Netanyahu: Fase Konflik Intens Sudah Usai, tapi Perang Terus Berlanjut

Netanyahu mengatakan Lebanon akan jadi target berikutnya

Intinya Sih...

  • Netanyahu menyatakan fase pertempuran sengit di Gaza akan segera berakhir, tetapi konflik tidak akan berhenti sampai Hamas tak lagi menguasai wilayah tersebut.
  • Israel akan mengerahkan lebih banyak pasukan ke perbatasan Lebanon setelah pertempuran di Gaza usai, dalam upaya pertahanan dan pemulangan warga yang dievakuasi.
  • Potensi penyelesaian diplomatik dengan Hizbullah masih ada, namun perang menjadi opsi jika jalan diplomatik gagal. Konflik antara Hizbullah dan Israel meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon.

Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa fase pertempuran sengit antara Israel dan Hamas di Gaza akan segera berakhir. Namun, konflik tidak akan berakhir sampai kelompok Islam tersebut tak lagi menguasai wilayah Gaza.

Pernyataan Netanyahu itu, disampaikan pada Minggu (23/6/2024) dalam sebuah wawancara dengan Channel 14 Israel. Ketika ditanya kapan fase pertempuran sengit melawan Hamas akan berakhir, Netanyahu menjawab, “Segera.”

Namun militer akan tetap beroperasi di Gaza. Netanyahu juga menegaskan kembali penolakannya terhadap gagasan bahwa Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat akan memerintah Gaza menggantikan Hamas.

“Saya tidak bersedia mengakhiri perang dan membiarkan Hamas apa adanya,” katanya, dilansir Reuters.

Baca Juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang

1. Israel akan hadapi ancaman baru di Lebanon

Netanyahu: Fase Konflik Intens Sudah Usai, tapi Perang Terus BerlanjutMiliter Israel atau Israel Defence Force. (twitter.com/@IDFSpokesperson)

Netanyahu mengatakan, ketika pertempuran di Gaza usai, Israel dapat mengerahkan lebih banyak pasukannya ke sepanjang perbatasan Lebanon.

"Setelah fase intens selesai, kami akan memiliki kemungkinan untuk memindahkan sebagian pasukan ke utara. Dan kami akan melakukan ini. Pertama dan terutama untuk tujuan pertahanan. Dan kedua, untuk memulangkan warga kami (yang dievakuasi)," kata Netanyahu.

Konflik antara Hizbullah dan Israel di sepanjang perbatasan Lebanon selatan kini meningkat. Konflik itu diyakini menjadi teater baru dalam pertempuran Israel setelah hancurnya Gaza, Palestina.

2. Potensi penyelesaian konflik secara diplomatis masih ada

Netanyahu: Fase Konflik Intens Sudah Usai, tapi Perang Terus BerlanjutBendera Hizbullah Lebanon (twitter.com/Jewish Community)

Netanyahu mengatakan, potensi penyelesaian konflik melalui jalan diplomatik dengan Hizbullah masih ada. Namun perang akan menjadi opsi jika jalan diplomatik tersebut tak berhasil.

"Kalau bisa kita lakukan secara diplomatis. Kalau tidak, kita lakukan dengan cara lain. Tapi (warga) akan kita bawa pulang," ujarnya.

Banyak kota Israel di dekat perbatasan dengan Lebanon telah dievakuasi selama pertempuran tersebut.

Secara terpisah, pada Rabu, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, memperingatkan Israel terkait potensi meluasnya konflik di sepanjang perbatasan. Ia mengatakan bahwa pihaknya sebenarnya enggan untuk berperang, akan tetapi mereka juga siap jika potensi perang besar pecah.

“Kami sekarang memiliki senjata baru. Tapi saya tidak akan mengatakan siapa mereka. Ketika keputusan sudah diambil, mereka akan terlihat di garis depan,” katanya dalam sebuah pidato, dilansir AP.

Baca Juga: Israel Bom Sekolah yang Dikelola UNRWA, 8 Orang Tewas

3. Konflik berpotensi berimplikasi terhadap kawasan

Netanyahu: Fase Konflik Intens Sudah Usai, tapi Perang Terus BerlanjutPerakitan dermaga terapung untuk dikerahkan di lepas pantai Gaza untuk mendukung Operation Neptune Solace, 26 April 2024. (ANTARA/ANTARA/HO-Departemen Pertahanan AS)

Israel dan Hizbullah mulai saling serang sejak konflik di Gaza pada 7 Oktober 2023 pecah. Hizbullah yang merupakan sekutu dekat Hamas berjanji untuk ikut berperang atas nama perjuangan warga Palestina.

Nasrallah mengatakan, perang dengan Israel akan berimplikasi besar terhadap ketegangan regional. Ia tak segan akan menyerang negara lain yang juga ikut membantu Israel, termasuk Siprus, yang menjadi tuan rumah bagi pasukan Israel untuk melakukan latihan.

Sebagai tanggapan, Presiden Siprus Nikos Christodoulides mengatakan negara kepulauannya sama sekali tidak terlibat dalam operasi militer apa pun di wilayah tersebut.

”Siprus adalah bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah,” katanya, seraya menunjuk pada koridor maritim Siprus-Gaza yang digunakan untuk menyalurkan bantuan ke wilayah Palestina.

Hanya gencatan senjata di Gaza yang akan menghentikan pertempuran di perbatasan Lebanon-Israel, atau serangan terhadap sasaran-sasaran yang terkait dengan Barat dan Israel dari pemberontak Houthi Yaman dan milisi Irak yang bersekutu dengan Hizbullah.

Baca Juga: Israel-Hizbullah Memanas, Tanda-tanda Pecahnya Perang

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya