Pasukan Israel Diduga Gunakan Perisai Manusia di Tepi Barat

Pasukan IDF memanfaatkan anak usia 10 tahun sebagai tameng

Intinya Sih...

  • Pasukan IDF diduga menggunakan anak-anak sebagai perisai manusia saat menyerbu Tepi Barat.
  • Anak 10 tahun, Malek Shihab, diperlakukan kejam oleh pasukan IDF dengan ancaman anjing dan penembakan.
  • Konflik di Gaza dan Tepi Barat telah mengakibatkan ribuan korban jiwa dan serangan terus berlanjut.

Jakarta, IDN Times – Pasukan Israel atau IDF diduga kuat memanfaatkan anak-anak sebagai perisai manusia ketika menyerbu wilayah Tepi Barat. Tuduhan itu tergambar dalam sebuah laporan investigasi yang dimuat oleh The Guardian, Sabtu (31/08/2024).

Seorang gadis Palestina berumur 10 tahun, Malek Shihab, menceritakan bagaimana ia dan keluarganya mendapatkan kekerasan dari IDF. Malek ditangkap saat IDF menggrebek kediamannya di kamp Nur Shams pada Rabu.

IDF menggunakan anjing untuk mengintimadasi Malek beserta ibunya dan saudara-saudaranya. Di bawah ancaman anjing tersebut, Malek dipaksa membuka setiap pintu rumah selama penggrebekan.

Sementara itu, pasukan IDF bersiap menembaki siapa pun yang muncul dari balik pintu. Satu pintu tidak dapat dibuka, dan karena putus asa untuk menurut, gadis itu ingat memukulnya dengan kepalanya.

"Saya tidak tahu kenapa. Saya hanya ingin pintu itu terbuka," katanya pada hari Sabtu, ditemani oleh orang tuanya.

1. IDF tak menemukan apa-apa

Pasukan Israel Diduga Gunakan Perisai Manusia di Tepi BaratMiliter Israel atau Israel Defence Force. (twitter.com/@IDFSpokesperson)

Saat penggrebekan, pasukan pendudukan kecewa karena tidak dapat menemukan satu pun target mereka di rumah tersebut. Namun upaya mereka berhasil meneror keluarga Palestina lainnya. 

Seperti biasanya, komando militer Israel menolak penjelasan Malak tentang kejadian tersebut. IDF menolak untuk bertanggung jawab atas terorisme sistematis yang dilakukan oleh pasukan Israel. 

"Setiap kali pasukan masuk, semakin banyak anak-anak di Nur Shams yang menjadi korban kekerasan," tulis The Guardian.

2. Penembakan membabi-buta terhadap warga sipil

Pasukan Israel Diduga Gunakan Perisai Manusia di Tepi BaratSeorang pria membawa bendera Palestina di tengah asap hitam. (pixabay.com/Hosny_Salah)

Cerita Malek hanya satu di antara sekian banyak kasus kekejaman Israel di Tepi Barat.

Ayed Abu al-Haija, seorang pria berusia 63 tahun dengan masalah kesehatan mental menjadi korban langsung kekejaman itu. Cucu perempuannya telah melihatnya berdiri di ambang pintu dari jendela lantai atas pada Rabu sore dan mendesaknya untuk masuk ke dalam.

Namun kemudian dia mendengar suara aneh, dan saat turun, dia mendapati Ayed terbaring telentang dengan sebagian tengkoraknya hilang. Keponakannya, Haytham, menduga dia telah ditembak oleh penembak jitu Israel yang menembak dari jendela tinggi di jalan.

”Taktik ini telah banyak digunakan selama penggerebekan di Tepi Barat, di mana penembak jitu Israel menembak dan membunuh warga Palestina yang tidak menaruh curiga, termasuk anak-anak,” tulis Al Mayadeen.  

Ayed sebelumnya telah mengalami penyiksaan di tangan pasukan Israel, yang memenjarakannya pada tahun 1970-an. Penyiksaan ini telah membuatnya terluka secara mental dan rentan di kamp pengungsi.

3. Konflik di Palestina terus berlanjut

Pasukan Israel Diduga Gunakan Perisai Manusia di Tepi BaratPasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)

Baik di Gaza maupun Tepi Barat telah mengalami eskalasi konflik belakangan ini. Di Gaza, jumlah korban akibat serangan Israel telah lebih dari 40 ribu jiwa menurut laporan Al Jazeera terbaru.

Sementara itu di Tepi Barat, serangan juga terus berlanjut sejak dimulai pada Rabu. Israel mengklaim bahwa mereka menargetkan kelompok-kelompok yang menimbulkan ancaman terhadap keamanan Israel.  

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi menyebut pembenaran Israel atas serangannya di Tepi Barat yang diduduki sebagai “kebohongan”.

"Kami menolak klaim para menteri ekstremis rasis yang mengarang-ngarang bahaya untuk membenarkan pembunuhan terhadap warga Palestina dan penghancuran kemampuan mereka,” katanya dilansir Al Jazeera.

Ayman menambahkan bahwa Yordania akan ikut membantu perjuangan warga Palestina dari pengusiran Israel.

Baca Juga: Faksi-faksi Palestina Kokohkan Persatuan Lawan Israel di Tepi Barat

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya