Militer Israel: Kami Kemungkinan Invasi Darat ke Lebanon

Israel akan ambil tindakan lebih untuk kalahkan Hizbullah

Intinya Sih...

  • Militer Israel siap invasi darat ke Lebanon untuk mengalahkan Hizbullah.
  • Operasi intelijen berhasil meledakkan perangkat komunikasi Hizbullah, menewaskan 39 orang dan melukai 3 ribu lainnya.
  • Konflik semakin memanas dengan serangan roket saling berbalas antara Israel dan Hizbullah, menyebabkan korban jiwa di kedua belah pihak.

Jakarta, IDN Times – Militer Israel menyebut ada kemungkinan untuk melakukan invasi darat ke Lebanon. Komandan Korps Staf Umum IDF, Mayor Jenderal (Purn.) Gershon HaCohen pada Senin (23/9/2024) mengatakan, hal ini dipengaruhi oleh eskalasi konflik yang semakin meningkat belakangan ini.

"Tidak ada pilihan lain. Kita harus dengan cara apa pun memulangkan penduduk yang dievakuasi ke rumah mereka," kata HaCohen, dilansir Jerussalem Post.

Cohen mengatakan bahwa pemerintah Israel telah menyadari tindakannya saat ini tidak dapat membawa penduduk kembali ke rumah, sehingga harus mengubah taktik.

Baca Juga: Hizbullah: Serangan Israel di Lebanon Lewati Semua Garis Merah

1. Operasi intelijen sangat cukup untuk menghancurkan Hizbullah

Militer Israel: Kami Kemungkinan Invasi Darat ke LebanonIlustrasi bendera Israel (Unsplash.com/Levi Meir Clancy)

Bagaimanapun, kata Cohen, pemulangan penduduk Israel ke rumahnya di sepanjang perbatasan adalah hal yang utama. Militer Israel telah menyusun cara agar hal itu bisa terjadi. Bahkan menurutnya, operasi intelijen sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan Hizbullah dari dalam. Akan tetapi, hal itu harus didukung oleh invasi darat.

“Bahkan tanpa mengerahkan pasukan darat, angkatan udara dengan menggunakan intelijen yang akurat dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada kemampuan tempur Hizbullah. Namun, sangat mungkin kita perlu masuk dengan pasukan darat,” katanya.

Salah satu kesuksesan operasi intelijen Israel terbaru adalah peledakan pager dan walki talkie di Lebanon pada Selasa dan Rabu pekan lalu. Militer Israel berhasil menyusupi bahan peledak ke dalam perangkat komunikasi yang meledak secara bersamaan dan menimbulkan korban di kalangan anggota Hizbullah.

Dilansir BBC, ledakan itu menewaskan 39 orang dan meluaki 3 ribu lainnya. Sementara dalam insiden walki talkie, dilaporkan 20 anggota Hizbullah tewas.

2. Harapan solusi dari Amerika

Militer Israel: Kami Kemungkinan Invasi Darat ke LebanonPresiden Amerika Serikat, Joe Biden (twitter.com/President Biden)

Soal kekhawatiran Amerika Serikat (AS) atas konflik, Cohen mengatakan Presiden Joe Biden masih berusaha untuk meredakan ketegangan kedua pihak. AS takut akan konflik yang dapat mengganggu stabilitas kawasan dan menyebabkan intervensi Iran.

Kendati demikian, untuk mengakomodir kepentingan AS, Israel juga membutuhkan solusi yang konkrit. ”Mereka ingin kita menahan diri. Sementara kepentingan AS dihormati, seluruh Israel mengharapkan solusi,” kata Cohen.

Baca Juga: Mengapa Hizbullah Masih Pakai Pager untuk Komunikasi?

3. Konflik semakin memanas antara kedua pihak

Militer Israel: Kami Kemungkinan Invasi Darat ke LebanonBendera Hizbullah Lebanon (twitter.com/Jewish Community)

Dilansir Al Jazeera, konflik antara Israel dan Hizbullah kini semakin memanas. Pada Senin dini hari, Israel kembali melancarkan 80 roket ke arah Lebanon selatan dan timur. Setidaknya ada 17 orang yang tewas dalam serangan tersebut.

Pada Minggu, Hizbullah juga meluncurkan rudal ke arah Israel. Tembakan itu untuk membalas beberapa serangan Israel sebelumnya. Tidak dikonfirmasi seberapa banyak korban dalam serangan itu.

Sehari sebelumnya Israel menyerang Beirut dan menewaskan 45 orang. Militer Israel dalam sebuah pernyataan mengatakan serangan itu menargetkan para anggota Hizbullah. Dikonfirmasi oleh kelompok itu, sebanyak 16 di antaranya merupakan anggotanya.

Serentetan serangan yang terjadi belakangan ini merupakan bagian dari konflik yang semakin tereskalasi. Konflik ini telah berlangsung sejak 8 Oktober 2023 lalu, sehari setelah pecahnya konflik di Gaza.

Hizbullah berulang kali menyatakan akan mengakhiri serangannya jika gencatan senjata di Gaza dapat tercapai. Namun gencatan senjata itu kini masih menemui jalan buntu.

Baca Juga: Presiden Kolombia Kecam Sikap Diam Media atas Genosida Israel di Gaza

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya