Militer Israel Sebut Hamas Semakin Piawai dalam Bertempur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Pasukan angkatan darat Israel dikabarkan mulai bergerak untuk membuka jalan dan melakukan pengepungan terhadap kota utama Gaza, Kamis (2/11/2023). Insinyur militer Israel, Iddo Mizrahi, pun mengkahwatirkan serangan balasan Hamas.
“Hamas telah belajar dan mempersiapkan diri dengan baik,” katanya, dilansir Reuters.
Mizrahi mengatakan, pasukannya menghadapi banyak ranjau dan jebakan. Hamas dan pejuang Jihad Islam Palestina melancarkan serangan gerilya dengan muncul dari terowongan untuk menembaki tank kemudian menghilang kembali.
Dalam salah satu video militer Hamas, seorang pejuang muncul di lapangan Gaza dan menempatkan alat peledak di sebuah tank, lalu berlari kembali ke terowongan dan menembakkan rudal anti-tank.
1. Hamas peringatkan Israel
Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, mengatakan bahwa jumlah korban tewas Israel di Gaza jauh lebih tinggi daripada yang diumumkan militer.
“Tentara Anda akan kembali dengan tas hitam,” katanya.
Sementara itu, militer Israel mengaku telah mengepung Gaza dan akan terus bergerak maju. Juru bicara militer Israel menambahkan, gencatan senjata tidak mungkin dilakukan meskipun ada tekanan internasional.
“Lebih dari 130 teroris telah dibunuh oleh militer Israel selama operasi darat baru-baru ini di Gaza,” kata Israel, dilansir The Jerusalem Post.
Israel menyerang pangkalan Hamas menggunakan kombinasi kekuatan udara, darat dan laut. Analis urusan luar negeri dan militer, Ejaz Haider, menilai bahwa membawa pasukan Israel masuk ke Gaza adalah cara yang paling tepat untuk menghancurkan Hamas.
Baca Juga: Nakba dan Malapetaka Dirampasnya Tanah Air Palestina
2. Menlu AS menuju Israel untuk serukan jeda perang
Editor’s picks
Melihat kondisi yang semakin parah, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengunjungi Israel pada Jumat. Pihaknya disebut berupaya mencegah dampak regional dari Perang Gaza dan mengamankan kesepakatan untuk jeda kemanusiaan.
“Kami bertekad untuk mencegah eskalasi di salah satu front ini, baik di Lebanon selatan, Tepi Barat, atau di mana pun di kawasan ini,” katanya sebelum bertolak ke Yordania dan Turki.
Pernyataan ini muncul sehari setelah presiden AS Joe Biden menyerukan jeda perang dalam salah satu kampanyenya di Minneapolis. Pemerintahan Biden kini menghadapi tekanan besar karena disebut gagal mengatasi perang di Gaza.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi akan menyampaikan tuntutan kepada Blinken untuk mengakhiri perang dalam pertemuan dengannya di Amman Sabtu besok.
"Safadi dan Blinken akan membahas situasi bencana yang terjadi di Jalur Gaza,” kata Kementerian Luar Negeri Yordania.
3. Jumlah korban jiwa terus bertambah
Jumlah korban jiwa di Gaza akibat serangan udara Israel terus meningkat. Per 2 November, menurut Al Jazeera, jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan Israel meningkat menjadi 9.061 orang, termasuk 3.760 anak-anak.
Israel masih terus melancarkan serangan udara. Pertempuran antara Hamas dan Israel juga masih terus berlanjut.
Pada Kamis, pakar PBB mendesak Israel dan sekutunya untuk segera melakukan gencatan senjata. Tidak disebutkan secara langsung siapa sekutu yang dimaksud.
“Kami menyerukan Israel dan sekutunya untuk segera menyetujui gencatan senjata. Kita kehabisan waktu," kata para pakar PBB.
Baca Juga: 4 WNI Berhasil Dievakuasi dari Gaza ke Mesir
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.