat mengadakan pertemuan tatap muka pertama di sela-sela KTT G-20 pada November 2022 lalu di Bali. Pertemuan itu telah lama dinantikan.

Xi dan Biden akan kembali bertemu di New Delhi, India, pada September untuk KTT G20 berikutnya. Biden juga mengundang Xi ke San Francisco pada November ketika AS menjadi tuan rumah forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik.

Baca Juga: China Gak Terima Xi Jinping Disebut Diktator oleh Joe Biden

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya